11

33 4 5
                                    

Kkrriiingggg!!

Hmm, bel sudah berbunyi. Aku akan menyelesaikan tugas mat ini dulu..

Akhirnya selesai setelah 8 menit, kalau begitu sekarang saatnya makan!

Aku ajak Hana makan bareng ah di kantin!

"Hey Han- "

Loh? Dimana Hana? Perasaan dia daritadi tidur, apa dia keluar tanpa aku sadari?

Yasudahlah aku makan sendiri saja.

***

Hana's POV ***

Sekarang aku berada di belakang gedung sekolah, dikelilingi gadis-gadis yang kelihatannya siap menyakarku kapan saja.

Hhh. Akhir-akhir ini banyak kejadian yang yang membuatku pusing saja.


***Flashback***

Ugh. Aku terbangun karena murid-murid yang lain berisik sekali. Mentang-mentang guru sedang keluar.

Kkrriiingggg!!

Bel sudah berbunyi. Masih dengan kepala diatas tangan, aku melirik Seungwoo. Kulihat dia sedang serius mengerjakan tugas mat yang tadi baru diberi.

Rajin juga dia, kan tugasnya masih bisa dikumpulkan minggu depan.

Sepertinya dia tidak sadar aku sudah bangun sedari tadi.

Aku pun mengangkat kepala dan, orang yang duduk di depanku memanggilku pelan. Katanya dari tadi ada dua gadis yang memanggilku dan berkata bahwa aku dicari oleh seseorang.

Yasudahlah. Aku pergi, mungkin yang mencariku guru,

Atau entahlah, kurasa tidak banyak yang menyadari kehadiranku di sekolah.

Aku pun berjalan menuju pintu, dan benar saja.
Dua gadis itu masih berdiri di depan, menatapku dengan pandangan yang tak bisa kujelaskan.

"Jadi ini si Hana? Biasa saja. Kukira dia cantik. "
Ujarnya melengos, lalu mengisyaratkan agar aku mengikuti mereka berdua.

***End Flashback***

"Hey, siapa nama lengkapmu? " , ujar seorang gadis berambut pirang yang sepertinya si ketua geng ini.

Bukankah mengecat rambut adalah pelanggaran pada aturan sekolah?

Aku menatap mereka dengan lurus.

"Hana Wijaya."

"Dan apakah kau tahu kenapa kau dipanggil? "

Balasnya sambil memasang ekspresi kesal.

"Tidak, dan aku tidak mengenal kalian semua. Aku sibuk jadi kalau tidak ada urusan penting aku akan pergi. "

Si rambut pirang itu tertawa, suara tawanya persis seperti suara tawa tokoh jahat di film-film Disney.

Dia mengangkat jarinya, lalu tiba-tiba dua  gadis di sampingnya berlari ke arahku.

Yang satu menjambak dan membentur kepalaku ke dinding, dan yang satu lagi menahan tubuhku agar aku tidak melawan.

Cih. Bahkan sekolah paling bagus sekalipun punya kasus bullying. Cemen sekali.

Si rambut pirang berjalan ke arahku, dan dengan jarinya ia menaikkan daguku.

Dia mengeluarkan sebuah foto.

Bukankah itu foto aku dan Seungwoo kemarin di mart? Pantas saja aku merasa seperti diikuti kemarin.

"Dilihat dari ekspresimu, sepertinya kau tahu ini siapa. Lihatlah Seungwoo-ku yang tampan dan katak jelek ini. Bukankah mereka sungguh tidak cocok bersama? "

Ujarnya sambil tertawa keras.

Seungwoo-ku? Najis sekali. Memangnya dia barang? Dasar gadis cabe.

"Memang itu aku dan Seungwoo. Terus kau mau apa? ". Ujarku sambil tersenyum meremehkan.

"Wah, wah lihat bajingan kecil ini. Sepertinya dia tidak sadar apa kesalahannya. Habisi dia!"

Tanpa aba-aba, dua gadis di dekatku dan para gadis yang awalnya di belakang si rambut pirang itu mulai datang menghajarku.

Dua orang menjambakku dengan keras.

Yang lainnya menendang dan memukul perut dan ulu hatiku.

Tulang rusuk dan tulang keringku juga ditendang habis-habisan.

Cih. Segini doang.

Walaupun mereka benar-benar menghajarku tanpa ampun, anehnya aku tidak merasa sakit. Seolah-olah tubuhku bagai baja yang tetap kokoh walau dihancurkan sekalipun.

Aneh sekali.

Gadis-gadis bodoh. Mau saja disuruh-suruh gadis cabe itu.

Awalnya aku berniat melawan, tapi anehnya pukulan, tendangan, dan jambakan mereka sama sekali tidak terasa. 

Dan maksudku, benar-benar tidak terasa.

Kenapa aku malah mengantuk ya?

Aneh sekali..

Dan aku pun malah tertidur ditengah pukulan dan tendangan yang seolah tidak ada habisnya itu.

***

Mr. VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang