16

22 5 8
                                    

Seungwoo's POV ***

Kami pun berangkat ke rumah Hana.

Tak butuh waktu lama, sekitar 5 menit kemudian kami sampai dengan berjalan kaki.

Hmm, ternyata disini rumah Hana, dekat mart yang biasa kudatangi.
Harus kuingat nih alamatnya, kapan-kapan kudatangi ah.

"Aku mau masuk, kau mau tunggu diluar atau masuk kedalam?"

Aku langsung menjawab dengan semangat,

"Mau masuk dong, aku penasaran rumah Hana seperti apa. "

Dia pun tertawa kecil.

"Yasudah tapi tidak usah berharap banyak ya. Sini masuk. "

Kami pun masuk bareng.

Dia pergi ke kamarnya untuk mengambil buku jadwal pelajaran hari ini sementara aku duduk santai di ruang tamu.

"Tunggu sebentar ya. Nih kubuatkan teh hangat. Sambil nunggu minum dulu saja. "

"Makasih Han. "

Aku pun meminum teh hangat buatannya sambil melihat sekeliling rumahnya.

Tidak ada fotonya sama sekali.

Apa dia tidak punya foto dirinya?

Aku ingin menanyakan hal ini pada Hana tapi dengan segera aku mengurungkan niatku.

Mungkin dia ada alasan tersendiri. Toh dia tidak harus memberi tahu aku yang hanya temannya.

Ugh. Aku harus segera menyatakan cinta padanya atau aku akan keduluan.

"Udah nih, ayo jalan ke sekolah. "

Lalu kami keluar dan berjalan santai menuju sekolah.

Kulihat jam dan jam menunjukkan pukul 06.46 pagi, masih ada banyak waktu hingga bel berbunyi.

Sekitar 10 menit kemudian kami sampai ke sekolah.

***

Hana's POV ***

Untung kami sampai tepat 1 menit sebelum bel, atau catatan absenku yang sudah ternodai akan semakin ternoda.

Aku dan Seungwoo masuk kelas berbarengan, lalu duduk di kursi kami masing-masing dan menyiapkan buku pelajaran hari ini.

Setelah itu aku memilih untuk bersantai, sementara Seungwoo kulihat sedang membuka buku pelajaran untuk mereview dahulu.

Tak lama bel berbunyi dan kami pun berbaris.
Setelah itu kami masuk kelas bersama wali kelas kami.

Salam dan basa-basi Pak Herman rasanya lama sekali.

Lalu waktu wali kelas pun habis dan kini waktunya pelajaran pertama.

Dan, yah, sudah kubilang tidak ada orang yang menyadari keberadaanku, oleh karena itu aku memilih tidur.

Namun ketika aku sedang tidur, aku merasakan sesuatu dilempar kepadaku.

Ukurannya kecil, tapi mengganggu.

Kulihat itu sebuah kertas yang diremas menjadi ukuran kecil.

Awalnya kukira orang yang melempar itu hanya salah lempar, namun perkiraanku salah.

Dengan sengaja orang itu melempar berkali-kali ke punggungku.

Seungwoo juga mulai khawatir melihatku.

Tak tahan, aku pun mengangkat tangan dan memanggil guru.

"Ya, ada apa emm.. Hana?"

"Orang di belakang saya sengaja melempar sesuatu ke punggung saya berkali-kali bu. Saya jadi tidak bisa konsentrasi. "

"Yang di belakang Hana, Ibu lupa namanya, jangan usil sama teman sekelas atau Ibu keluarkan dari kelas!"

"Huh. Iya bu." jawabnya pendek.

Suara seorang perempuan.

Dia pun berhenti dan aku kembali tidur.

Tak lama pelajaran pertama berakhir dan kini Bu Lani sudah masuk.

Murid-murid segera mereview buku matematika karena hari ini memang ada ulangan.

Aku melihat Seungwoo dan kami berdua tersenyum-senyum, mengetahui kemarin kami sudah belajar hingga larut.

Kertas ujian pun dibagikan dan kami semua mulai mengerjakan dengan tenang.

Dan, seperti yang diharapkan dari seorang Hana Wijaya, aku selesai duluan.

Aku pun tidur dengan tenang, kurasakan tangan Seungwoo membelai kepalaku lalu lanjut mengerjakan ujiannya.

Semua berlanjut sesuai harapanku sampai tiba-tiba...





"Bu Lani, Hana menyontek Bu!"

****

Mr. VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang