K AR E N A |14| R A S A

41 8 0
                                    

Selamat membaca
Nikmati alurnya

Dan maaf bila masih menemukan typo
.

.




Rasa pov

Setelah menempuh satu jam perjalanan aku pun sampai dirumah om adit dan tante neni, kenapa bisa sangat lama karena harus mengantar rici pulang dulu dan saat kembali aku dan kak ivan malah terjebak macet.

Rumah yang sudah tidak asing bagiku ini masih sama seperti terakhir kalinya aku kesini tidak ada yang berubah. kini aku berada dikamar tamu menatap keluar jendela yang menampilkan pemandangan rumah minimalis tempat tinggalku dulu sebelum pindah.

Lampu dirumah itu menyala terang itu artinya sudah ada penghuni baru disana, semoga tamanku masih ada.

Aku tau kenapa aku tidak dizinkan pulang kerumah, bukan karena tidak ada orang yang bisa merawatku setiap jam sekali tapi karena om adit ingin aku melupakan rumah itu dan terbiasa dirumah ini.

Aku dibuang

Dibuang oleh ibuku sendiri.

Saat itu aku bangun dari tidurku masih diruang rawat memang, mengambil air minum karena terlalu haus tapi tidak ada air minum dimeja sampingku airnya malah ada dimeja depan sofa ruang tunggu, dengan keadaan sedikit pusing karena baru saja bangun dari tidur aku berjalan kearah meja.

Ketika sampai aku duduk untuk minum agak ribet memang minum sendiri sedang tangan tertancap infus.

Ketika hendak berdiri dari arah luar pintu kamar yang sedikit terbuka aku bisa mendengar suara om adit yang sedang marah pada seseorang dihandphone nya, karena tidak ingin menganggu aku mencoba menahan gerakanku agar tidak menimbulkan suara.

Setelah beberapa lama aku menguping pembicadaan itu, satu hal yang mengganjalku.

Suara ibu kah??

Tanganku gemetar mencoba kembali berjalan kearah ranjang aku tidak ingin om adit tau aku dengar semuanya, perjalanan dari sofa ke ranjang seakan sangat jauh bagiku entah sudah berapa tetes air mataku mengalir aku harus kuat.

" Kau gila han?! Kau bilang apa angkat saja rasa jadi putriku?! Disaat ayah dan ibunya masih hidup! Kau membuang rasa tanpa sadar! "

" . . . . "

Karena tidak mendengar jelas  jawaban sang ibu rasa mengerti.

Author pov

Rasa lebih mendekat kearah jendela udara yang menerpa tanganya yang menjulur keluar terasa sangat dingin ia pun mengangkat wajahnya untuk melihat awan yang nampak mendung.

" Sepertinya akan turun hujan. " Lirihnya

Rasa pun memutuskan turun kebawah melirik jam dinding yang menunjukan waktunya jam makan malam setidaknya ia akan membantu menyiapkan makanan nantinya.

" Tan " tante neni agak terkejut saat suara rasa agak berubah serak.

" Rasa kenapa kamu disini sayang, istirahatlah dulu hm, ouh apa kamu membutuhkan sesuatu? "

" Aku akan membantu tante masak " jawabnya seraya tersenyum

" Eh tidak usah sayang, kamu duduk saja sebentar lagi sudah selesai. "

Tante nenipun memberikan air minum untuk rasa yang kini sudah duduk dimeja makan.

Rasa yang tidak punya pilhan lain pun hanya mengangguk setuju.

" Ra kenapa tidak istirahat,dasar anak nakal " kak ivan yang kini duduk disampinya mengacak rambut rasa.

" Eemmmmmm kak jangan diacak,nanti kusut rambutku " suara rasa merajuk

Ting

Nontifikasi dari ponsel ivan mengalihkan perhatian mereka berdua.

Entah apa yang ingin rasa buat yang pasti ia bosan berdiam diri dimeja sedangkan ka ivan sibuk dengan ponselnya, tapi saat tantenya membawa makanan kemeja makan rasa mengikuti dan memaksa ikut membantu membawa.

____________________

Setelah makan malam rasa kembali kekamar bersama tantenya.

" Besok kamu mulai sekolah, jangan terlalu lelah ya. " rasa mengangguk patuh pada sosok ibu yang sangat ia damba - dambakan.

Pintu ditutup kemudian rasa kembali kemeja disana, melihat ponselnya lalu mulai mengetik.

Bagaimana kabarmu?

|

Hapus

Terimakasih bunganya ya :')

|

Hapus

Besok aku kembali kesekolah

|

Hapus

Raehan terimakasih.


Kirim.


Aku kembali meletakan ponsel lalu tertidur.

Ting!

Ponsel yang baru saja diletakan dimeja itu kini menyala, ada satu notif balasan.

Besok aku jemput.

Read.








Tbc.

See you.

Karena Rasa || Ssst. . . Kepribadian GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang