Gebetan Luki

27 5 0
                                    

Sebuah mobil audi hitam berhenti di tempat parkir khusus mahasiswa di kampus ini. Sudah tidak asing lagi melihat pemandangan seperti ini, mengingat kampus ini terkenal sebagai gudangnya selebgram, youtuber, artis dan orang-orang elit. Jadi jangan heran ketika ada banyak mobil mewah terpampang nyata disini.

Seorang lelaki keluar dari mobil tersebut dengan penampilan seadanya. Rambutnya yang sedikit berantakan ia acak-acak, supaya terlihat jauh lebih keren. Membawa ransel yang terlihat jelas bahwa di dalamnya mungkin hanya ada satu buku atau mungkin tidak ada isinya. Terlihat sangat enteng untuk ukuran tas anak kuliahan.

Luki berjalan menuju ruang kelas yang sudah dimulai 15 menit lalu. Bukan Luki namanya kalau tidak telat masuk ke kelas. Sudah menjadi makanan sehari-hari dan para dosen pun hafal betul dengan itu.

Ruangan kelas yang berada di lantai 6 itu membuat Luki semakin malas. Malas menggunakan tangga karena capek dan malas menggunakan lift karena lama menunggu. Tapi, karena hari ini ia cukup berniat untuk masuk ke dalam kelas, Luki pun rela menunggu lift.

TING!

Suara pintu lift terbuka pun terdengar dan lelaki itu masuk ke dalamnya. Cukup ramai hingga ia harus berdesakan di dalamnya. Luki mengutuk diri, kenapa kampus sebagus dan semahal ini tidak menambah fasilitas lift lagi.

NET NET NET

Suara kelebihan beban lift pun berbunyi. Semua yang ada di dalam lift melihat satu sama lain. Berharap ada seseorang yang mau mengorbankan dirinya untuk keluar dari sana. 

"Kelebihan nih," celetuk seseorang berusaha memberi kode kepada orang-orang yang ada disana.

Bisik-bisik pun terdengar, ada yang bilang mereka sudah ditunggu dosen, ada yang bilang kelas mereka sudah dimulai, namun tidak ada seorang pun yang keluar.

"Gue keluar deh," hingga akhirnya seorang perempuan yang membawa banyak buku di tangannya keluar dari dalam lift.

Beberapa reaksi orang di dalam lift cukup lega karena akhirnya ada juga yang mau mengalah. Tetapi, bunyi tersebut masih belum juga berhenti dan pintu lift pun tidak mau tertutup. Setiap orang yang ada di dalam memberikan tatapan yang sama seperti tadi. Luki yang berada di pojok pun ikut gerah melihat pemandangan di dalam lift. Hingga akhirnya laki-laki itu pun memaksakan diri untuk keluar dari lift dan seketika pintu lift tertutup.

"Susah amat sih yang dideket pintu buat keluar duluan," dumel Luki, masih tidak terima karena ulah beberapa orang tadi.

Terpaksa Luki harus menunggu lift kembali bersama perempuan yang keluar lebih dulu.

Luki menoleh kearah perempuan itu, memperhatikannya dari atas sampai bawah. Matanya tertuju pada tangan perempuan itu karena ia membawa beberapa buku dengan ukuran yang cukup tebal.

"Mau gue bantuin?" tawar Luki kepada perempuan itu. Sejak tadi ia gerah melihatnya, takut buku-buku itu jatuh dan rusak. Biar begini Luki kan suka baca buku juga.

Perempuan itu menatap Luki dan memberikan sebagian buku di tangannya kepada Luki.

"Makasih." ucapnya.

Luki membawa buku tersebut. Cukup berat untuk ukuran seorang perempuan sepertinya. Takjub dibuatnya karena perempuan itu membawa beberapa buku seperti ini.

"Btw, mau dianter kemana bukunya?" tanya Luki.

"Sorry bang, bisa gak kita gak tunggu liftnya? Naik tangga aja yuk! Gue udah ditungguin nih." ucapnya tanpa memberi nafas, mengajak Luki untuk segera pergi menggunakan tangga. 

Perempuan itu menarik lengan Luki dengan segera, hingga akhirnya membuat Luki berhenti sebentar, "Bentar dulu. Kita mau ke lantai berapa mbak?" tanya Luki.

RESCOM - Rese Community ( Produce X 101 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang