14

22 3 6
                                    

***Malamnya***

Gila aku gugup sekali.

Ya Tuhan maafkan aku atas pikiranku yang kotor.

Aku hampir mimisan saat Hana berkata untuk tidur bareng, mungkin karena dia tidak enak pemilik rumah malah tidur di sofa.

Masalahnya kasurku tidak muat dua orang sehingga kami tidur bersebelahan.

Jadinya aku tidur menghadap kiri dan dia tidur menghadap kanan. Punggung kami menyentuh satu sama lain.

Aku bisa mencium rambutnya yang wangi,

Aku bisa juga mendengar suara ngoroknya yang aneh tapi lucu itu.

Santai sekali dia tidur di sebelah cowo.

Aku jadi seperti orang bodoh gugup sendiri sampai tidak bisa tidur.

Harusnya kan kebalikannya.

Dasar Hana.

Sret...

Badannya berbalik kini menghadapku.

Aku tak dapat menahan diri dan membalikkan badanku juga.

Kini kami tidur berhadap-hadapan.

Bayangkan melihat wajah orang yang kau suka   tepat di sampingmu.

Rasanya jantungku mau meledak.

Aku sungguh deg-degan namun di saat yang sama aku merasa sangat bahagia.

Seolah-olah aku bisa melakukan apa saja sekarang.

Melihat Hana di sampingku, aku tersenyum lebar.

Aku pun mengusap kepalanya.

"Selamat tidur, Hana. "

3:08 pagi

Hana's POV ***

Ugh...
Aku haus..

Pengen ambil minum tapi aku malas.

"Uhuk, huk, "

Tenggorokanku benar-benar kering, sepertinya aku harus bangkit mengambil minum.

Aku pun pelan-pelan berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.

Glek glek glek-

"Huahh baru enak kalau gini tenggorokanku."

Aku pun berbalik dan tiba-tiba Seungwoo didepanku.

"Kaget aku astaga,"

"Hana-yaaaa, kenapa pergii?"

Ujarnya setengah tertidur.

Apakah dia takut aku pulang subuh-subuh?

Dasar gemas. Aku tak akan pergi dari sisimu, bodoh.

"Aku hanya mengambil air, tidur lagi aja Seungwoo."

"Eung. Ayo tidurrr,"

Masih dengan mata setengah tertutup dia menarik tanganku ke kasurnya dan kami terbaring berdua.

Dia mengulurkan tangannya dan memelukku seolah-olah aku adalah guling kesayangannya dan segera tertidur lagi.

Deg deg deg deg.

Astaga jantungku berhentilah berdebar-debar.
Untung dia tidur jadi dia tak bisa mendengarnya.

Tapi kenapa dia begini ya? Lucu sih, seperti anak kecil.

Aku tersenyum-senyum sendiri.

Kepalaku bersandar ke dadanya yang bidang.

Wangi sekali.
Rasanya aku ingin membawa semua bajunya untuk kucium.

Apa biasanya dia sewangi ini?

Yah,
Sepertinya begini juga tidak buruk.

Tak tahan, aku menjulurkan tangan dan membelai kepala dan punggungnya.

Sepertinya naluri keibuanku muncul atau apalah itu, tapi aku hanya ingin saja.

Selamat tidur Seungwoo.

****




Mr. VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang