"Ini masih pagi, gue lagi males bahas soal mereka" jawab Dirga dingin.
"Ya tapi bos, kita nggak bisa diemin mereka lama-lama" bantah Ricky.
"Gue...intinya jangan bahas mereka lagi"
"Sebaiknya lo nggak usah cari masalah sama mereka lagi deh, Ga" sahut Faro.
"Kapan gue pernah cari masalah sama mereka bangsat?"
"Eh, lo kenapa ngegas? Gue cuma nggak mau kejadian kayak yang terakhir kali itu terulang lagi"
"Halah alasan! Lo emang belain mereka, kan?"
"Lo kalo ngomong ngotak dikit kenapa? Buat apa gue belain mereka, hah?"
"Ya terus kenapa lo selalu mau ngalah di depan mereka?"
"Gue harus jelasin ini berapa kali ke lo? Gue nggak mau lo sampai kelewat batas. Masih nggak paham juga, lo?"
"Eh udah sih, kenapa jadi berantem gini?" lerai Ricky.
"Tau, perut gue udah laper nih, ke kantin yuk" Edo mengalungkan lengannya ke leher Dirga dan Faro, menggiring mereka berdua ke kantin.
"Perut lo laper mulu dah," komentar Ricky ketika mereka dalam langkah-langkah panjang menuju kantin.
"Iya, nggak pernah sarapan" jawab Edo santai.
"Ya sarapan lah, lumayan kan duit bisa dipake' traktir pacar" canda Ricky.
"Nggak ada yang masakin" jawab Edo lagi.
"Lah? Kok..."
"Eh, udah deh. Kalian lama amat jalannya. Gue udah laper banget" Edo memotong perkataan Ricky, berjalan cepat-cepat menuju kantin.
"Jadi gimana soal mereka?" Ricky memulai pembicaraan lagi soal Foxra, genk motor rival mereka ketika meja kantin sudah menyambut di depan mata.
Edo menginjak kaki Ricky kuat-kuat dibawah meja.
"Aduh! Apaan lo?" Ricky bersiap marah sebelum Edo membekap mulutnya lalu berbisik disamping telinganya.
"Lo jangan bahas itu dulu, napa?" bisik Edo.
"Kenapa?" tanya Ricky sambil mengusap-usap kakinya yang sakit. Kaki Edo yang dilapisi sepatu ber-hak meninggalkan jejak lebam di atas telapak kaki Ricky.
"Kalo mereka berdua ribut lagi, kita yang repot. Biarin lah itu kita urus nanti. Gue juga udah capek berantem sama anak Foxra"
"Ya tapi, ini masalah harga diri kita, sob"
"Penting mana, harga diri, atau pertemanan ini?" Ricky terdiam.
"Eh, kalian tau Risya nggak?" tanya Edo, mengalihkan obrolan.
"Kenapa emangnya?" Ricky menanggapi sambil menyeruput es teh dalam gelas kaca.
"Target baru gua dia tuh" jawab Edo.
"Uhuk...uhuk!" Faro langsung terbatuk mendengar jawaban Edo.
"Eh, kenapa lo Ro?" tanya Ricky.
"Enak aja, Risya gebetan gua" seloroh Faro.
"Lah? Apaan lu Ro?" sahut Edo.
"Dari sejak elo masih orok, gue juga udah gebet dia duluan kali"
"Lah? Apaan lo? Orang dia satu sekolah sama gue dulu. Sebelum elo kenal dia, gue kenal dia duluan kali!"
"Elo kenal doang, gue udah gebet dia sejak lama"
"Kagak kagak. Kagak ada. Risya gebetan gua"
"Kagak, apaan lu? Enak aja. Risya punya gua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia di Balik Senja [HIATUS]
Novela JuvenilMasih ingatkah kalian dengan Dirga dan Satya? Satya, seorang gadis keras, kuat dan tomboy. Gadis yang selalu dibully karena status yang melekat pada dirinya. Seorang gadis yang tak pernah memikirkan cinta sebelumnya dihadapkan pada Dirga yang membua...