Sekarang aku duduk di kelas 12 SMA. Itu tanda nya bentar lagi aku akan melanjutkan pendidikan ku ke jenjang kuliah. Pokok nya bagaimana cara nya aku harus kuliah. Demi sebuah impian ku menjadi dokter
"Ma,Yah pokok nya aku harus kuliah"
"Iya nak" ucap Ayah
Begitu lah aku keras kepala, pemaksa, dan apa yang ku ingin kan harus tercapai. Jika tidak aku ngga segan-segan marah sama mereka.
Dengan langkah cepat aku memasuki kamar ku.
"Yah bagaimana mau masuk kan Enzo kuliah makan aja kita pas-pasan uang dari mana Yah" ucap Ibu dengan nada bersedih
"Ibu ngga usah mikirin itu biar ini urusan Ayah"
"Apa lagi yang Ayah lakukan semua pekerjaan udah Ayah coba itu semua masih ngga cukup buat biaya kuliah Enzo yang berjuta-juta itu yah"
"Iya Ibu benar. Ayah tetap semangat demi kesuksesan anak kita nanti"
"Ibu tahu Ayah semangat tapi ngga dengan menyiksa diri sendiri juga yah"
"Iya Bu"
Keluarga pak Enzo bisa di kata keluarga yang sangat sederhana dan jauh dari orang sekitar. Keluar rumah pun harus berjalan kaki selama berjam-jam.
Ayah Enzo adalah seorang puruh panggul di pasar loak, ketika siang hari ia membantu pak tani menjaga kebun, dan malam ia harus menjaga kandang sapi pak Mamat. Terkadang sampai rumah bisa sampai jam sepuluh malam.
Coba bayang kan seberapa lelah nya Ayah Enzo bekerja buat keluarga dan sang anak satu-satu nya itu.
Tapi apa yang anak nya lakukan hanya bisa minta ini minta itu tanpa mikirkan ia mencari uang dengan susah payah. Tapi ia ngga pernah memarahi sang anak. Ia tetap ikhlas memberikan nya
Ibu Enzo ingin menolong sang suami mencari uang tapi ia selalu di larang oleh sang suami. Kata nya ini tugas ia sebagai seorang suami udah kewajiban nya.
Setiap Ayah Enzo pulang terlihat muka yang sangat lelah bekerja. Pernah suatu ketika Ayah Enzo pulang kerja langsung terlelap tidur tanpa beganti baju terlebih dahulu.
Sangat lah besar perjuang sang Ayah
Hari ini saat nya aku lulus sekolah. Mendapat kan nilai yang terbaik dari yang lain .membuat ku makin bersemangat untuk melanjutkan kuliah. Dan aku yakin pasti di terima di universitas ternama di kota.
"Aku yakin pasti Ayah dan Ibu udah menyiapkan biaya nya. Jika ngga awas memang" gumam ku dalam hati
Dengan langkah cepat aku menuju rumah.
"Assalammualaikum" ucap ku sambil mengetuk pintu ngga ada sahutan dari dalam. Pasti pada di luar semua. Untung aja aku membawa kunci cadangakan. Kalo ngga bisa di luar sampai sore ogah banget dah
Aku menuju kamar ke sayang ku sambil bermain hp sambil mencari kampus yang terbaik di kota
Jam sudah menujukkan pukul enam sore aku masih setia dengan posisi awal hingga suara ketukan pintu dari luar membuat aku bersemangat untuk bangun. Aku yakin pasti itu Ibu dan Ayah
"Assalammualaikum" ucap Ibu dan Ayah kompak
"Waalaikumsalam. Bagaima Yah, Bu uang untuk kuliah ku udah ada kan" ucap ku sambil meminta.
Bukan nya menyuruh masuk terlebih dahulu ini malah langsung di palak oleh sang anak."Belum sayang" ucap sang Ibu lembut
"APA BU BELUM. KAN AKU SUDAH BILANG SAMA IBU KALO AKU MAU SEGERA MASUK KULIAH. TAPI KENAPA KALIAN MALAH BELUM MENYEAPKAN NYA. BISA MALIU BU MASA PUNYA NILAI BAGUS NGGA KULIAH APA KATA TEMAN-TEMAN KU NANTI BU. POKOK NYA AKU NGGA MAU TAU IBU HARUS CARI KAN UANG NYA SEGERA MUNGKIN"ucap sang anak dengan nada tinggi lalu melangkah keluar rumah
Ibu hanya bisa menahan sakit di dalam hati. Cuma nangis dalam diam yang mewakili perasaan nya saat ini. Begitu tega sang anak dengan Ibu nya yang udah membesar nya sampai saat ini. Begitu banyak perjuangan yang ia lakukan untuk sang anak. Tapi ia tetap sabar bagaimana pun sifat si anak terhadap diri nya. Itu tetap anak nya
"Yang sabar yah Bu. Kita ngga ada pilihan lain lagi Bu"ucap sang Ayah sambil menunduk
"Pilihan lain apa Yah"
"Terpaksa kita jual rumah ini buat masa depan anak kita. Karena ini aja yang kita punya yang paling beharga. Apa Ibu setuju?"
"Tapi Yah kalo rumah ini kita jual kita bakal tinggal dimana. Dan di sini juga banyak kenangan keluarga kecil kita Yah" ucap Ibu dengan nada sedih
"Kita akan nyewa rumah. Tapi anak kita lebih penting Bu dia lagi membutuhkan nya" ucap sang Ayah meyakin sang istri
"Iya udah yah Ibu setuju"
Begitu lah sifat kedua orang tua nya walau pun hidup yang pas-pasan mereka tetap menuruti kemauan sang anak
Dengan hasil penjual rumah sang anak akhir nya kuliah di kota. Ia berjanji akan membuat kan orang tua nya rumah suatu saat nanti ketika ia telah sukses.
Jujur bigung dengan berubahan sifat anak nya itu tapi iya udah lah Alhamdulilah
Sudah dua tahun sang anak menimggal kan desa tidak ada kabar satu pun tentang nya .kangen kepada sang anak membuat Ibu jatuh sakit.
Ayah berusah mengubungi si anak di kota tapi ngga bisa-bisa sampai akhir nya Ayah menusul sang anak di kota
Mencari ke satu titik ke titik yang lain tapi tetap ngga menemukan nya
Ketika sore hari Ayah bertemu dengan seorang pemuda gagah dan seorang wanita yang bergantengan tangan dengan nya
Mata Ayah berbinar melihat sang anak yang telah berubah
"Nak ayo pulang ke desa Ibu mu kangen sama kamu" ucap sang Ayah
"Maaf kamu siapa saya ngga kesal sama anda silahkan anda pergi dari hadapan saya. Dan satu lagi orang tua saya udah meninggal dunia"
Begitu sakit rasa nya mendengar perkata sang anak yang tega berkata sudah meninggal pada hal kenyataan masih ada di muka bumi. Setelah ke suksesan nya membuat ia sombong lupa terhadap orang tua nya sendiri
Pengorbaan orang tua demi masa depan nya kini sia-sia hanya sakit yang mereka rasa kan terus-menerus
Pesan dari cerita ini :
Jangan pernah sia-sia kan orang tua yang sudah membesarkan mu. Lihat lah kebelakang bagaimana mereka membesarkan mu. Ingat lah mereka ketika kalian sukses. Tanpa mereka kalian bukan siapa-siapa.
Please kasih masukan, aku lagi bingung mau buat cerper apa lagi
jangan lupa vot dan komen, hargai aku:)
Folow aku jangan lupa yaaa, harus! aku maksa heheh
Follow:emondeyy💚
KAMU SEDANG MEMBACA
❤Cerpen KeluargaKu❤
Kısa HikayeKeluarga ada tempat kita untuk bercerita keluh kesah yang sedang kita hadapi. Mereka selalu memberikan masukan yang baik agar bisa berubah lebih baik lagi. Dan tanpa Ayah dan Ibu diri kalian bukan lah apa-apa.