❤IbuKu DuniaKu❤

178 10 0
                                    

"Aku benci sama Ayah!" teriak Salwa di gungung yang tinggi, di tempat ini Salwa lampiaskan semua marahnya dan tempat ini menjadi saksi kesakitan yang Salwa alamai. Air mata jatuh mengingat sosok Darrel (Ayahnya Salwa) yang menghianati Citra (Ibunya Salwa) dengan wanita yang lebih muda dari pada Citra. Mereka  menikah tanpa sepengetahuan Salwa dan Cinta. Betapa sakitnya hati mereka mengetahui semua ini.

"Kenapa Ayah jatah? Ayah adalah cinta pertamaku, tapi kenapa Ayah hancurkan hatiku perkeping-keping. Mana sosok Ayah yang selalu jadi contoh untukku? Kenapa Ayah memilih wanita lain?" Salwa terus bertanya sama alam semesta.

Sosok Ayah yang selalu Salwa jadi 'kan contoh sekarang sudah berubah. Ngga ada lagi sosok Ayah yang menemaninya ketika takut, nangis, sendirian, sekarang Salwa benci dengan cinta pertamanya.

Sampai kapanpun Salwa ngga mau ketemu sama Derrel.

Salwa terus berlari di bawah guruhan hujan yang lebat, ditambah dengan angin kencang membuat malam ini bertambah dingin. Salwa ngga peduli dinginnya malam ini, ia terus berlari entah kemana tujuannya. Intinya Salwa mencari ketenangan.

Sudah cukup Salwa menenangkan diri, saatnya Salwa pulang memikirkan kondisi Citra di rumah. Pasti Citra juga terpuruk seperti Salwa, tapi Citra bisa menyembunyikannya.

Hidup bersama 10 tahun, siapa yang bisa melupakan kenangan selama itu? Siapa yang ikhlas miliknya diambil? Tapi Citra mencoba ikhlas, percayalah takdir Maha Pencipta yang terbaik.

Tok tok tok.

Ngga ada sautan dari dalam, Salwa langsung membuka pintu mencari keberadaan Citra. Saat ini Salwa sangat khawatir.

"Ibu," panggil Salwa ketika melihat Citra melamun di atas kasur.

"Iya sayang," jawab Citra tersadar dari lamunannya. Citra pertekat akan semangat lagi walaupun ngga ada Darrel di sisinya. Citra ngga mau terus terpuruk dalam keadaan, ada Salwa yang harus ia jaga.

"Ibu, jangan sedih lagi." Salwa menyemangati Citra.

"Ibu ngga sedih sayang." Elak Citra, walaupun awalnya berat tapi citra yakin mereka bisa hidup tanpa Darrel.

"Ibu, harus kuat ngga boleh lemah. Salwa yakin Ibu bisa." Salwa ngga mau Citra terus memikirkan masalah yang menimpa keluarnya. Salwa ngga mau hal buruk menimpa Citra.

"Kamu adalah penyemangat Ibu sayang."

Mereka berpelukan dengan erat.

"Ibu, yakin kita bisa hidup tanpa ayah." Menjadi Ibu sekaligus ayah memang ngga mudah tapi Citra akan berusaha demi masa depan Salwa.

"Iya Bu, Salwa juga yakin kita bisa 'kan Ibu wanita hebat."

Hari bergati hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Citra berjuang sendirian tanpa bantuan siapapun. Citra yang mencari nafkah untuk makan, biaya sekolah, bayar kontrakan, air, listrik, dan keperluan lainnya. Darrel ngga pernah menanyakan berkembang Salwa selama 8 tahun setelah ke pergiannya. Tanya kabar saja ngga apa lagi memberikan nafkah. Citra ngga mau mengganggu keluarga baru Darrel, mungkin ia lagi sibuk dengan kuarga barunya. Cintra dengar gosip kalo istri mudanya sedang mengandung. Sakit rasanya tapi Citra tetap ikhlas karena takdir dari Maha Pencipta.

Anak kecil yang pintar menyembunyikan kesedihan tumbuh menjadi anak yang pintar dan cantik. Ngga sia-sia perjuangan Citra selama ini. Panas dan hujan Citra lewati demi sesuap nasi dan biaya sekolah untuk Salwa.

Citra gagal berumah tangga tapi Citra ngga mau anaknya gagal dalam meraih cita-citanya, besar harapan Citra untuk anaknya. Setiap malam Citra berdoa untuk kesuksesan anaknya dan diberikan tubuh yang kuat supaya hari esok semangat mencari nafkah.

Rupiah demi rupiah Citra kumpulkan untuk biaya kuliah Salwa.

Beruntung Salwa pintar, biaya kuliah ngga terlalu mahal karena dapat beasiswa dari Universitas. Salwa ngga menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapat. 4 tahun Salwa fokus kuliah akhirnya mendapatkan gelar sarjana.

"Salwa ngga akan berhasil tanpa Ibu dan doa Ibu. Terima kasih untuk semuanya, perjuangan Ibu selama ini ngga sia-sia. Sekarang saatnya Salwa yang berbakti sama Ibu. Salwa mau Ibu cukup di rumah jangan kerja lagi. Salwa mohon sama Ibu. Salwa mau Ibu menikmati hari tua Ibu. Semuanya biar jadi urusan Salwa."

Ketika orang tua sudah tua dan anak sudah dewasa memiliki pekerjaan tetap jangan biarkan orang tua kalian kerja. Saatnya kalian mengantikan tugas orang tua kalian mencari nafkah, misalnya mereka mau berkerja biarkanlah nanti juga akan berhenti jika mereka capek. Tugas kalian sebagai anak tetap memberikan nafkah untuk mereka.

"Iya sayang."

Kepergian orang penting dalam hidup memang berat, tapi kita tetap harus bangkit dan yakin kita pasti bisa. Semua sudah diatur dengan Maha Pencipta kita tinggal ikuti alur kehidupan.

Salwa berkerja di perusahaan nomor 1 di kota A. Dari situlah kisah hidup baru Salwa dan Citra di mulai.

Kerja di Perusahaan dengan gajih mahal membuat Salwa mudah untuk mengumpulkan uang, demi wanita paruh baya yang berjuang selama ini.

Rupiah demi rupiah Salwa tabung akhirnya ia bisa membelikan rumah untuk Citra dan alat rumah tangga yang Citra inginkan sejak dulu.

Semua berubah dari keterpurukan menjadi kebahagiaan, walaupun ngga ada sosok ayah di antara mereka.

Buktikan ke dunia kalo wanita bisa bangkit tanpa seorang laki-laki.

Hidup Salwa dan Citra terus berbahagia selamanya.




❤Cerpen KeluargaKu❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang