Tap
Tap
Tap..terdengar derap langkah kaki yang berasal dari sepatu pantofel yang saling beradu dengan lantai.Langkah kaki itu berbelok ke dalam ruangan di sebelah kiri,
"Anala!"
Yang di panggil hanya menengok sebentar lalu kembali fokus pada barang-barang yang dia masukan kedalam tas jinjing berukuran sedang.
Gadis itu mendengus lalu melangkah menuju loker berukuran lemari sedang. Gadis berambut blonde itu bernama Yura
"La, Lo liat busur gue gak? Ko di loker gue ga ada?."
Anala menyematkan tali tas ke pundaknya, lalu menengok ke arah Yura "Di pinjem Violet." Lalu melengos pergi begitu saja.
Yura menyugar rambutnya kebelakang setelah tau kemana busurnya. Dia merogoh ponsel yang ada di saku celana olah raganya lalu mengetik sesuatu disana.
"Eh mau kemana?" Tanya seseorang yang baru saja masuk ke ruangan.
"Luar." Jawabnya lalu kembali bergegas pergi.
-----------------------------------------------------------
Sementara itu
Hamparan rumput hijau yang sangat luas membentang, tiupan angin yang sangat halus menyentuh kulit. Pemandangan indah ini tengah di nikmati oleh seorang gadis bertubuh tinggi dengan rambut hitam bergelombang. Wajahnya yang cantik sangat terlihat serasi dengan suasana dan pemandangan di sini.
Busur tersemat di punggungnya, tangan kiri menggenggam anak panah. Dia terlihat seperti pendekar.
"Violet," Iya, gadis itu Violet. Dia hanya membalas dengan deheman, tanpa mau menengok.
"Lo lagi ada masalah?" Yura sangat hafal dengan temannya ini. Sudah meminjam busurnya lalu menatap hamparan rumput yang luas dengan tatapan kosong adalah hal yang sudah biasa Violet lakukan ketika dia sedang ada masalah atau susah mengambil keputusan.
Violet melepaskan busur dan menyerahkannya kepada Yura serta anak panah yang di pegang nya.
"Thanks, sorry gue gak bilang-bilang." Yura mengernyit mendengar ucapan itu dari Violet. Karna selama ini dia tidak pernah berucap kata maaf apalagi terimakasih jika sudah meminjam busurnya tanpa izin.
"Lo sakit apa gimana?"
Violet berputar arah, dia melenggang pergi. Yura mengikuti langkah Violet.
"Lo tenang aja, gue gak akan minjem tanpa izin lagi busur Lo." Violet berucap dengan pandangan lurus kedepan dan kedua tangan di masukan kedalam saku celana, serta senyum yang Yura yakini ada artinya.
Yura menarik lengan Violet agar berhenti berjalan. Dia menatap mata Violet yang berkedip hampa.
"Gue tau di balik kata-kata Lo tadi ada sesuatu yang tersemat." Yura sangat hafal, dan dia tidak sebodoh itu akan semua makna dari ucapan Violet.
"Lo emang pinter, engga salah ketua Lexa milih lo buat jadi asisten dia." Kekehnya. Tapi tidak dengan Yura.
"Vi, jangan mengalihkan pembicaraan. Gue tau Lo orangnya ga suka bertele-tele."
Setelah Yura mengatakan itu air muka Violet berubah dingin. Ya yang Yura katakan benar, dia memang tidak suka bertele-tele, tapi rasanya susah untuk menyampaikannya.
Yura terdiam dia menunggu Violet enyampaikan apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan.
"Oke, gue mau kasih tau Lo sesuatu," terdengar hembusan nafas berat "Gue bakalan pindah dari sini. Untuk sementara waktu gue gak akan sekolah dan belajar di sini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destinationt
AcakViolet yan tengah melakukan latihan mendapatkan misi khusus yang di pinta oleh Papanya, meskipun dia tidak ingin melakukan itu. Tetapi sebuah keuntungan besar berada di tempatnya menyelesaikan misi. Di tengah menjalankan Misinya Violet tidak sengaja...