Sudah lebih dari 30 menit Elisa terus mengeluh dalam hati seraya menatap suasana gelap yang berada di sekelilingnya. Wanita yang memiliki nama lengkap Elisa Nauvali itu menyesali sikap keras kepalanya yang tak mengindahkan perkataan sang adik yang memintanya untuk membawa seorang supir saat akan mengunjingi rumah peristirahatan mereka yang berada di pedesaan yang jauh dari hingar bingar keramaian kota.
Dengan duduk di balik kemudi seperti sekarang tanpa tahu harus melakukan apa, sementara mobil yang dikendarainya tiba-tiba saja mati dan ponselnya juga tertinggal di rumah, Elisa cuma bisa berharap agar ada orang baik yang mau menolongnya keluar dari situasi yang sudah membuatnya hampir putus asa tersebut.
Kalau saja ia tahu akan begini kejadiannya, tentunya Elisa akan dengan senang hati meminta supir pribadi adiknya untuk mengantarnya ke tempat dimana ia tidak akan lagi mendengar kabar mengenai sang mantan suami yang katanya tengah berbahagia menanti kelahiran anak yang telah dinantikan olehnya.
Bukannya Elisa masih menyimpan rasa kepada pria yang telah menyebabkan ia tak mau lagi membuka hati untuk pria lainnya itu. Hanya saja Elisa tidak tahan menerima tatapan kasihan dari orang-orang di sekitarnya, juga Elisa merasa kupingnya panas tiap kali mendengar ejekan serta hinaan dari sang mantan ibu mertua yang selalu saja datang ke butiknya hanya untuk menghina dirinya.
Jika tak mengingat ajaran mendiang kedua orang tuanya untuk menghormati orang yang lebih tua, tentu saja Elisa tak akan terus berdiam diri menerima tiap kata menyakitkan yang diarahkan padanya. Untungnya Elisa masih memiliki sedikit kesabaran, sehingga ia memilih mengunci rapat mulutnya dan tak sedikitpun melawan saat wanita paruh baya yang sedari awal mengenalnya itu memang tak menyukainya.
Lamunan Elisa akan apa yang dialami beberapa minggu terakhir seketika terhenti saat mendengar jendela kaca mobilnya diketuk dari luar. Sontak saja hal tersebut membuat jantungnya berdebar kencang. Meski begitu Elisa mencoba memberanikan dirinya untuk melihat siapakah orangnya yang sudah membuatnya terkejut tersebut.
Dan di saat Elisa melihat sebuah senyuman yang entah mengapa tampak begitu tulus di matanya, tiba-tiba saja wanita pernah merasakan sakitnya dicampakkan itu merasa yakin bahwa orang yang mengetuk jendela kaca mobilnya tersebut bukanlah orang jahat. Lalu, begitu keyakinan itu terasa semakin kuat, tanpa keraguan Elisa keluar dari dari dalam mobil untuk menemui seseorang yang setelah bertatapan langsung dengannya, terlihat cukup menarik di matanya.
"Mobilnya mogok ya, Bu?"
Satu pertanyaan yang diucapkan dengan nada sangat sopan itu membuat kening Elisa mengernyit. Panggilan 'Bu' yang dialamatkan padanya tanpa alasan yang jelas membuat Elisa tak suka mendengarnya. Jika para bawahannya di butik senantiasa memanggilnya dengan panggilan tersebut dan Elisa sudah terbiasa mendengarnya, maka kali ini tidak tahu alasannya timbul rasa tak suka dalam hatinya.
Namun, demi menjaga kesopanan kepada warga setempat, Elisa menatap sang lawan yang masih setia menunggu jawabannya seraya berkata, "Iya, mas, mobilnya saya mogok dan kebetulan hp saya juga ketinggalan di rumah. Makanya saya bingung harus ngapain sekarang."
"Kalau boleh saya tau, ibunya mau kemana?"
"Kalau mas ini penduduk asli sini, pasti tau dong dimana letak vila milik Danendra Jatmika?" Elisa balik bertanya. Jika memang pria yang diperkirakannya berusia lebih muda darinya itu tahu dimana letak vila milik adiknya yang super bawel itu, maka Elisa akan sangat bersyukur.
"Wah... kalau vila milik pak Nendra masih cukup jauh dari sini, Bu. Kalau jalan kaki, saya nggak yakin Ibu bisa sampai ke sana."
"Memangnya benaran jauh ya, mas?" tanya Elisa nelangsa. Jalanan gelap yang terbentang di depan matanya membuat Elisa hampir saja berteriak demi melampiaskan kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa Nauvali [ TAMAT ]
Romance- Sudah tamat - Cerita ini telah ada dalam bentuk ebook di google play - Tersedia 7 ekstra part dalam bentuk ebook - Diunpublish sebagian Diceraikan dengan alasan belum bisa memberikan keturunan membuat Elisa menjadi pribadi yang tertutup. Bahkan se...