K A R E N A |1| R A S A

522 152 19
                                    

      Ada dua hal didunia ini yang rasanya tak masuk akal bagi seorang Rasa. yang pertama perilaku manusia dan yang kedua kepribadian manusia, bumi kita semakin tua tapi tingkah para manusia terlihat menggila. Sedang disisi lain jauh didalam diri manusia pribadi seolah selalu ribut dengan jalan pikiranya, rasa bertanya tak masuk diakal bukan? disatu tubuh manusia ada yang berkelahi oleh tubuhnya sendiri. semua tak ayal seperti kita mempunyai musuh dalam selimut nya sendiri yaitu diri kita yang terkadang lebih mementingkan orang lain dari pada diri kita snediri Ahh... Tunggu rasa menyangkal semua ucapan nya tadi. Hanya dirinya. Hanya hidupnya. Hanya rasanya. Yang tak masuk diakal, rasa merasa atau karena rasa???









{ Karena Rasa }

" Langit malam ini indah seperti biasanya, dan lagi -lagi aku terpesona karnamu " ujarku pelan seraya menatap ribuan bintang ditengah gelapnya sang langit.

Rembulan nampak malu menunjukan dirinya, sedikit tubuh rembulan yang muncul namun itu tak apa setidaknya bintang tak kehilangan teman nya dan langit takan kehilangan isinya.

Derap langkah kaki ini terasa asing terutama ketika aku melihat kearah jalan setapak ini. Ada langkah kaki lain yang menemaniku, rasanya sudah lama tidak berkeluh kesah dengan seisi dunia.

berjalan dimalam hari seperti ini sangat menyenangkan, mengobrol dengan langit dan seisinya membuatku nyaman pernahkah kalian berfikir sama seperti ku?

Lebih menyenangkan berbicara dengan alam dibanding manusia yang bahkan hanya mengerti menyalahkan?

Kalian lari dari sebuah masalah dan terus menumpahkan segalanya dengan menulis dan menatapi semua keadaan, pergi.

Pergi saja dari zona itu.

Aku tau rasanya seperti apa maka dari itu aku minta kalian untuk pergi, carilah kebahagiaan jangan hanya terus menyalahkan keadaan bahkan sampai menyebut semua adalah taqdir.

Taqdir itu bisa dirubah meski sudah ditetapkan tapi percayalah, berdoa dan berusaha seberapa pun keras dan mendarah dagingnya taqdir itu pasti akan ada saat nya berubah saat itu tiba saat nya aku bilang kembali. Kembali lah tersenyum karena usahamu.

" Raa "

Seperti suara angin yang memanggilku, aku mencoba menggapai satu daun yang terbang terbawa angin.

" Ra "

Suara yang mungkin tak dapat kucegah orang disampingku ini sedari tadi memanggilku.

" Raaaasa!! " tapi seperti perkiraanku  dipanggilan ke tiga aku tidak akan menguji kesabaran nya lagi, dengan sedikit senyuman minta maaf aku pun menoleh.

" Raa ayo pulang " katanya masih sabar dengan tingkahku.

Aku menyebalkan yeah cukup menyebalkan dan bisa sewaktu - waktu melupakan segalanya hanya karena nikmat Alam.

" Iya. . .  Iya baiklah 5 menit lagi " jawabku tak peduli

Ketika aku dalam mode seperti ini aku terkadang lupa untuk bersikap lembut pada orang lain. Aku bisa meninggalkan orang hanya karena aku sedang tidak perduli.

Sama seperti keheningan yang tercipta antara aku dan sesosok yang menapaki jalan yang sama denganku.

" Kau tau? saat kau keluar dari rumah aku mendengar suara itu lagi "

Mungkin karena dia bosan jadi sesosok itu memulai pertanyaan dengan kalimat aneh berikut tak jelas menurutku.

Ketika aku hendak bertanya sepintas ingatan tentang keadaan kenapa aku harus pergi dari rumah membuat aku membisu.

Karena Rasa || Ssst. . . Kepribadian GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang