💐 Bab 7 💐

2.9K 435 32
                                    

Bibir Elisa terus menyunggingkan senyuman kala mengingat lagi reaksi Yudha yang begitu lugu saat dimana bibir mereka saling bertabrakan beberapa hari yang lalu. Dari reaksi yang ditunjukkan oleh pria muda itu, Elisa bisa menebak jika ciuman yang tak disengaja yang terjadi diantara mereka merupakan ciuman pertama bagi kakak yang sangat menyayangi adiknya itu. Sungguh, Elisa tak menduga jika di dunia yang sudah semakin canggih ini, masih ada pria seperti Yudha.

Membayangkan wajah merah merona Yudha saat ia tinggalkan kabur karena tak tahan mendengar sorakan Bening yang tak henti-hentinya mengatakan kata 'menikah', sampai saat ini masih membuat Elisa tersenyum sendiri saat membayangkannya.

Tapi, fakta dimana ia adalah wanita yang tanpa disengaja telah mengambil ciuman pertama Yudha pada kenyataannya membuat Elisa merasa senang. Entah mengapa, segala hal tentang pria muda itu selalu bisa membuatnya senang dan menimbulkan debar-debar dalam dada yang ia khawatirkan tak bisa disembunyikan lebih lama lagi.

Sementara itu, di saat Elisa masih setia memasang senyum di bibirnya, maka Yudha yang duduk di sampingnya memasang ekspresi salah tingkah. Untung saja tidak ada pekerja rumah yang lalu lalang di ruang tamu yang cukup luas ini. Kalau tidak, Yudha tak bisa membayangkan akan seperti apa rasa malu yang ia rasakan andai lebih banyak lagi orang yang melihat ekspresinya yang tak biasa.

Ya... Yudha menyadari bahwa di dunia ini dimana pria dewasa yang belum pernah berciuman mungkin saja bisa dihitung dengan jari. Akan tetapi, Yudha juga tak bisa menyalahkan siapapun jika orang-orang menilainya sebagai pria cupu. Yudha juga tidak akan membantah jika ada yang mengatakan dirinya sebagai pria kurang pengalaman dalam urusan wanita.

Tapi, dari semua itu, Yudha hanya mengetahui bahwa dari satu pengalaman percintaan yang dimilikinya, meski pun sang mantan beberapa kali pernah mengirimkan sinyal untuk melangkah lebih jauh lagi daripada hanya sekedar berpegangan tangan, Yudha tetap merasa hatinya tak tergugah. Entah mengapa, selain memegang tangan wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya itu, Yudha sama sekali tak memiliki hasrat bahkan hanya untuk sekedar mengecup bibirnya.

Katakanlah Yudha adalah pria bodoh yang telah menyia-nyiakan kesempatan yang tersaji di depan matanya. Namun, Yudha juga tak bisa memungkiri jika hati maupun tubuhnya tidak menginginkan untuk menyentuh wanita yang lebih memilih meninggalkan dirinya demi pria yang jauh lebih kaya. Dan mungkin saja salah satu alasan mengapa wanita itu meninggalkan dirinya adalah karena tak tahan menanti Yudha yang tak kunjung menyentuhnya.

"Aku nggak nyangka, Yud, kalau aku bisa dapat ciuman pertama kamu."

Diingatkan lagi akan kejadian tak terduga yang dialaminya, Yudha bergerak salah tingkah. Ia bahkan tak bisa berkata apa-apa demi untuk menimpali perkataan Elisa yang semakin suka menggodanya itu.

"Kalau boleh aku tebak, kamu juga masih perjaka, 'kan?"

"Itu... " Yudha merasa lidahnya keluh untuk mengucapkan kata yang sebenarnya sudah ada di kepalanya. Jadinya ia hanya bisa menatap Elisa dengan tatapan putus asa.

Sedangkan Elisa sendiri semakin tersenyum lebar. Ia masih tak bisa mempercayai jika di dunia ini masih ada pria dewasa seperti Yudha yang belum pernah sekali pun berhubungan intim dengan seorang wanita. "Memangnya kamu nggak pernah berniat melakukan itu dengan mantan pacarmu?" tanyanya kemudian.

Merasa tak ada gunanya lagi untuk terus berdiam diri, Yudha akhirnya menjawab, "Aku nggak tau kenapa, tapi tiap kali berdekatan dengannya, aku sama sekali nggak pernah memiliki keinginan untuk melakukan hal itu dengannya."

"Kalau denganku?"

Pertanyaan frontal tersebut membuat Yudha tercengang. Ia bahkan belum sempat bereaksi saat tiba-tiba saja Elisa berdiri dan dalam sekejap telah duduk di atas pangkuannya. Sumpah mati, seketika Yudha merasa otalnya blank. Ia bahkan tak bisa memikirkan satu kata pun saat Elisa dengan luas melingkarkan kedua tangan di lehernya.

Elisa Nauvali [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang