❤Indahnya Berbagi❤

155 24 0
                                    


Sebagai pembersih jalanan di kota. Ibu lah yang mencari uang untuk kehidupan sehari-hari

Jangan tanyakan Ayah ku di mana. Ia sudah kabur dengan wanita lain di luar sana ketika aku berusia 3 tahun.

Aku aja nggak tahu bagaimana bentuk mukanya jangankan memberi kita makan cuma sekedar menengok ku aja nggak pernah

Ayah macam apa begitu

Sejak itu lah aku benci banget sama

Tapi Ibu selalu berpesan padaku jangan kau membenci Ayah mu sejahat apa pun ia sama kita ia tetap ayah mu juga

Saat ini aku duduk di kelas 8 smp jujur aku kasihan banget sama Ibu yang harus panas-panasan di luar sana . Aku ingin banget membantu Ibu di luar sana. Tapi Ibu selalu melarang ku dengan alasan panas sayang nanti kamu sakit.

Begitulah Ibu ku.

Siang ini Ibu masih bekerja aku pun memutuskan untuk jalan-jalan santai terlebih dahulu di sebuah taman. Aku melihat anak kecil yang cantik duduk seorang diri.

"Hai adek manis"ucap ku sambil menepuk bahunya dengan lembut.

"Hai kak" ucapnya dengan nada sedih.

"Kamu kenapa dek" tanyaku lembut "adek manis jangan nangis" ucapkan lagi sambil menyenangkan anak tersebut.

Dengan pelan-pelan anak itu bersuara

"Aku ditinggal sama mama"

"Memang nya mama kamu ke mana"

Tadi aku ke sini sama mama dan papa baru ku. ketika aku ijin sama mama buat beli es krim di sana" ucap anak itu sambil menujuk  tukang penjuak es krim" Belum selesai aku beli Mama udah tinggalkan aku dan membawa mobil dengan kecepatan tinggi mungkin takut aku menngajarnya. sekarang aku nggak tahu lagi Kak harus kemana aku nggak tahu jalan pulang" ucap nya sambil menangis

"Kalau kakak boleh tahu kenapa bisa kamu sampai ditinggal begini"

"Mama sama Papa baru ku itu mau menikah Kak . Dan Papa baru ku itu ngga suka sama aku. Katanya aku anak membawa sial di situ Mama nggak ada bela aku Kak malah bela Papa baruku dan Kakak tahu lebih parahnya lagi Mama lebih sayang sama anak tirinya dari padaku anak kandung nya sendiri Ka. Makanya aku dibuang sama mereka Kak sebab aku nggak dingin sama mereka AKU BENCI SAMA MEREKA KA" ucap anak itu sampai teriak di akhir kalimatnya

"Yang sabar ya dek aku tahu itu hal yang berat buat kamu. Tapi kamu tetap semangat sekarang kamu tinggal sama aku aja. Nanti aku akan bilang sama Ibu ku apa kamu mau"

"Mau banget kak. Tapi kak........ "

"Tentang anak pembawa sial itu cuman mitos ngga usah terlalu di pikirkan aku yakin kamu bukan anak yang seperti itu"

"Makasih kak udah percaya sama aku"

"Iya sama-sama"

Aku dan anak itu pun melangkah menuju tempat tinggal ku.  Baru aku sampai di depan rumah Ibu ku juga baru datang

"Itu siapa nak" ucap Ibu ku kepada ku

Aku pun menceritakan anak ini kepada Ibu. Ibu merasa kasihan sama anak sekecil ini. Dan yang lebih penting lagi Ibu memberi izin untuk ia tinggal di sini

Sekarang Cinta duduk di bangku kelas 1 SD. sedangkan aku di kelas 10 SMA waktu berjalan begitu cepat.

Ibu bekerja keras di luar sana buat dua putri kesayangan nya. Walau pun Cinta itu bukan darah dagingnya tapi ia tetap bertekad untuk membikin anak itu sukses suatu saat nanti.

Apa pun halangan nya tetapi ia hadapi mau itu susah atau mudah demi sebutir nasi untuk hari ini dan esok

"Assalamualaikum bu" ucap pengendara motor itu

"Waalaikumsalam Mas. Ada apa ya"

"Ini Bu saya ada satu bungkus nasi padang buat Ibu makan nanti siang"

"Alhamdulillah terima kasih Mas ini sangat berharga buat saya"

"Iya Bu sama-sama saya permisi dulu Bu. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Nasi ini akan ku bawa pulang untuk makan bersama anak-anak. Pasti mereka berdua senang hari ini bisa makan enak. Ia pun udah tidak sabar untuk segera pulang

Skipp Di Rumah

"Assalamu'alaikum"ucap Ibu sambil mengetuk pintu

"Wa'alaikumsalam Bu" ucap ku dan Cinta kompak terlupakan mencium punggung tangan Ibu terlebih dahulu

"Sayang Ibu bahwa makanan buat kalian berdua" ucap Ibu sambil memberi nasi itu ke sang anak

"Wah enak ini Mah" ucap Cinta polos

"Pastinya sayang. Ya udah kalau makan dulu yah"

"Ibu nggak mau kan juga bareng kita"

"Nggak sayang. Ibu udah kenyang buat kalian aja"

Aku tahu banget sifat ibu bagaimana buat anak-anaknya. Rela menahan lapar asalkan sang anak makan. Itu udah membuat dia senang tapi aku sebagai anak enggak mau Ibu kenapa-napa apa lagi setelah ini Ibu bekerja lagi aku enggak mau hal yang nggak-nggak terjadi sama Ibu

Aku pun mengambil piring di dapur sebanyak 3 buah lalu ku bagi nasi padang itu dengan rata

"Ini buat Adek, ini Ibu dan ini Kakak"

"Lo Ka Ibu nggak usah kalian makan berdua aja" ucap ibu tetap menolak

"Enggak ibu harus makan juga"

"Iya Ibu makan nanti sakit" ucap Nisa dengan polos

"Berbagi itu indah Bu apalagi sama keluarga sendiri aku nggak mau kenyang kalau salah satu dari keluarga ku kelaparan apa lagi itu Ibu aku nggak mau banget Bu jadi sekarang Ibu makan yah" ucapkan memohon kepada Ibu

"Iya Ibu makan"ucap Ibu sambil menyuap nasi itu

"Iya tu kakak bener berbagi itu lebih indah dari pada apa pun"

Kami pun hanya tersenyum melihat tingkah Cinta yang makin hari makin menggemaskan



Pesan dari cerita ini :

Janganlah pernah menilai seseorang dari luarnya belum tentu anak itu seperti yang kalian pikirkan bisa jadi malah anak itu membawa keberuntungan.

Dan selalu lah berbagi dalam hal apa pun itu semua akan jauh lebih indah walaupun cuma sebut lsi itu besar manfaatnya.













Please kasih masukan, aku lagi bingung mau buat cerper apa lagi

jangan lupa vot dan komen, hargai aku:)

Folow aku jangan lupa yaaa, harus! aku maksa heheh

Follow:emondeyy💚




❤Cerpen KeluargaKu❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang