Tok
TokAlsaki mengetuk pintu kamar Violet yang sedikit terbuka, menampilkan Violet yang tengah berkuat dengan ipad mengalihkan intensi ke arah pintu.
"Boleh kaka masuk?"
"Masuk saja ka." Alsaki membuka lebar pintu kamar Violet dan mendekat ke arah adiknya yang tengah berkutat dengan sebuah ipad.
"Kaka mau bertanya sesuatu tentang rencana kamu?"
"Kenapa? Kalau kaka menolak, maaf Violet engga bisa." Alsaki menggeleng pelan melihat ekspresi wajah Violet yang datar ketika mengatakan itu.
"Bukan, Vi. Kaka hanya ingin bertanya, apa yang harus kaka bilang kepada para guru serta kepala sekolah disana. Tentu mereka pasti akan menolak. Dan itu butuh alasan logis untuk di sampaikan."
Violet termenung, benar apa yang kaka nya katakan. Dia-pun lupa akan hal itu.
"Violet akan memikirnya dulu. Nanti malam akan Violet beri tahu. Dan segeralah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah ka, jika perlu besok atau lusa sudah di lakukan."
Alsaki mengangguk lalu menepuk pucuk kepal Violet, dia bangga adiknya ini sudah tumbuh menjadi gadis yang hebat, kuat serta tegas. Meskipun Alsaki rindu Violet yang manis, ceria serta manja ketika kecil.
"Tentu. Demi kesuksesan misi kamu, Kaka akan segera melakukannya." Alsaki bangkit dari pinggiran kasur "Kamu jangan tidur terlalu larut ya, Vi."
Violet membalas dengan senyuman. Dia memperhatikan kepergian Alsaki dari kamarnya. Helaan nafas terdengar jelas, dia tau kaka nya itu merasa kehilangan sosok adik perempuan dengan sifat cerianya, tetapi semua ini harus terjadi, bagaimanapun bukan hanya Violet yang merubah dirinya sendiri tetapi juga ayahnya berperan dalam perubahan sikap Violet.
⚔️⚔️⚔️
Violet kembali melakukan panggilan video dengan teman-temannya. Ya, untuk menyusun rencana lagi.
"Bagaimana,Vi. Sudah memberitahukan papa mu?" Tanya Yura.
Violet mengangguk "Sudah. Besok atau lusa Ka saki melakukan pertemuan dengan para guru."
"Oh ya. Anala, lo bukannya pernah menyamar jadi mahasiswa olahraga di salah satu kampus bergengsi?" Anala mengangguki pertanyaan Violet barusan.
"Bagus. Gue mau lo melamar posisi guru jasmani di SMA. Kalau bisa lo besok kesini, biar sekalian ka saki yang memperkenalkan lo ke sekolah."
"Baik, gue besok berangkat ke Jakarta." Ucapnya tanpa penolakan sama sekali.
"Lalu bagaimana dengan kita, Vi?" Tanya Bora.
"Kalian akan menjadi siswa di sana. Nanti gue informasikan lagi kapan waktunya."
Hampir saja Bora menyemburkan kembali minuman soda yang tengah dia teguk "Bagaimana? Kita menjadi siswi SMA?" Dia tergelak mendengar perkataan Violet.
"Vi, bukannya lo tau umur gue dan Bora udah bukan belasan lagi. Bahkan Bora sudah menginjak 26." Bora yang mendengar itu mendesis. Tapi tidak dapat di elak, memang umurnya sudah menginjak 26tahun.
"I know. Tapi engga ada salahnya kalian menjadi siswi lagi. Wajah kalian engga setua itu, masih cocok jika berbaur dengan para abg labil."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destinationt
RandomViolet yan tengah melakukan latihan mendapatkan misi khusus yang di pinta oleh Papanya, meskipun dia tidak ingin melakukan itu. Tetapi sebuah keuntungan besar berada di tempatnya menyelesaikan misi. Di tengah menjalankan Misinya Violet tidak sengaja...