Bukan Lagi Kacau

10 2 0
                                    

"Aaargh!" lagi-lagi erangan yang Faro dapat sebagai sambutan selamat datang.

Tubuh Faro yang letih luar dalam pun ia paksa untuk menengok papanya. Sepertinya pria itu frustrasi lagi. Lagi. Yang sudah kesekian kali. Dan terus berulang entah hingga kapan.

"Pa, papa kenapa lagi?" tanya Faro, mencoba selembut mungkin.

"Diam!" bentak papanya. Faro terperanjat, baru kali ini papanya frustrasi sampai membentaknya.

"Pa, papa bisa cerita ke Faro, kok" bujuk Faro lagi.

"Saya bilang diam! Saya muak dengan semua ini!" seru pria itu marah.

"Papa jangan kayak gini, dong"

"Diam kamu! Lebih baik kamu ambilkan obat saya di atas meja!" perintahnya.

Faro memungut kantong plastik kecil diatas meja, berisi serbuk berwarna cokelat sedikit kasar. 

"Ini apa, pa?"

"Jangan banyak tanya! Berikan pada saya!" papanya berusaha merebut benda itu dari tangannya. Namun Faro menjauhkannya.

"Pa! Jawab aku! Ini apa, pa?" bentak Faro.

"Ganja! Itu ganja!"

"Ganja papa bilang?"

"Ya, kenapa? Apa urusan kamu?" lagi-lagi pria itu berusaha mengambil kantong miliknya dari tangan anak semata wayangnya.

"Pa? Apa sih yang papa pikirin? Kenapa sekarang papa malah konsumsi narkoba? Ini kriminal, pa! Papa bisa masuk penjara!"

"Biarkan saya masuk penjara! Toh, saya sudah tidak berguna!"

"Cukup, pa! Jangan ngelantur! Papa nggak mikirin nasib aku kalo sampai papa dipenjara? Papa nggak mikirin siapa yang bakal kasih aku makan? Sekolahin aku? Papa nggak mikir itu semua?"

"Masa bodo! Persetan dengan itu semua! Hanya ganja yang bisa membuat saya melarikan diri dari dunia keji ini!"

"Pa! Papa bisa cerita ke aku. Aku ini anak papa. Secapek-capeknya aku, aku bakal tetep dengerin cerita papa. Nggak gini caranya, pa"

"Diam kamu! Jangan berani-berani menasehati saya! Kamu masih anak bau kencur yang tidak tahu apa-apa!"

"Makanya papa cerita ke aku. Aku siap kapanpun papa punya masalah kok, pa. Kapan sih pa kita bisa kayak dulu lagi? Waktu mama masih ada?" tanya Faro. Suaranya bergetar menahan tangis yang hendak tumpah.

"Berhenti mengoceh yang tidak penting dan berikan obat itu pada saya!"

"Nggak akan, pa! Ini bisa ngerusak pikiran papa!"

"Anak kurang ajar kamu!" seru papanya.

"Pa! Papa sadar! Ini tuh obat terlarang! Kriminal, pa!"

"Saya bilang jangan berani-berani menasehati saya!"

"Papa nggak boleh minum ini!"

"Kemarikan obat itu! Cepat!"

"Nggak pa!" Faro melangkah menuju kamar mandi, membuang bungkusan itu ke toilet lalu menyiramnya hingga hilang sepenuhnya.

"Apa yang kamu lakukan pada obat saya?! Kurang ajar kamu!"

PLAKK!

Tamparan yang pertama kali Faro dapat dari ayahnya itu terasa panas di pipinya.

"Kamu tahu? Harga obat ini lebih mahal dari biaya sekolah kamu selama setahun! Dan seenaknya kamu membuangnya begitu saja? Nggak tau diri, kamu!"

"Pa! Papa harusnya sadar, obat itu nggak baik buat papa! Itu narkotika, pa. Obatnya orang dengan gangguan jiwa!"

Rahasia di Balik Senja [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang