"Pada kenyataannya kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama walaupun masih saling mencintai."
***
Rifqi tidak pernah terlepas dari hobinya dari dulu. Yaitu bermain game. Dia bisa diam di depan layar komputernya selama berjam-jam hanya untuk menyelesaikan misi-misi yang ada di permainan favoritnya. Namun kali ini dia tidak bermain sendirian, beberapa temannya hadir menemani Rifqi.
"Uy Rifqi, ini telepon gak akan lu angkat?" Tanya Farrel, teman SMAnya yang kebetulan berada di jurusan dan universitas yang sama. Berkali-kali panggilan masuk ke ponsel Rifqi, namun laki-laki itu mengabaikannya.
"Bilangin aja ke Rika Rifqinya lagi sibuk gitu," mata Rifqi masih terfokus pada layar komputernya.
"Tapi ini Rifa bukan Rika," ucap Farrel sambil memperlihatkan layar ponsel Rifqi kepada pemiliknya.
Rifqi langsung melirik ke arah Farrel, memastikan bahwa yang meneleponnya kali ini Rifa. Farrel sudah sangat mengenal Rifqi. Farrel tahu dia masih mengutamakan sahabat perempuannya itu dari dulu. Rifa sudah dia anggap sebagai adik sendiri.
"Ini nih Rel lanjutin, gue mau angkat telepon dulu," Rifqi segera bangkit dari kursi yang sudah berjam-jam dia duduki lalu meraih ponselnnya yang tersimpan di atas meja. Sesuai permintaan Rifqi, Farrel melanjutkan game yang sedang Rifqi mainkan dari tadi.
Rifqi segara menjawab panggilan dari Rifa yang sudah berbunyi cukup lama. Lalu dia menempelkan ponselnya di kuping.
"Tumben nelepon duluan, kangen ya lu?" Goda Rifqi ketika panggilannya sudah terhubung.
"Idih najis banget kangenin lo," jawab Rifa.
"Terus ada apa dong nelepon?" Tanya Rifqi.
"Lo beneran bakal kawin sama Rika?" Tanpa basa-basi Rifa langsung bertanya.
"Astagfirullah nikah dulu Rifa baru kawin, gue mah nakal gini tetep ngejaga wanita," jawab Rifqi yang berhasil membuat Rifa tertawa dalam keadaan serius seperti ini.
Akhirnya keduanya sama-sama tertawa sambil mengenang kembali masa lalu mereka. Rifqi dan Rifa sudah mengenal satu sama lain sejak lama. Keduanya telah berjanji akan berteman dan akan saling melindungi, dan perjanjian itu adalah perjanjian seumur hidup mereka.
"Serius Rif, lo bakal sama perempuan itu?" Rifa bertanya kembali, tujuan utama dia menelepon Rifqi.
"Hmm, ya mau gimana lagi gue harus patuh sama bokap gue, demi bisnis dia," akhirnya Rifqi menjawab pertanyaan Rifa dengan serius.
"Michelle tadi baca undangannya," suara Rifa memelan.
"Wah? Reaksi dia kaya gimana?" Rifqi mulai penasaran. Sudah lama sekali dia tidak mendapat kabar dari perempuan itu, perempuan yang telah mengisi hatinya di masa SMA.
"Dia nangis," bisik Rifa.
"Demi apa dia nangis?" Rifqi terlihat sangat gembira mendengar hal itu.
"Ih lo kok malah seneng sih, eh ke mantan itu jangan dendam-dendam banget, gitu-gitu juga dia pernah ngisi kehampaan hati lo," Rifa terkejut dengan reaksi Rifqi yang sangat girang.
"Eh kalo dia nangis berarti dia masih sayang sama gue dong," jelas Rifqi.
"Jujur gue juga berat banget buat lupain dia, ngerelain dia, dan nyakitin dia dengan cara seperti itu. Pada akhirnya, sesuai perintah bokap gue, gue harus nikahin perempuan yang gak gue sayang sama sekali," lanjutnya.
"Rika mantan elo Rif, ya pasti pernah lo sayang juga sebelumnya," ucap Rifa. Rifqi dijodohkan oleh anaknya teman Roy, ayah Rifqi yang kebetulan mantannya Rifqi.
"Lo tau sendiri lah gue dulu pacaran kaya gimana, gue gak pernah ngasih perasaan kecuali pas sama Michelle," Rifqi menjelaskan.
"Jadi ceritanya lo belum move on nih?" Kini Rifa yang menggoda Rifqi.
"Move on sih udah, tapi kalau ngelupain gaakan bisa," jawab Rifqi.
"Ciaa, temen gue yang ini masih jago aja ngegombalnya," Rifa tertawa puas.
"By the way, dia masih sama si Adi itu?" Tanya Rifqi cukup penasaran.
"Masih dan hebatnya sejauh ini masih baik-baik aja," jawab Rifa.
"Hmm bagus deh, perempuan kaya dia lebih pantes dapet cowok baik kaya Adi," ucap Rifqi. Hatinya sedikit terluka mendengar kabar baik Michelle.
Keduanya sudah mempunyai pasangan masing-masing. Namun entah kenapa mendengar kabar bahwa mantannya sekarang bahagia bersama pasangan yang sekarang sangat menyakitkan. Padahal saat ini keduanya sudah bahagia di kehidupannya masing-masing. Pada nyatanya masa lalu itu tidak pernah bisa dilupakan begitu saja.
"Yaudah yah Rif, udah dulu besok gue kelas pagi," ucap Rifa yang sudah berniat mau mengakhiri panggilannya.
"Mau gue anter gak?" Rifqi menawarkan untuk pergi ke kampus bersama.
Sebenarnya Rifqi, Farrel, Rifa, dan Michelle melanjutkan pendidikannya di universitas swasta yang sama. Manajemen dan pemilik kampus mereka berempat adalah orang yang sama. Rifqi dan Farrel melanjutkan studinya di Presavy Business Institute, Sementara Rifa di Presavy Law Institute, dan Michelle di Presavy Medical Institute.
"Gila aja lo, tar Michelle tau lo kuliah di tempat yang sama," tolak Rifa.
"Gak apa la sekalian gue ketemu dia, kangen udah lama gak ketemu," Rifqi tertawa kecil.
"Gak, lo gak liat sih tadi dia nangisnya kaya gimana liat nama lo doang, gimana kalo ketemu," jelas Rifa.
Rifqi hanya membalas dengan tawanya. Rifa terdengar sangat panik, berharap Rifqi tidak akan datang menjemputnya. Sudah lama sekali dia tidak menjahili sahabat perempuannya yang satu ini.
"Yaudah, dah Rifa mimpi indah," pamit Rifqi dengan sisa tawanya.
"Heh, awas aja lu beneran kesini, siap-siap aja nyawa lo," ancam Rifa yang masih terdengar panik.
"Iya kagak, gue gaakan kesana suer," Rifqi berjanji.
"Oke bagus, dah idiot," pamit Rifa untuk kedua kalinya sekaligus mengejek.
"dah Dino," balas Rifqi dengan menyebutkan nama mantan gebetan sahabatnya.
"Eh enak aja gue udah move on ya," ucap Rifa yang kemudian di balas oleh tawa Rifqi.
Rifa segera memutuskan panggilan tersebut tanpa mengatakan apapun. Dia tahu berbincang dengan sahabatnya itu tidak akan pernah ada habisnya.
Rifqi teringat kembali oleh gadis itu. Gadis yang sempat mewarnai masa SMAnya. Gadis yang sempat mengisi kehampaan hatinya. Gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Rifqi tersenyum kecil mengingat masa itu kembali. Masa yang akan dia kenang selama hidupnya.
"Lo pasti bahagia yah di sana?" Batin Rifqi.
Rasanya miris sekali ketika seorang mantan telah menemukan sosok baru yang dapat dia cintai melebihinya. Sementara Rifqi disini harus menjalankan hubungan dengan perempuan yang tak Rifqi cintai.
***
Vote dan comment buat next part!
Instagram :
Putrizhr
Chachaii_
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT] FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PART PRIVATE ACAK Cerita Lama Belum Kelar Jika kita tidak di takdirkan untuk bersama lalu mengapa Tuhan selalu mempertemukan kita? HIGHEST RANK IN 2020 : #1 on Michelle #1 on IPS #1 on Rifqi #1 on Ipadanips ...