01

182 87 14
                                    

Hi! Jangan lupa Vote, comment, and share!

ʚ˚· H A P P Y  R E A D I N G  ·˚ɞ

Bisik-bisik terdengar samar saat Pangeran melangkah bersama seorang guru yang akan mengantarkannya menuju ruang kelas yang ia gunakan selama bersekolah dI SMA Fareshaty. Sekolah yang berada di bawah naungan Arjuna Sendyka selaku presdir perusahaan keluarganya.

Wajah itu tidak pernah berubah, datar, dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. Tidak sedikit juga yang terang-terangan mengagumi betapa tampan dan menariknya pemuda itu. Tubuh proposional dan wajah yang tampan berhasil membuat para siswi yang genit berteriak tertahan.

Pangeran memasuki XII MIPA 1, suasana kelas yang ramai kini menjadi sunyi. Bisik-bisik kembali terdengar, hingga terpecahkan oleh suara guru yang mengantarkannya.

"XI MIPA 1, kalian mendapatkan satu anggota baru di kelas kalian. Tolong di bantu ya, dan silahkan perkenalkan dirimu."

"Nama saya Pangeran Louise Rafileon."

Setelah Pangeran memberitahu namanya, seisi kelas hampir antusias.

"Pindahan sekolah dari mana?" tanya pemuda yang duduk paling depan, ia cukup pendek jika di bandingkan Pangeran. Mata belo pemuda itu memperhatikan rupa pangeran dari atas sampai bawah, ia merasa senang hanya melihat Pangeran.

"Seoul High School."

"Jadi lo baru ke Indonesia lagi?" tanya siswa yang duduk paling belakang, gayanya cukup urakan. Dasi tidak ia gunakan, rambut gondrong yang memberikan kesan tampan dan berwibawa itu menutupi keningnya.

"Iya."

"Grandpa Rafi dimana?" Pangeran tak menjawabnya, kemudian guru tersebut mempersilahkan Pangeran agar duduk di belakang. Dengan matanya yang tak lepas memperhatikan setiap mimik wajah mereka satu persatu.

Pemuda itu duduk bersama gadis berjilbab putih. "kenalin, nama gue Sarah. Sarah Mahendra."

"Pangeran."

Sarah tersenyum kecil saat mendapatkan respon seperti itu dari Pangeran. Gadis dengan wajah arab yang kental itu terlihat penasaran, Pangeran yang menyadarinya hanya meliriknya.

"Lo generasi Rafileon satu-satunya kan?" tanya Sarah hati-hati.

"Iya."

"Entah mengapa, gua rasa banyak yang mau menjatuhkan lo. Dari dulu Rafileon banyak yang ingin menjatuhkan tapi Grandpa Rafi hebat," celetuk Sarah mengingat sejarah Rafileon yang ia ketahui.

"kenal Kakek?" tanya Pangeran penasaran, tapi mimik wajahnya tak ayal berubah sedikitpun.

"Iya, keluarga Mahendra sejak dulu mengabdi pada keluarga Rafileon. Bertahun-tahun bersembunyi baru sekarang lo menampakkan diri." Sarah menyahut dengan ucapan pelan, antisipasi akan sesuatu.

"Kehidupan saya penuh ancaman sejak kecil."

"Iya, gua paham. Jadi lo hati-hati aja dari sekarang. Banyak yang ingin menjatuhkan lo, atau meraih nama Rafileon."

"Tidak akan ada yang bisa," ujar Pangeran telak, itu merupakan cita-cita terbesarnya selain urusan hati.

"Semoga saja," sahut Sarah penuh harap.

"Tidak bisa, ya tidak bisa. Selama di Korea banyak hal saya pelajari."

"Ohhh, bagus!"

Bel tanda masuk berbunyi, Pangeran terlihat bawel. Sungguh ia tidak suka jika berbincang mengangkat topik tentang keluarganya tentang banyak sekali yang ingin menjatuhkan dan bersanding dengan nama keluarganya.

ELthreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang