21

9K 969 120
                                    

"Aku harap kepergianku menjadi kebahagiaanmu."

***

Pagi ini Michelle ditugaskan untuk menjaga pos P3K bersama Sarah. Walaupun terkadang Sarah bersikap menyebalkan, tetap saja dia merasa senang ditugaskan dengan orang terdekatnya di kampus. Michelle menata obat-obatan yang ada di dalam kotak P3K supaya terlihat lebih rapi dan memudahkan untuk mencari dikala suasana sedang ricuh.

"Chelle sini deh, ternyata anak bisnis kampus kita juga ganteng-ganteng," Sarah menarik lengan Michelle. Dari tadi perempuan itu mengamati kaum adam yang berlalu-lalang dihadapannya.

"Biasa aja ah," respon Michelle seadanya, lalu dia langsung kembali mengerjakan apa yang sedang dia lalukan barusan.

"Dih jual mahal banget lo," ejek Sarah. Tampaknya perempuan itu masih menikmati pemandangan yang ada dihadapannya.

"Selera gue mah emang tinggi," balas Michelle tanpa melirik Sarah sama sekali. Perempuan itu terlalu fokus dengan hal yang sdang dia kerjakan sekarang.

"Selera lo emang siapa? Rifqi? Tuh dia ada," Sarah menunjuk sosok yang baru saja keluar dari ruang ganti baju.

Rifqi menyadari akan hal itu karena suara Sarah terdengar sampai telinganya. Dia melirik sekilas ke arah sumber suara. Lelaki itu cepat-cepat mengalihkan pandangannya dengan raut wajah datarnya. Sarah terkejut melihatnya. Biasanya Rifqi akan tersenyum apalagi saat ini dia sedang bersama Michelle. Kini melirik temannya saja tidak, Sarah tahu hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

"Chelle lo berantem?" Tanya Sarah setelah melihat respon dari Rifqi yang tak seperti biasanya.

"Berantem sama siapa?" Michelle pura-pura tidak tahu. Sebenarnya barusan Michelle sempat menatap Rifqi namun lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya. Michelle tahu Rifqi saat ini sudah benar-benar membencinya. Misinya berhasil walaupun hatinya berkata lain, hatinya masih menginginkannya.

"Gak usah pura-pura bego deh Chelle, kalian berantem kenapa?" Sarah mempertegas pertanyaannya barusan.

Michelle terdiam. Ternyata Sarah bisa menebak isi pikirannya. Selama ini Michelle rasa hanya Rifa yang bisa mengetikannya.

"Nggak," akhirnya Michelle menjawab walaupun singkat.

"Gak mungkin Chelle dia tiba-tiba kaya gitu, pasti punya alesan. Biasanya lo cuekin aja dia pasti bakal tetep senyumin lo," Sarah masih tidak percaya. Teman sejurusannya ini masih berusaha untuk mengulik apa yang terjadi diantara dirinya dengan Rifqi.

Sarah benar. Setelah dia berbicara seperti itu dengan Rifqi, sikap terhadapnya benar-benar berubah. Entah ini pertanda baik atau buruk tapi yang jelas Michelle merasa sedikit menyesal atas tutur katanya yang cukup kasar. Dalam lubuk hatinya Michelle tidak mau hubungannya seperti ini dengan lelaki itu. Kalaupun mereka tidak bisa bersama, Michelle berharap dirinya masih bisa berteman baik dengan Rifqi

"Sar, lo lupa gue udah ada cowok?" Kini Michelle menatap Sarah. Dia terpaksa harus berkata seperti itu supaya Sarah berhenti menanyakan hubungannya dengan Rifqi.

"Bukan gitu Chelle, apa salahnya coba berteman baik sama orang ganteng walaupun itu mantan lo sendiri. Manusia itu makhluk sosial loh, siapa tahu suatu saat lo perlu bantuan dia jadi hubungan kalian tuh harus tetep dijaga," jelas Sarah panjang lebar.

"Gak boleh galak-galak Chelle, gitu-gitu juga dia kan orang yang ngewarnai masa SMA lo?" Goda Sarah sambil menyenggol lengan Michelle dengan tatapan penuh arti.

"Bukan dia kok, emang mantan gue cuma dia doang?" Michelle berbohong, dia langsung memalingkan wajahnya yang sudah bersemu merah.

"Terus siapa dong? Gue yakin pasti si Aa ganteng itu yang bikin masa SMA lo bewarna karena biasanya masa SMA tuh paling serunya pas kelas 12," Sarah mencoba untuk menebak-nebak.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang