13

10K 1.1K 128
                                    

"Pada kenyataannya, aku dan kamu tak akan pernah menjadi kita."

***

Sudah berjam-jam Michelle berdiri tegak didepan cermin full body-nya dengan tatapan kosong. Saat ini gadis itu sangat gelisah. Pikirannya dipenuhi dengan segala hal yang sedang dan akan dihadapinya. 

Ya, acara reuni tahunan yang sedang mengusik pikirannya saat ini, acara yang akan berlangsung malam ini, acara yang tak bisa dia hindari untuk kali ini. Waktu terus berjalan dan rasa cemas yang saat ini ada di dalam diri Michelle semakin menjadi.

Michelle tipikal perempuan yang tidak terlalu peduli dengan penampilannya. Namun kali ini kepribadiannya berubah seratus delapan puluh derajat. Sudah berjam-jam Michelle mencari pakaian yang cocok untuknya, namun sampai sekarang belum ada pakaian yang dipilih olehnya.

Hal seperti ini belum pernah Michelle rasakan sebelumnya dan entah kenapa dia merasakan hal seperti ini. Seharusnya dia merasa biasa saja bukan? Hanya teman lama yang akan dia jumpai, untuk apa dia merasa gelisah. Sebenarnya tak perlu tampil sempurna di depan teman lama karena tampil menjadi diri sendiri akan jauh lebih asik.

"Chelle gue-" Rifa menerobos kamar Michelle tanpa mengetuk pintu kamarnya terlebih dahulu. Rifa tidak melanjutkan ucapannya. Dia terkejut dengan apa yang saat ini dia lihat. Kamar Michelle sudah menyerupai kapal pecah dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Baju-bajunya berserakan dimana-mana dan si pemilik kamar terlihat sangat gelisah.

Sementara Rifa disini sudah berpenampilan rapi. Wajahnya sudah dibalut oleh make-up yang tipis namun mengubah penampilannya menjadi lebih cantik dan feminim. Gadis itu mengenakan dress casual bewarna hitam karena seluruh panitia diperkenankan untuk menggunakan baju hitam supaya mudah terdeteksi keberadaanya dengan panitia lain. Hal itu akan sangat memudahkan apabila ada kendala dalam acaranya nanti.

Rasa percaya diri yang ada di kepribadian Michelle seketika menghilang begitu saja. Gadis itu selalu tampil percaya diri menghadapi segala hal bahkan dia tidak merasa gelisah saat menghadapi OSCE sekalipun, ujian dalam fakultas kedokteran yang dikenal mengerikan.

"Ya ampun Chelle, acaranya gak formal kok, lo bisa pake baju apapun yang menurut lo nyaman," Rifa bisa membaca situasi. Dia tahu apa yang ada dipikiran sahabatnya saat ini.

Rifa mengambil salah satu pakaian Michelle yang tergeletak di ranjang. "Tapi kalo lo perlu saran gue, coba pake ini aja. Gue suka liat lo pake baju ini," Rifa memberikan pakaian tersebut kepada Michelle. Sebuah casual shoulder dress perpaduan antara warna biru, kuning, dan putih dengan corak kotak-kotak yang terbuka di bagian bahu.

Setelah mengganti pakaiannya dengan dress tersebut, Michelle kembali melihat penampakan dirinya di cermin dengan dress pilihan Rifa. Dia mencoba untuk mengembalikan rasa percaya dirinya yang telah menghilang untuk beberapa saat. Sebenarnya dress itu jarang sekali Michelle gunakan karena walaupun casual bagi Michelle dress tersebut terlalu terbuka untuknya. Dress ini adalah pemberian dari ibunya, maka dari itu meskipun Michelle merasa tidak begitu cocok pakaian ini masih dia simpan sampai detik ini.

"You look so gorgeous Chelle, gak bohong gue," mata Rifa berbinar-binar setelah melihat Michelle mengenakan dress tersebut.

"Please Chelle, kali ini aja let me make over you," dengan semangat 45 Rifa segera mengambil brush dan beberapa alat make up lainnya dari meja rias.

Michelle mengangguk pasrah membiarkan Rifa merias wajahnya. Michelle tidak seperti perempuan pada umumnya yang gemar merias wajah. Jadwal kuliahnya sudah cukup padat, dia tidak memiliki waktu untuk mendalami bidang tersebut. Oleh karena itu, banyak sekali kaum adam yang terpesona oleh Michelle karena kecantikannya memang natural bukan karena riasan wajah.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang