Saquil menatap suaminya yang sedari tadi duduk dengan gelisah sambil menatap benda pipih yang di genggamnya. Baren tengah gusar, sudah dua hari tidak ada kabar dari orang tuanya perihal Violet.
"Apa kamu yakin akan mengutus putri kita, mas?" Saquil merasa takut akan keputusan suaminya. Dia tahu jika Violet adalah gadis kuat yang tengah melakukan latihan khusus, tetapi tetap saja dia sangat takut hal buruk akan menimpa putrinya ketika menjalankan misi.
"Violet audah terlatih, Sa. Dan hanya dia yang bisa membantu kita." Baren beranjak dan pindah duduk di samping istrinya "Aku sungguh menyesal atas perkataan ku dulu."
Saquil menghela nafas lemah, dia mengelus pundak Suaminya "Aku akan ke dapur membuatkan mu kopi dulu."
"Pah." Seruan dari seorang pemuda memecah lamunan Baren.
"Al."
Pemuda itu duduk di samping Baren. Dia menatap Papa nya dengan tatapan sendu.
"Apa, Violet akan kembali lagi kedalam keluarga ini?" Ucapnya setelah menimang cukup lama.
Dengan ragu, Baren mengangguki perkataan putranya "Ya, adikmu akan kembali."
Senyum terukir di bibir Alsaki, Anak pertama Baren. Dia merasa sangat bahagia, setelah 5tahun lebih tidak pernah melihat wajah adiknya, entah seperti apa rupanya sekarang, apa mungkin semakin cantik. Alsaki mencari lewat sosial media adiknya dan ternyata tidak ada satupun jejak. Selama ini Violet tidak pernah mengirim Foto meski hanya satu saja dan Kakek nya pun tidak memberi tahu bagaimana Violet sekarang.
"Kapan dia pulang? Aku yang akan menjeputnya." Pintanya antusias.
Baren mengalihkan perhatian penuh ke Putranya, dia sendiri tidak tahu kapan Violet akan pulang "Nanti akan papa kabari, untuk sekarang mungkin adikmu masih mempertimbangkan kapan dia akan kembali." Setelahnya Baren bangkit meninggalkan Alsaki, dan berpapasan dengan Saquil yang membawa sacangkir Kopi.
💥💥💥
Violet merasa jengah dengan pertanyaan dari Kakek serta neneknya yang terus memgatakan kapan dia akan kembali.
"Apa kalian begitu ingin aku pergi dari sini?" Ucapnya sedikit ketus.
Valen— neneknya terkekeh singkat "Tidak, Vi. Kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Seperti ucapan Kakekmu tempo hari, disana kamu akan dapat keuntungan yang besar. Cobalah, Vi."
Violet memalingkan wajah ke arah luar jendela, menampilkan pemandangan hamparan rumput luar yang di hias banyak kambing peliharaan Kakek da Nenek nya. Jauh dari hiruk pikuk kota, di sebuah desa di pulau Kalimantan, terdapat sebuah desa dengan hutan yang masih amat asri.
"Ini hanya bersifat sementara saja, Vi. Kamu akan kembali lagi setelahnya."
"Benar apa kata Nenek mu. Ambilah, jika butuh bantuan kamu bisa hubungi Kakek, atau teman-temanmu di sini."
Tanpa menjawab ucapan Kakeknya, Violet pergi begitu saja dengan perasaan marah serta bimbang. Dia akan ke sekolah saja, di sana banyak hal untuk melampiaskan amarah.
Setelah berada di Sekolah tepatnya ruangan menembak, Violet melesatkan peluru dengan berutal ke arah papan bidik, matanya menyorot tajam yang di selimuti Emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destinationt
RastgeleViolet yan tengah melakukan latihan mendapatkan misi khusus yang di pinta oleh Papanya, meskipun dia tidak ingin melakukan itu. Tetapi sebuah keuntungan besar berada di tempatnya menyelesaikan misi. Di tengah menjalankan Misinya Violet tidak sengaja...