07. ʚ˚· H A P P Y R E A D I N G ·˚ɞ
ʚ˚·❀·˚ɞ
Keadaan mobil Arjuna kini cukup ramai, pemuda itu akan berangkat kerja dan sebelumnya akan mengantarkan tiga pelajar yang akan menimba ilmu di SMA Fareshaty.
"Ran, geser woi! Pantat lu semok banget," protes Farez asal ceplos.
Pletak! Kepala pemuda itu Pangeran jitak, kemudian ia menggeser tubuhnya ke samping kanan. Alasannya, agar mampu melihat wajah Liana yang duduk di sisi Arjuna.
Gadis itu tertawa kecil, lucu melihat muka Farez yang terlihat jengkel karena habis di jitak dan wajah Pangeran yang datar, polos saja seakan dia tidak melakukan apa-apa dari tadi.
"Kita sarapan dulu ya child, ga ada yang mau masak sih," celetuk Arjuna dan segera mengemudi dengan perlahan.
"Ayah lo kenapa ga naro pembantu rumah tangga buat masak, Rez?" tanya Pangeran di sela perjalanan.
"Biar gue jadi bujang mandiri," jawab Farez cepat.
"Yaudah, lo aja yang masak."
"Ogah! Gua ga bisa!"
"Dih, aneh."
"Ya ayah gua lah yang aneh! Tau punya rumah gede gada pembantu yang masakin, kalo mau gua bisa masak juga kudu teacher coy!"
"Gua aduin om Dani ah," sambar Arjuna di balik kemudi. "Anak bujang kesayangannya butuh teacher masak, kiw!" ledek Arjuna.
"Dih," kejut Farez. "Ga usah gitu bang Jun, ga boleh bikin kakak lo kesusahan. Masak tu ribet," protes Farez dengan jengkel.
"Ngga tuh," sahut Liana yang masih betah menatap jalan dari jendela. Padahal jalanannya adalah jalanan yang sama setiap ia ke sekolah, dasarnya kebiasaan gadis itu sejak kecil saja makanya demikian.
"Nah, ada cewe. Dia aja yang masak nanti-nanti ma."
"Mbung kalo masak buat kak Farez!"
"Illy cuman boleh masakin gua," celetuk Pangeran menyambar.
Farez menghela napasnya pelan, "Iya-iya Tuan Muda Pangeran tampan." Farez tidak mau memperpanjang urusan Pangeran yang mulai bucin, yang ada ia keliatan sangat merana karena kelamaan jomblo.
Arjun memutar kemudi, memasuki lahan parkir restoran yang menu utamanya adalah ayam dengan lambang W terbalik yang buka 24 jam.
Mobil berhenti dan mereka bergilir masuk ke dalam sana, mencari posisi yang pas dan nyaman yang mereka gunakan.
Liana segera menghempaskan dirinya di dekat jendela saat Arjun menunjuk salah satu tempat, tak lama Pangeran menyusul duduk di sisi Liana. Arjuna memesankan menu yang ia pilih untuk mereka semua, serta minuman. Arjuna tidak mau mereka semua memesan makanan dan minuman aneh yang tidak cocok di makan untuk mengawali hari.
Farez sudah sibuk bersama ponselnya, mereply, menimpali, menyahuti anak kelasnya yang kadang absurd. Termasuk Pangeran, pemuda itu juga membuka obrolan di grup whatsapp kelasnya, tapi bedanya Pangeran hanya menyimak.
Liana sendiri masih betah memandang keluar kaca jendela, melihat suasana pagi itu sangat menyenangkan bagi Liana. Gadis itu memang penyuka pemandangan, seakan tidak pernah bosan memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELthree
Teen Fictionೃ⁀➷ Aiden Oleander .ೃ࿐ Takdir mempertemukan keduanya kembali, Pangeran harap ia mampu menjaga gadis yang ia suka sejak kecil. Gadis kecil yang dulu sering menjadi sandera musuh-musuh besar keluarganya karena keterikatan mereka berdua. Tunangan. Tap...