8

43 4 5
                                    

Seungwoo's POV ***

Ugh. Ayolah Seungwoo. Sekarang sudah jam 4 dan lihatlah dirimu yang menyedihkan ini,
tidak bisa tidur gara-gara seorang cewek.

Plakkk!

Aku memukul pipiku dengan kencang.
Bah. Aku terus kepikiran mata besarnya yang menatapku dengan intens.

"Arghhh ayolah seungwooooo tidurrrrrr,"

Zzz.




******

[Paginya.]

Wah wah wah. Lihatlah kantong mataku ini.

Aku ingin mengkompresnya dengan es tapi yasudahlah. Sudah mau jam 7, lebih baik aku buru-buru.

-----------------------------------------------------------------

"Hmm. Kau telat. Karena ini hari pertamamu kau akan kumaafkan. Jangan telat lagi berikutnya. "

Ujar Pak Herman, mencoret kotak "telat" dalam buku absen dengan tampang malas.

Dasar bapak-bapak. Aku hanya telat 2 menit kau sudah catat telat. Dasar tua.

"Baiklah pak. "

Aku pun berjalan menuju kursiku dengan malas. Kucing kecil yang kuingat dipanggil Hana itu sudah berada di kursinya, mencorat-coret buku tulisannya sambil memangku wajahnya dengan tangan.

Pagi juga dia.

Aku melihat Pak Herman sudah keluar dan, seorang guru yang tak pernah kulihat masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak,"

"Selamat pagi Bu Lani." salam para murid sambil berdiri.

"Silahkan duduk, hari ini kalian akan belajar cara menentukan nilai limit fungsi trigonometri."

Ah. Trigonometri.

Karena aku cukup tertarik dengan matematika, aku pun meraih tas ku dan meraba-raba mencari buku matematikaku.

Srak. Srak. Srak.

Gawat. Masa buku matematika ku tidak kubawa? Sial.

Aku pun mengambil tas dan menaruhnya di pangkuanku sambil mencari buku matku.

Yang benar saja. Aku lupa mengganti buku pelajaran untuk jadwal hari ini, sial. Buku yang kubawa adalah jadwal pelajaran kemarin, dan kemarin tidak ada matematika. Tolol sekali kau, Seungwoo.

Dengan pasrah aku menaruh tas ku kembali ke lantai, lalu mencorat-coret meja dengan malas.

Yasudahlah. Aku harus belajar tentang limit fungsi trigonometri sendiri di rumah.

Seett..

Kucing kecil, eh maksudku Hana menyodorkan buku matematikanya.

Aku melihatnya dengan tatapan apa-kau-yakin? dan dia hanya menganggukan kepalanya dengan ekspresi malas.

Aku pun mengambil buku matematikanya.

Kulihat dia malah menaruh kepalanya di meja, seolah-olah dia sedang mencari posisi yang pas untuk kepalanya agar bisa tidur dengan nyaman.

Dan benar saja, dia malah tidur.

Makasih, Hana.

Walaupun guru yang dipanggil Bu Lani itu sedang menerangkan matematika, salah satu pelajaran yang cukup kuminati, anehnya aku lebih tertarik untuk melihat Hana tidur.

Hihi. Lihat bibirnya yang pelan-pelan terbuka.

Nyaman sekali tidurnya, dasar kucing kecil.

"Ekhem. Seungwoo. Kenapa kau tidak memerhatikan pelajaran saya dan malah memerhatikan gadis di sebelahmu?"

Mati aku. Bu Lani menangkap basah aku.

"A-aku mendengarkan kok bu."

Bu Lani menatapku dengan pandangan meragukan.

"Kalau begitu sebutkan contoh cara menentukan nilai limit fungsi trigonometri yang tadi Ibu jelaskan!"

Mati aku. Aku kan tidak mendengarkan dari tadi.

"Metode numerik, substitusi, pemfaktoran, kali sekawan dan turunan." Bisik Hana sambil tetap memejamkan matanya.

Aku hanya melihatnya dengan aneh.

"Cepat jawab, Seungwoo!"

"Eh anu, metode numerik, substitusi, pemfaktoran, kali sekawan dan turunan?"

Ucapku ragu-ragu.

Bu Lani tersenyum.

"Rupanya kau mendengarkan. Baguslah."

Bu Lani mulai menolehkan kepalanya ke arah papan tulis ketika ia melihat Hana yang tertidur.

"Wah wah wah, sepertinya yang Ibu ajari terlalu gampang sampai ada yang tidur di kelas Ibu ya." Ujar Bu Lani sambil mengarahkan matanya ke Hana.

Seluruh mata sekarang memandang kami.
Tidak, lebih tepatnya Hana.

"Hana Wijaya!"

Hana membuka matanya dan mengarahkan pandangannya ke Bu Lani dengan malas.

"Sepertinya kamu pintar ya kalau kamu berani tidur. Ibu anggap kamu sudah belajar duluan daripada temanmu. Sekarang jawab! Berapa

Hana memandang Bu Lani dengan tatapan malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hana memandang Bu Lani dengan tatapan malas.

"1."

Seluruh murid memandang Hana, lalu balik memandang Bu Lani.

Bu Lani tersenyum puas.

"Pintar sekali. Jawabannya benar, 1."

"Baiklah Hana, silakan lakukan apa yang kau mau. "

Hana pun melanjutkan tidurnya dan Bu Lani kembali melanjutkan menerangkan pelajaran.

Aku melirik Hana kagum

"Kau hebat juga," pujiku.

Hana membuka mata dan tersenyum sombong melihatku.

"Tentu saja, kan aku Hana Wijaya. "

Lalu dia melanjutkan tidurnya.

Aku tertawa kecil.

Tidurlah, Hana.


****

Mr. VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang