Sebelummya aku mau ucap terimakasih yang dulu sempat membaca CALL ME QUEEN, dan selamat datang di cerita yang sudah aku rombak ini.
Semoga kalian tetap suka✨
HAPPY READING ✨Sebelum Violet meminta ketiga temannya untuk ikut serta datang membantu, dia melakukan panggilan Video untuk mengatur strategi yang pas dengan mereka.
"Bagaimana? Apa langkah awal yang harus gue ambil?" Violet nampak serius, begitupun ketiganya. Mereka terdiam Sambil memikirkan sebuah ide.
Strategi tentu saja hal yang utama, dan harus di pikirkan secara matang, Sekalipun itu misi biasa. Mereka di tuntut profesional serta tidak boleh kehadiran mereka terendus banyak orang.
"Sebelumnya lo bilang kalau di sana banyak kasus pembulian?" Violet mengangguki perkataan Bora.
"Okey. Gue ada sedikit ide." Bora nampak membenarkan duduknya. Mereka nampak menyimak dengan serius ide yang di usulkan oleh.
"Mungkin bisa kalian tambahkan ide lainnya.""No!, ide lo cukup cemerlang!" Violat berseru senang. Bersyukur dia memiliki dan berada di lingkup orang-orang yang satu frekuensi dengannya. Para gadis hebat serta jenius, bukan mereka yang sibuk berbelanja dan bermanja.
"Kalian? Ada yang mau menambahkan ide?" Mereka menggeleng, tentunya ide dari Bora tidak ada kekurangan
Jangankan Violat, bahkan Yura yang lebih pintar strategi pun merasa jika usulan dari Bora bagus tanpa celah."Jadi kapan lo akan memberitahu orang itu?" Tanya Anala.
"Papa. Dia papa-nya Violat." Bora mengoreksi.
Anala mendengus malas "I know. Gue hanya takut Violat kurang suka gue bilang begitu." Dia melihat kelayar yang menampilkan wajah Violet "Gue engga terganggu, santai aja."
"Yasudah, Vi. Kita sudahi dulu. Nanti berkabar aja kalau kita harus ke jakarta." Ucap Yura sebagai penutup dari percakapan mereka.
Setelah menutup laptop, violat nampak menggambar di sebuah tablet. Dia merangkai susunan rencananya menjadi sebuah algoritma, tersusun dan rapih.
"19.57." gumamnya ketika melihat jam di pojok kanan tabletnya. Dia akan membahas semua rencananya besok, agar semuanya cepat terlaksana. Tentu, karena dia tidak mau berlama-lama di sini.
⚔️⚔️⚔️⚔️
S
eperti rencananya semalam, Violet akan sesegera mungkin membahas perihal rencananya untuk misi ini. Selesai sarapan nanti dia akan meminta waktu Papa serta Kakaknya untuk berdiskusi sebentar, jika mereka berkenan lebih lama, itu jauh lebih baik.
"Vi, mau rotinya?" Tawar Saquil yang berada di sebrangnya.
"Engga mah. Violet udah kenyang. Nanti Violet kalau laper lagi nambah ko." Ucapnya dan sedikit terburu-buru di akhir kata, karena Baren terlihat akan beranjak dari kursi.
"Pa, tunggu." Baren berhenti dan kembali duduk, dan yang lainnya menatap penuh tanya.
"Ada apa?" Violet ingin mendengus dengan sangat keras karena merasa muak dengan suara papanya. Tentu ada alasan di balik itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destinationt
AcakViolet yan tengah melakukan latihan mendapatkan misi khusus yang di pinta oleh Papanya, meskipun dia tidak ingin melakukan itu. Tetapi sebuah keuntungan besar berada di tempatnya menyelesaikan misi. Di tengah menjalankan Misinya Violet tidak sengaja...