Suara indahmu seperti sihir agar aku selalu melihatmu.
-Happy reading-
"Ra besok bisa latihan nggak?" tanya Kenan pada Zaara.
"Bisa mau latihan di mana?" tanyanya sambil mengamati cogan aZIK.
"Gimana kalo di rumah Zeo aja? Di rumahnya kan lengkap alat musik," usul Irfan.
"Yaudah di rumah gue besok jam 11 siang," kata Zeo kepada mereka.
"Oke," ucap mereka bertiga.
Setelah berdiskusi ketiga laki-laki tersebut menuju parkiran untuk mengambil motor hurleynya masing-masing. Kenan dan Irfan sudah berlalu sejak 5 menit yang lalu, sedangkan Zaara kini tengah kebingungan untuk pulang ke rumahnya. Ia baru mendapatkan pesan dari Pak Dion jika dirinya tak bisa menjemput karena akan menjemput orang tua Zaara di Air Port. Saat Zaara dilanda kebingungan tiba-tiba Zeo menghampiri.
"Lo kok belum pulang?" tanya Zeo pada Zaara.
"Pak Dion gak bisa jemput," jawab Zaara dingin karena masih malu atas kejadian di UKS beberapa jam yang lalu.
"Yaudah naik motor gue aja, biar gue anter," tawar Zeo.
"Gak usah gue bisa pesen taksi online," tolak nya.
"Yaudah gue tungguin sampe dapet taksinya," kekeuh Zeo.
"Gak usah lo pulang aja," titahnya.
"Gak mau."
"Pulang gak."
"Gak."
"Pulang sana."
"Nggak."
"Njir! Lo tuh bikin gue kesel, udah gue bilang gue bisa pesen taksi gak usah di tungguin," ucapnya dengan marah.
"Handphone habis daya aja belagu. Mesen taksinya gimana hm?" tanya Zeo.
Mendengar perkataan Zeo barusan membuat Zaara terkejut, dari mana dirinya tau jika handphonenya habis daya setelah Pak Dion mengirimkan pesan untuknya.
"Sok tau banget lo handphone gue habis daya," elak Zaara
"Of course i know, dari tadi handphone lo mati dan sampai sekarang lo belum pesen taksinya."
Zeo yang sudah kelelahan ingin cepat-cepat pulang, ia pun langsung menarik tangan Zaara agar segera naik motornya.
"Lo tuh apaan sih! Narik tangan gue," kesal Zaara pada Zeo yang tiba-tiba menarik tangannya.
"Lo tuh tinggal duduk manis di belakang aja rese, cepetan naik."
"GAK MAU," ucap Zaara penuh penekanan disetiap katanya.
"Naik cepetan atau lo mau gue cium hm," ancam Zeo pada Zaara.
"Kayak berani aja," tantang Zaara
Mendengar tantangan tersebut, membuat Zeo nekat mendekatkan wajahnya dengan wajah Zaara. Tinggal 5cm lagi bibir mereka akan menyatu, tiba-tiba Zaara menahan dada bidang milik Zeo dan sedikit memberi jarak pada mereka berdua.
"Oke fine gue naik motor lo. Awas lo cari kesempatan dalam kesempitan!"
Akhirnya Zaara menyerah dan menyetujui untuk naik motor Zeo yang akan mengantarnya pulang. Sebenarnya Zaara tidak mau tetapi Zeo benar-benar akan melakukan apa yang dikatakannya tadi, hal tersebut membuat detak jantungnya berdegup kencang.
Zeo senyum penuh kemenangan, "Iya nggak cepetan naik."
Zeo yang sudah siap mengendarai motor tetapi Zaara masih diam diri ditempat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zeora
RomanceTapi, inilah yang berbahaya dari cinta, kita tak pernah bisa merencanakan dan memilih kepada siapa akan jatuh cinta. Cerita ini ditulis untuk sepasang kekasih yang orang tuanya sebagai mafia. Berharap kalian dapat merasakan perjalanan kisah cinta me...