Seperti biasa aku terbangun sendiri persis saat alarmku berbunyi, menunjukkan jam 5 pagi.
Aku bangkit dari kasur dan beranjak dengan malas menuju kamar mandi.
Setelah mandi, aku mempersiapkan diri, memakai baju seragam dan mengecek apakah aku tidak salah membaca jadwal pelajaran hari ini.
Rutinitasku kujalani dengan hati yang terasa kosong.
Aku pun berjalan ke stasiun bus dan menaiki bus yang menuju sekolahku.
Sekolahku lumayan terkenal, luas dan juga bagus pendidikannya. Namun bullying menjadi hal yang normal disini, dan aku sangat benci bullying.
Aku tidak suka para pembully disini seenaknya membully orang, seakan-akan dia tidak punya hati.
Aku juga tidak suka orang yang dibully yang diam saja dan tidak mengambil tindakan. Seolah-olah dirinya tidak apa dibully dan diganggu. Seharusnya dia tahu bahwa tidak ada orang yang pantas diganggu.Walaupun aku penyendiri, untungnya aku tidak dibully. Mereka seolah-olah tidak menganggap aku ada, begitupun juga dengan para guru-guru.
Tapi tak apa, aku lebih suka seperti ini. Aku bebas berkeliaran ke atap tanpa seorangpun menyadari.
Aku bebas tidak mengerjakan pr atau tugas dan apapun itu juga.
Karena tidak ada yang menyadari keberadaanku.
Di dunia ini aku hanyalah sendiri,
Dan seterusnya akan begitu.***
Hari mulai gelap. Sekolah sudah bubar sejak jam 3. Dan aku disini sendirian, diatas atap memandang langit yang mulai berubah warna.
Alasanku pulang telat?
Karena tidak ada siapa-siapa di rumah.
Siapa itu Ayah?
Siapa itu Ibu?Aku bahkan tak mengenal orangtuaku sendiri.
Sejak kecil aku selalu dicap sebagai anak yatim piatu yang kaya, karena setiap bulan sejumlah uang selalu dikirim atas namaku.
Entah dari siapa.
Dan beginilah aku menjalani hidup yang kosong ini, berjuang sendiri dengan uang itu.
Ya, sepertinya aku terlalu banyak mengoceh. Saatnya pulang ke rumah sepi itu.
Waktu menunjukkan pukul 9.
Langit sudah gelap berbalut bintang-bintang dibalik awan.
Sepertinya aku harus pulang jalan kaki hari ini.
Kkkrrrrr..
Yah, mengingat aku belum makan apa-apa hari ini wajar saja perutku berbunyi hebat.
Sebaiknya aku pergi ke mart dan membeli sejumlah ramen instan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire
Teen FictionTidak seperti anak SMA pada umumnya, Hana lebih suka menyendiri, membaca buku sambil sekali-kali memandang langit yang luas dibalik jendela kaca sekolah yang kotor. Namun, pada tahun terakhir SMA-nya, Hana bertemu dengan seorang laki-laki yang akan...