ʚ˚·H A P P Y R E A D I N G·˚ɞ
Netra mata yang tajam itu mengedarkan pandangannya mencari sosok Liana, langkah kakinya mengikuti langkah siswa siswi yang melangkah ke arah yang sama. Banyak pasang mata memuja rupa Pangeran, beberapa siswi juga melakukan aksi hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian dari sosok Pangeran yang tengah melangkah menuju kantin.
"Woi, anak baru? Ganteng amat njir!"
"Iya, katanya masuk XI MIPA 1. Pindahan dari Korea cok!"
"Gilaaaaa, generasi Rafileon ganteng bangeeet!!"
Seorang gadis dengan tampilan yang sangat memikat dan mencolok menatap langkah Pangeran dalam diam, "harus jadi milik gue."
"Masuk kelas unggulan dia," lapor temannya yang juga tampak menyukai sosok Pangeran.
"Gass, gebet Cil!"
Dan, ucapan lain yang tidak menarik perhatiannya sama sekali.
"Bro mau ke kantin kan? Bareng ye gua," ujar Chiko menyusul langkah Pangeran.
Pangeran tidak menyahutinya, ia melangkah lurus kedepan dan membiarkan Chiko berjalan di sisinya.
Netra itu menatap punggung gadis yang ia kenali, dengan rambut sebahu yang sedikit kecoklatan.
"Hera," panggil Pangeran dengan suara baritonnya.
Sontak Hera menoleh kebelakang, matanya mengerjap memastikan bahwa Pangeran menghampirinya bersama seseorang yang akhir-akhir ini berkutat di pikirannya.
"Dimana Liana?" Pangeran menatap Hera demgan dingin.
"Kantin, kak." Hera tidak kuat menerima tatapan seperti itu, rasanya seperti keseimbangannya di rampas oleh Pangeran.
"Lo kalo ngomong suka bikin orang ketakutan ye," celetuk Chiko kemudian ia menatap wajah Pangeran dari samping. "Kasian Hera," lanjutnya kemudian memberikan senyum kecil pada gadis itu.
"Bawa saya ke Liana." Pangeran memutus eye contact-nya,
Hera tersenyum tipis, ia mengangguk sedikit kaku dan kini berjalan beriringan bersama Chiko di sisinya dan Pangeran di belakangnya. Kantin sekolah cukup luas, berbagai makanan tersedia. Mereka hanya perlu mengambilnya tanpa membayar, penjaga setiap stand makanan merupakan staf kantin.
"Itu Liana," ujar Hera menunjuk keberadaan Liana yang di sedang duduk bersama dua orang pemuda.
Liana tampak kesal, ia bangkit dari duduknya dan mencari bangku lain. Salah satu pemuda dengan baju yang tidak rapih tertawa kecil merasa terhibur dengan kekesalan Liana.
Chiko menghilang dari dekat Pangeran, meraih makanan untuk perutnya yang mulai kelaparan. Sedangkan Pangeran menatap risih atas kelakuan pemuda itu.
"Siapa?" tanya Pangeran saat ia sampai di bangku yang tadi di duduki Liana. Ia berdiri di sisi pemuda itu, menatapnya tanpa menjatuhkan dagunya.
Pemuda itu menatap Pangeran heran, wajahnya tampak kebingungan dengan pertanyaan yang ia dapatkan. "Lo gak tau gua? Gua Theo."
Pangeran menatap Theo dengan datar, netranya berpaku lurus pada kedua iris mata Theo. Pemuda itu menghindar dari eye contact yang di awali Pangeran.
"Anak bar—" Belum sempat Theo menyelesaikan ucapannya Pangeran melangkah pergi menuju keberadaan Hera dan Liana. Matanya melirik ke kanan melihat langkah Chiko yang mendekati sebuah stand makanan.
"Si anjir!" Umpat Theo kesal, kenapa ia harus memutus eye contact yang tercipta. Kenapa ia merasa menciut dengan tatapan yang di berikan pemuda tadi? Oh shit! Theo merasa terancam dari labeling most wanted-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELthree
Teen Fictionೃ⁀➷ Aiden Oleander .ೃ࿐ Takdir mempertemukan keduanya kembali, Pangeran harap ia mampu menjaga gadis yang ia suka sejak kecil. Gadis kecil yang dulu sering menjadi sandera musuh-musuh besar keluarganya karena keterikatan mereka berdua. Tunangan. Tap...