05. ʚ˚· H A P P Y R E A D I N G ·˚ɞ
Liana mengantarkan Hera sampai depan rumah Om Dani bersama Pangeran.
"Pak satpam! Benar kan saya temannya Pangeran!" seru Chiko dari dalam mobil pada satpam di dekat pagar.
Satpam itu tersenyum kikuk saat Pangeran meliriknya, kemudian Liana melambaikan tangannya sebagai balasan pada dua insan yang di dalam mobil—Chiko dan Hera, mereka tak henti melambaikan tangannya sampai mobil yang di kemudikan Chen melaju meninggalkan kediaman besar itu.
"Chen sama Hera pacaran," kata Liana dan ia tersenyum kecil, turut senang karena Hera juga senang.
"Aku senang ada seseorang yang menjaganya, menerima dirinya, dan mempercayainya." Perkataan Liana membuat Pangeran tersenyum kecil.
"Aku juga mau kayak Chen ke Mahera," kata pemuda itu menarik perhatian Liana. "Aku ke kamu," lajut Pangeran dengan senyuman manisnya.
Mereka saling tatap dalam diam, Pangeran menatap kecantikan gadis yang ada di hadapannya. Begitupun Liana, ia hanyut dalam paras seorang Pangeran.
"Aku rindu," kata Liana begitu saja. Pangeran masih dalam kebisuannya, tak lama gadis itu terjatuh. Beruntung Pangeran menangkapnya, gadis itu pingsan.
"Farez!" teriak Pangeran seraya membawa tubuh Liana ke ruang tengah. Farez berlari menuruni tangga dari kamarnya yang ada di lantai atas, di sisi kamar Pangeran.
"Loh? Kenapa bisa pingsan?" Farez segera berlari ke dapur mengambil sesuatu di kotak P3K yang ada di sana setelah melihat Liana tak sadarkan diri.
Keduanya menunggu Liana sadar, setelah Pangeran memberikan aroma minyak kayu putih. Tak lama setelah itu seseorang masuk kerumah besar om Dani dengan wajah riang. Arjuna memanggil penghuni rumah, tetapi ia hanya mendapatkan kesunyian.
"Jun! Sini!" panggil Farez dari arah ruang tengah
Bersamaan Arjuna ingin ke sana, Liana mulai bangun dari pingsannya. "Kepala aku sakit," katanya saat menerima uluran tangan Farez yang menyerahkan segelas air meniral.
"Kamu kenapa Li?" tanya Arjuna saat datang dan melihat kekhawatiran di wajah kedua lelaki di sisi Liana.
Gadis itu menggeleng pelan, "gapapa."
Hal ini malah membuat Arjuna penasaran, "Rez, Liana kenapa?" tanya pemuda itu pada kakak sepupunya.
"Pingsan, tadi. Lo dateng dia sadar," jawab Farez apa adanya.
Liana menatap Pangeran yang terdiam di sisinya dengan tangan kanannya yang mengusap punggung tangan Liana.
"Kamu kenal Kaisar?" tanya Liana yang malah membuat Pangeran terdiam saat liana mengajukan pertanyaan itu untuknya.
Pemuda itu terdiam, mengingat kejadian di masa lalu mengenai seseorang bernama Kaisar—kakak kebanggaannya. Kaisar Leofric Rafieleon.
"Li mending lo tidur," saran Farez mencoba mencairkan suasana yang tercipta setelah kesunyian bermenit-menit menghampiri.
Biasanya Pangeran akan berada di sisi Liana, tapi kali ini ia membiarkan Arjuna membawa Liana ke kamarnya yang ada di atas dekat kamar yang Arjuna tempati.
Keluar dari dapur, Arjuna menemani Liana melangkah seraya menatapnya dengan penuh selidik.
"Kenapa dia aku tanya tentang Kaisar tapi diem aja?" tanya Liana heran sekaligus kecewa.
Arjuna diam, ia masih berpikir sesuatu yang selama ini tak ia inginkan. "Kamu kenapa nanyain Kaisar?" tanya Arjuna kembali.
"Aku ingat sesuatu tentang dia," jawab Liana jujur. Sekelebat ingatan ketika ia pingsan kembali ia bayangkan, kejadian yang sangat membuat dirinya penasaran. Termasuk tentang seseorang bernama Kaisar dan mengapa Reaksi Pangeran seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ELthree
Teen Fictionೃ⁀➷ Aiden Oleander .ೃ࿐ Takdir mempertemukan keduanya kembali, Pangeran harap ia mampu menjaga gadis yang ia suka sejak kecil. Gadis kecil yang dulu sering menjadi sandera musuh-musuh besar keluarganya karena keterikatan mereka berdua. Tunangan. Tap...