Semua murid masih membahas informasi yang telah di sampaikan oleh ketua Yayasan baru tadi pagi. Mereka sampai tidak faham dengan peraturan baru yang telah di buat.
"Gue bener-bener bingung. Gimana ceritanya guru engga ngajar ke kelas. Emang bakalan masuk ke otak? Yang hadir aja masih gak ngerti gue."
Yubi mengetuk kepala Ressa dengan pulpen "Lo aja yang pemalas. Mau di ajarin pakai cara apapun tetep engga akan sampai ke otak lo." Ressa mendengus malas mendengar perkataan Yubi, dia beralih menghadap Vanila yang tengah asik dengan handphone.
Tuk
Ressa mengambil lalu meletakkan handphone yang tengah Vanila mainkan "Hp terus. Lo engga pusing apa," dia melirik kelayar, apa yang tengah temannya itu lihat "Astaga! Rumus? Lo buka hp tetep belajar, engga cukup baca buku apa?"
Vanila mengambil kembali Hp nya dan mematikan "Bentar lagi mau ada tes ulangan harian. Kan harus belajar."
Ressa mengusap wajahnya kasar "Ampun deh. Belajar malam ini ka bisa, lo itu udah pinter, Vanila."
"Lo engga malu, Sa? Vanila yang pinter aja masih belajar lebih awal?.lo bego malah leya leye aja." Lagi-lagi Yubi bercelatuk pedas, oke memang itu sifat Yubi.
"Bodo, engga denger gue." Dia menutup kupingnya dan berbalik memainkan Hp.
"Gue baru tau loh kalau anaknya pemilik yayasan se ganteng itu. Padahal umur dia udah 33 tahun." Ressa yang mendengar ikut berbalik lagi.
"Serius 33 tahun? Ko masih muda keliatannya."
"Seriusan. Gue tadi kepo sama resumenya," Dia meletakan hp di atas meja, terdapat resume mengenai Alsaki serta kedua adiknya "Dia juga punya dua adik ternyata. Yang bungsu cewe."
Ressa serta Vanila terlihat kagum ketika melihat paras dari anak ketua Yayasan mereka.
"Ini bungsu nya masih kecil?"
Yubi serta Vanila melihat ke arah foto yang di tunjuk oleh Ressa."Kurang tahu. Biodata soal anak bungsunya tertutup, tanggal dan tahun lahirnya aja engga ketemu. Cuman ketemu namanya doang, Violet."
-
-
-
-Violet tengah mengukur seragam sekolah, karena senin depan dia akan mulai bersekolah lagi dan memulai misinya.
"Vi, udah selesai belum?"
Dito menghampiri Violet yang tengah melakukan pengukuran bersama dua orang perempuan, mereka adalah desainer yang di tugaskan untuk membuat seragam SMA HARUMA.
Violet tidak menjawab dia beralih bertanya "Apa sudah selsai pengukurannya?"
"Sudah. Semuanya sudah kami ukur. Kalau begitu kami permisi dulu."
Setelah mereka pergi, Dito mendekat dan ikut duduk di sofa dalam kamar Violet.
"Ada apa?" Tanya Violet yang juga ikut duduk.
"Jalan jalan yu. Makan ke luar, atau nonton, main time Zon. Udah lama kita engga main bareng."
"Oke. Gue ganti baju dulu." Dito sumringah ketika mendengar jawaban dari Violet.
"Gue tunggu di ruang tengah."
-
-
-Sesampainya di salah satu Mall, mereka menghabiskan waktu untuk menonton. Atas permintaan Dito tentunya. Setelah 1 jam lebih akhirnya Filem selesai.
"Time zon yu."
"Engga. Lain kali aja deh, udah sore ka." Dito segera melihat jam di pergelangan tangannya, sudah pukul 4 lewat ternyata.
"Makan dulu yu, laper nih." Dia menyeret tangan Violet begitu saja dan memasuki restoran ramen.
"Ka, lo aja yang pesen. Gue mau ke toilet dulu sebentar." Dito mengangguk dia memilihkan menu untuk nya dan juga Violet.
Ternyata di tempat ramen yang bernuansa terbuka ini tidak ada toilet, dan terpaksa dia harus mencari. Mungkin tidak fokus ketika berjalan membuat dirinya bertubrukan.
Untung saja dia bisa bertumpu ke dinding untuk menahan tubuh agar tidak jatuh, beda dengan orang di depannya yang sudah jatuh ke lantai.
"Eh, sorry engga sengaja." Violet membantu gadis itu berdiri.
"Loh, kaka."
Violet mengernyit, apa gadis ini mengenalnya? Karena dia sama sekali tidak mengenal orang ini.
"Sepertinya kaka engga inget. Kita yang waktu itu bersenggolan di bandara."
Ah—iya dirinya ingat sekarang.
"Gue Inget. Dan kita melakukan hal sama sekarang." Gadis itu terkekeh kikuk mendengar ucapan Violet."Maaf ya kak, aku lagi buru-buru."
"Lo memang selalu se buru-buru itu."
Violet memperhatikan tingkah gadis ini yang nampak bingung atas ucapannya barusan."Lo tau toilet dimana?"
"Eh—oh ini, di lorong ini belok kiri aja k—."
"Vanila cepetan!" Gadis itu pergi setelah ada suara memanggil namanya.
"Aku duluan ya kak. Bay."
Violet memperhatikan kepergian gadis yang tadi di panggil Vanila. Dan lagi-lagi gadis itu di seru dengan begitu keras seperti di bandara, bedanya kaliini oleh lelaki.
Violet sempat beradu pandang sebentar dengan mata lelaki itu.Sementara Dito berdecak kesal karena Violet tidak kunjung datang juga. Apa adiknya itu pulang sendirian?
Dia merogoh ponselnya dan akan menghubungi Violet, karena mie ramen yang di pesan akan segera mendingin.
"Ngapain nelpon gue ka?" Dito mendongak ketika suara Violet terdengar.
"Astaga! Lo kemana aja?"
"Kan gue kasih tau tadi, kalau mau ke toilet." Violet menyantap mie rame yang sudah hangat.
"Tapi lama banget? Lo pake toilet yang di rumah?" Sarkasnya.
"Gue cari toilet, di tempat makan ini engga ada toilet nya." Dito hanya manggut-manggut saja.
-
-
-Vanila sedikit kesusahan menyeimbangi langkah Kaivan, lelaki itu melangkah lebar karena kaki jenjangnya, sementara dia kesusahan dengan kakinya yang pendek.
"Tadi siapa?"
"Yang mana?" Kaivan berhenti ketika pertanyaan nya di jawab pertanyaan kembali.
"Eh— itu orang yang engga sengaja bersenggolan sama aku di bandar, sama barusan juga." Vanila segera menjawab ketika sadar akan ucapannya tadi.
"Oh."
"Kenapa? Kamu kenal dia?"
Kaivan menggelengkan kepala sebagi jawaban."Mau makan dulu engga? Apa mau langsung cari hadiah?"
"Lo laper?"
"Sedikit sih. Tapi kalau mau cari hadiah dulu juga engga papa." Kaivan melengos begitu saja, mau tak mau Vanila juga mengekor di belakang.
"Lo mau steak apa mau yang lain?" Dia berdiri di depan restoran steak. Vanila memperhatikan punggung tegak Kaivan, dia nampak mempesona.
"Vanila. Lo mau makan di sini apa cari tempat lagi." Vanila berjangkit karena Kaivan berbalik menghadapnya, segera dia merubah ekspresi kagumnya "Ini aja engga papa. Ayo."
Kaivan tersenyum melihat tangannya di gandeng oleh Vanila. Dia tahu jika gadis ini tidak sadar atas tindakannya, tapi tidak mengapa, dia tetap menyukainya.
Terimakasih masih setia membaca, aku harap kalian bisa lanjutin baca cerita ini agar tidak bingung💙
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destinationt
РазноеViolet yan tengah melakukan latihan mendapatkan misi khusus yang di pinta oleh Papanya, meskipun dia tidak ingin melakukan itu. Tetapi sebuah keuntungan besar berada di tempatnya menyelesaikan misi. Di tengah menjalankan Misinya Violet tidak sengaja...