"Masih kepikiran soal yang kemarin?" Yudha menanyai wanita yang saat ini bersandar di dadanya.
Hari sudah menjelang sore, tetapi melihat jika sang kekasih masih tampak tak bersemangat dan jarang sekali berbicara membuat Yudha merasa khawatir. Ia memang belum terlalu mengenai apa yang terjadi serta siapa sebenarnya orang yang menemui Elisa kemarin? Namun, dalam benaknya Yudha sudah bisa sedikit menebak mengenai sosok yang sempat dilihatnya berlutut di hadapan pria yang tatapannya sangat tajam itu.
Situasi yang terasa tak biasa itu membuat Yudha tak tahu harus melakukan apa. Makanya saat malam tadi Elisa minta di peluk sepanjang malam, Yudha dengan senang hati mewujudkannya. Dan, hal tersebut ternyata berlanjut di kala malam kembali berganti dengan siang.
Sudah setengah harian lebih mereka duduk di sofa sambil menonton televisi yang entah menayangkan acara apa. Setelah memakan sarapan yang dipesan Elisa lewat jasa layanan antar, kekasihnya itu tampak seperti orang yang sedang memikirkan banyak masalah. Keningnya selalu saja berkerut, seolah-olah masalah yang dipikirkan tersebut sangat sulit untuk mendapatkan solusi.
"Tau nggak, El, aku sih nggak masalah terus melukin kamu kayak gini, meski setengah badan aku terasa kebas. Tapi, seenggaknya kamu jangan diam saja dan buat aku cemas mikirin ada apa sama kamu."
Elisa menghela napas perlahan guna mengusir dadanya yang terasa dihimpit bebatuan besar. Bukan maksudnya untuk mengabaikan kehadiran Yudha, juga ia tak bermaksud membuat kekasihnya itu cemas. Hanya saja Elisa tanpa Elisa inginkan, tiba-tiba kejadian yang pernah terjadi padanya di masa lalu kembali memenuhi kepalanya. Semua itu dipicu karena pertemuan tak terduganya dengan sang manta ibu mertua. Yang meski pun ia ketahui tidak sepenuh hati meminta maaf padanya, tapi cukup membuatnya kepikiran.
"Kalau kamu terus diam seperti ini, aku jadi ngerasa nggak ada gunanya sebagai kekasih kamu. Soalnya aku nggak tau gimana caranya untuk mengurangi sedikit beban yang saat ini kamu tanggung."
"Maaf." ucap Elisa dengan nada bersalah. Segera ia mendekap erat tangan Yudha yang memeluknya dari belakang. Elisa tentu saja tak pria baik itu merasa sedih karena disebabkan olehnya. "Aku sadar kalau tingkah aku ini sudah ngebuat kamu bingung, tapi sungguh, semua ini nggak ada hubungannya dengan lelaki yang ada di masa laluku. Jadi, kamu nggak boleh mikirin hal-hal yang belum tentu terjadi." terang Elisa kemudian.
Memang Yudha tak meminta ia menjelaskan mengenai alasan akan tingkahnya yang tak seperti biasanya. Akan tetapi, Elisa takut jika Yudha mulai berpikiran yang macam-macam tentang. Dan, jawaban yang Elisa berikan beberapa saat yang lalu memang benar adanya. Ia bahkan berani bersumpah jika memang itu diperlukan.
Yang membuat Elisa lebih banyak diam tak lain dikarenakan ia mengingat segala perlakuan tak menyenangkan yang dialaminya beberapa tahun silam. Kebanyakan yang diingatnya adalah penghinaan serta kata-kata kasar yang dilontarkan oleh wanita paruh baya yang sampai beberapa bulan yang lalu selalu memandangnya rendah itu.
"Aku juga nggak pernah mikir soal itu, El." suara Yudha terdengar lembut. Seolah tanpa ada masalah yang berarti ia menambahkan, "Yang aku pikirkan itu cuma kamu yang sejak semalam lebih banyak diam ketimbang ngomong sama aku."
Merasa bersalah karena sudah membuat Yudha mengkhawatirkan dirinya, Elisa semakin memeluk erat lengan Yudha yang melingkar di dadanya. Entah kebaikan seperti apa yang sudah dilakukannya di masa lalu sampai Tuhan memberikan pria sebaik Yudha untuknya.
"Kalau boleh aku tau, yang semalam itu siapa?"
Pertanyaan tersebut membuat Elisa mau tak melepaskan dirinya dari dekapan hangat pria yang tak mempermasalahkan statusnya itu. Mengingat ada hal yang harus ia jelaskan kepada sang kekasih, makanya Elisa segera mengambil posisi duduk saling berhadap-hadapan. Sambil menggenggam tangan yang terasa hangat di bawah sentuhannya itu, Elisa menjawab, "Dia itu mantan ibu mertua aku. Dan aku rasa kamu pasti sudah bisa nebak hal itu di kepala kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa Nauvali [ TAMAT ]
Romance- Sudah tamat - Cerita ini telah ada dalam bentuk ebook di google play - Tersedia 7 ekstra part dalam bentuk ebook - Diunpublish sebagian Diceraikan dengan alasan belum bisa memberikan keturunan membuat Elisa menjadi pribadi yang tertutup. Bahkan se...