Part 6🌻

27 18 5
                                    

Aku tercipta dalam waktu untuk mengisi waktumu, aku juga selalu mengoreksi diriku setiap waktu, dan seluruh waktu dalam hidupku kugunakan untuk mencintaimu.

                       -Happy reading-

Saat ini Zaara tengah berada di kamarnya, ia sangat malas untuk melakukan aktivitas karena hari ini adalah hari minggu. Kemarin cukup lama Zaara dan Reva berada di rumah Zeo. Di sana mereka tidak hanya latihan nyanyi saja tetapi mengobrol dan bercanda satu sama lain.

Flashback on

"Eh minum gue udah habis, gue mau ke dapur ya Ze ambil minum," kata Irfan pada Zeo.

"Iya ambil aja sana."

"Nah gue ada panggilan alam, bentar ya ke toilet dulu," ucap Kenan lalu berlalu dari ruang musik.

Setelah peninggalan Irfan dan Kenan, tiba-tiba handphone Reva berdering ternyata Papanya menelponnya.

"Gue keluar dulu yaa mau angkat telpon dari bokap," pamit Reva pada Zeo dan Zaara.

"Iya," ucap Zeo dan Zaara bersamaan.

Setelah Irfan, Kenan, dan Reva berlalu tinggal lah mereka berdua sendiri di ruang musik. Hanya ada keheningan diantara mereka berdua, situasi seperti itu hal yang tidak disukai oleh Zeo. Hingga pada akhirnya Zeo berbiacara untuk memecahkan keheningan.

"Ra gue boleh jadi temen lo gak?" tanya Zeo to the point.

"Motivasi lo mau jadi temen gue apa?" tanya Zaara dengan dingin.

"Karena lo perempuan yang selama ini gue cari," ujar Zeo tulus dari hatinya sembari melihat wajah Zaara.

Zaara yang tengah diperhatikan pun menjadi salah tingkah dan pipinya sudah merah seperti tomat. Pertama kali laki-laki yang baru mengenalnya langsung berkata seperti itu.

"Ra, pipi lo kenapa ko merah?" tanya Zeo dengan senyum jailnya.

"I-itu hm gue-," belum selesai Zaara berbicara sudah dipotong oleh Zeo.

"Lo kalo blusshing lucu juga yaa mukanya haha," goda Zaara sembari menoel pipi Zaara.

"Apaan sih!"

"Mau gak nih lo jadi temen gue?" tanya Zeo kembali pada Zaara.

"Hm."

"Hm apaan iya atau nggak,"

"Iya iya gue mau. Ribet deh lo," sahut Zaara acuh tak acuh.

"Salaman dulu dong tanda jadi," ucap Zeo sembari mengulurkan tangannya pada Zaara.

Zaara punya menyambut uluran tangan dari Zeo. Mereka berdua pun saling menatap dengan senyuman yang tulus dari hati masing-masing. Tanpa mereka sadari ternyata Irfan, Kenan, dan Reva sudah berada di depan pintu ruang musik.

Semoga kalian jodoh Ra. batin Reva.

Semoga Zaara perempuan yang tepat buat lo Ze. batin Irfan.

Bakal gue lindungin hubungan lo berdua dari para pelakor. batin Kenan.

"Ehem ... adegan romantisnya udah belum nih Mas sama Mbanya?" tanya Irfan menyadarkan kedua sepasang sejoli tersebut.

Sialan lo Fan gangguin gue terus sama Zaara. umpat Zeo kesal.

Flashback off

"Ngapain gue mikirin dia sih," ucap Zaara saat sudah sadar dari lamunannya.

Ting ....
Suara notifikasi dari handphone Zaara yang menandakan ada pesan masuk. Saat membuka handphone dan melihat siapa yang mengirim pesan padanya, mata Zaara membulat ternyata pesan dari Zeo.

ZeoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang