Kamu adalah alasan aku bisa menemukan kata bahagia ketika aku sedih dan tersenyum bahkan ketika aku menangis.
Holla reader's Zeora jangan lupa untuk divoment yup😙
-Happy reading-
Pukul 05.00 Zaara sudah bangun dari tidurnya yang nyenyak. Ia segera segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dirinya tak sengaja melihat di cermin matanya bengkak mungkin karena semalam sebelum tidur ia menangis cukup lama. Mata bengkaknya ia tutupi dengan olesan bedak walaupun masih terlihat tapi tidak separah tadi.
"Good morning Bi," sapa Zaara yang sudah duduk di meja makan.
"Morning juga Non," balas Bi Niar dengan ramah.
"Papa sama Mama udah berangkat Bi?" tanya Zaara yang tak melihat orang tuanya di meja makan.
"Belum Non mungkin mereka pergi ke Air Port jam 7," jawab Bi Niar sembari memberikan roti dan madu di piring Zaara.
"Oh ya udah kalau gitu aku sarapan dulu ya Bii."
"Iya Non."
Setelah sarapan Zaara menghampiri Pak Dion yang berada di garasi mobil.
"Pak yuk anter aku ke sekolah udah siang nih," ucap Zaara pada Pak Dion agar segera siap-siap mengantarkannya ke sekolah.
"Maaf Non Pak Dion nggak bisa anter Non. Orang tua Non berangkat ke Air Port jam 7 pagi, jadi kalau anterin Non takut telat anterin orang tua Non ke Air Port," papar Pak Dion menjelaskan kepada Zaara
"Yaah yaudah deh gak papa," ujar Zaara dengan wajahnya yang tiba-tiba murung.
"Gimana kalau diantar sama Pak Ronald Non," usul Pak Dion karena tidak tega melihat Zaara murung seperti itu.
"Gak usah Pak aku bisa naik taksi aja," kata Zaara dengan dingin ntah kenapa moodnya turun pagi ini, karena orang tuanya Pak Dion tidak bisa mengantarkannya ke sekolah.
Zaara pun segera berlalu dari garasi dan keluar menuju gerbang rumahnya untuk mencari taksi. Sudah cukup lama Zaara tak kunjung mendapatkan taksi, ia takut telat datang ke sekolah, disaat dirinya tengah kebingungan dan gelisah tak kunjung mendapatkan taksi tiba-tiba ada motor hurley berhenti tepat di depannya.
"Kenapa belum berangkat sekolah?" tanya seseorang kepada Zaara, siapa lagi pemilik motor hurley itu kalau bukan Zeo.
"Pak Dion gak bisa anterin gue ke sekolah," jawab Zaara dingin karena moodnya tidak baik hari ini.
"Aneh banget supir lo, kemarin gak bisa jemput lo pulang sekolah dan sekarang gak bisa anterin lo ke sekolah."
"Pendek ceritanya males gue kasih tau."
"Tunggu-tunggu itu mata lo kenapa ko kayak bengkak?" tanya Zeo saat melihat mata Zaara tidak seperti biasanya.
Pertanyaan dari Zeo membuat Zaara tercekat, karena hari ini hanya Zeo orang yang menyadari matanya bengkak.
"Tadi malem gue pake maskara sama eyeliner yang baru gue beli, mungkin ini bekasnya masih ada udah biasa kok," elak Zaara agar tidak ditanya lebih dalam lagi oleh Zeo.
"Sampe segitunya tuh mata jadi kaya mata panda tau," ucap Zeo sembari mengusap mata Zaara yang bengkak.
"I-iya udah gak papa," ujar Zaara dengan gugup karena Zeo tiba-tiba mengusap matanya yang bengkak, ia takut bedaknya terhapus.
"Ya udah berangkat sekolah bareng gue aja," ajak Zeo pada Zaara
"Ya udah ayok."
"Nih tutupin paha lo gue gak suka lo diliatin sama laki-laki lain," kata Zeo sambil memberikan jaket yang ia pakai kepada Zaara untuk menutupi pahanya yang putih dan mulus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zeora
RomansaTapi, inilah yang berbahaya dari cinta, kita tak pernah bisa merencanakan dan memilih kepada siapa akan jatuh cinta. Cerita ini ditulis untuk sepasang kekasih yang orang tuanya sebagai mafia. Berharap kalian dapat merasakan perjalanan kisah cinta me...