Aku anak satu-satu nya dari Andi Kurniawan Putra dan Bella Sari Putri. Nama ku Nanda Sari Kurniawan. Saat ini aku duduk di bangku kalas 2 SMA.Terkadang aku ingin mempunyai Adek lagi. Tapi apa daya Ibu ku ngga bisa hamil lagi karena waktu itu Ibu pernah kecelakaan yang mengakibtan rahim nya harus di angkat kalo di biarkan bisa bahaya buat ke selamatan Ibu.
Walau pun begitu aku hanya bisa sabar menerima keyataan ini.
Jangan berpikir jadi anak satu-satu nya itu enak
Kenyataan nya ngga enak. Kalian tau kenapa? Kalo aku mau keluar rumah atau pun jalan sama teman-temam ku pasti ngga di ijinkan ada aja alasan Ibu buat melarang ku.
Hidup ku hanya di rumah dan sekolah bosen banget rasa nya tapi mau bagaimana lagi kalo aku mebantah perkataan Ibu malah jadi anak yang durhaka bukan?.
Tapi walau pun begitu aku bahagia kasih sayang Ibu dan Ayah hanya untuk ku. Iya begitu lah ada enak dan ngga enak nya menjadi anak satu-satu nya.
Hari ini aku di antar Ibu ke sekolah. Walau pun usia ku sudah 17 tahun tapi Ibu tetap menganggap aku masih anak kecil. Sehingga untuk membawa kendaraan sendiri pun tidak di bolehkan oleh Ibu. Kemana aku pasti di situ ada Ibu juga.
Aku melangkah memasuki kelas
"Anak Mami datang"
"Ngga tau malu sudah besar masih aja di antar sama mami"
"Ngga malu sama umur"
"Jijik banget dah"
"Sudah SMA masih aja di antar Mami kaya bocah kelas satu SD"
Begitu lah bisik-bisikan para siswa-siswi di SMA.
"LO SEMUA KALO BERANI BILANG DI DEPAN GUA LANGSUNG NGGA USAH DI BELAKANG GUA. LO SEMUA IRI BILANG BOS KU" ucap ku dengan nada tinggi sudah habis kesabaran ku buat mereka.
"HAHAHA BUAT APA IRI SAMA ANAK MAMI ITU MAAF KAMI NGGA BUTUH" ucap salah satu siswa dengan nada keras juga.
Aku yang ngga mau melawani hanya bisa menangis aku berlari ke taman sekolah mencari tempat ke tenangan.
"Aku ngga boleh lemah. Seharus nya aku bangga punya Ibu yang sangat perhatian sama aku" ucap ku berusaha menyemangati diri ku sendiri.
Seperti biasa aku pulang di jemput sama Ibu tapi kali ini berbeda Ibu ngga membawa kemdaraan. Kemana motor Ibu?
"Ayo sayang pulang" ucap Ibu sambil memegang erat tangan ku.
"Motor Ibu mana?"
"Kita jalan kaki yah sayang lebih sehat" ucap Ibu dengan senyum kecil.
"Apa motor Ibu rusak?"
"Ngga sayang motor Ibu baik-baik aja"
Dengan perasaan yang masih heran tapi aku tetap berjalan beriringan dengan Ibu sambil bergantengan tangan. Banyak yang Ibu cerita sama aku tentang masa lalu nya.
"Sayang jika nanti Ibu tiada kamu tetap harus jadi anak yang sukses. Dengar apa kata Ayah. Jangan jadi anak yang nakal di luar sana. Tetap jadi anak kecil yang Ibu kenal. Yang pulang sekolah langsung pulang. Ibu ingin melihat kamu sukses sayang walau pun nanti tempat kita telah berbeda" ucap Ibu dengan mata berkaca-kaca.
"Ibu ngga boleh ngomomg gitu. Ibu harus tetap di sini sama aku. Ibu ngga boleh kemana-mana" ucap ku memeluk Ibu dengan erat.
"Insya allah sayang" ucap Ibu sambil membalas pelukan ku.
Ibu menyimpan penyakit nya seorang diri ngga mau memberi tahu ku dan Ayah kata nya biar kita ngga khawatir. Ibu juga mau liat aku dan Ayah bahagia di sia-sia hidup nya. Dokter bilang umur Ibu ngga panjang lagi. Karena Ibu di vonis sakit kangker darah setadium akhir.
Akhir kita sampai di rumah sederhana. Dengan berjalan kaki yang lumayan jauh membuat ku lelah tapi beda dengan Ibu yang tetap semangat. Tidak ku liat dari muka Ibu.
Ibu wanita kuat yang kuat.
Waktu malam pun tiba keluarga ku berkumpul untuk makan malam.
"Ayah malam ini biar anak kita tidur sama kita ya Yah" ucap Ibu dengan nada memohon.
"Tapi kan anak kita sudah besar Bu" ucap Ayah menolak dengan halus.
"Pelisss Ibu mohon malam ini aja Yah"
"Iya udah boleh Bu"
"Ayah jika Ibu nanti sudah tiada Ibu mau Ayah jaga anak kesayangan kita. Jangan biarkan dia nakal di luar sana. Tetap jadi Ayah yang pertanggung jawab yang Ibu kenal"
"Ibu ngga boleh ngomong begitu"
Ibu hanya tersenyum
Malam berganti pagi aku di kiri Ibu sedangakan Ayah di kanan Ibu. Kita memeluk Ibu dengan erat di sepanjang tidur kita.
"Ibuuu bangun" ucap Ayah dengan menangis aku yang terkejut langsung bangun.
"Ibu kenapa Yah" ucap ku di sela-sela nangis ku.
"Ibu telah tiada sayang" ucap Ayah di sela tangis nya perlahan aku mendekati Ayah. Kita saling memberi semangat satu sama lain.
"Ini ngga mungkin kan Yah" ucap ku sambil mengojang-gojak kan tubuh Ibu,"Ibu bangunnnn"
"Udah sayang ikhlas kan Ibu ya. Ibu udah tenang di sana" ucap Ayah berusaha kuat.
"Ibu........"
Sejak itu lah tiada lagi sosok Ibu yang selalu mengantar dan jemput ku ke sekolah.
Tiada lagi perhatian Ibu buat aku.
Ngga ada lagi kasih sayang Ibu buat aku.
Ngga ada lagi Ibu yang kuat.
Ngga ada lagi teman cerita ku.
Ngga ada lagi teman waktu kesepian.
Sekarang aku hanya sama Ayah tiada lagi Ibu yang menemani ku di kala aku bosen.
AKU KANGEN IBU SEMOGA IBU TENANG DI SANA
Pesan dari cerita ini :
jangan lah malu ketika kamu di antar oleh Ibu mu kesekolah. Biarkan lah orang-orang yang mengejek mu. Karena itu lah kasih sayang Ibu untuk mu. Yang belum tentu mereka punya. Bersyukurlah kalian
Please kasih masukan, aku lagi bingung mau buat cerper apa lagi
jangan lupa vot dan komen, hargai aku:)
Folow aku jangan lupa yaaa, harus! aku maksa heheh
Follow:emondeyy💚
KAMU SEDANG MEMBACA
❤Cerpen KeluargaKu❤
ContoKeluarga ada tempat kita untuk bercerita keluh kesah yang sedang kita hadapi. Mereka selalu memberikan masukan yang baik agar bisa berubah lebih baik lagi. Dan tanpa Ayah dan Ibu diri kalian bukan lah apa-apa.