31.Melawan

30 6 17
                                    


Hay gays,selamat baca:v

Alvino baru saja dari kamar mandi untuk memenuhi panggilan alam,tapi matanya melihat sosok yang terlihat begitu kacau,dengan pipi chaby yang sudah di penuhi keringat yang siap kapan saja jatuh,rambut yang acak-acakan,dengan nafas engos-engosan.

Talia,dia begitu terlihat sangat kecapean,bagai mana tidak sedari tadi talia dan teman-temanya dihukum lari dilapangan selama sepuluh kali,talia melirik alvino yang sedari tadi memperhatikanya di koridor tapi ada yang aneh,alvino malah langsung pergi begitu saja.

"Huhh,bukanya nyemangetin apa malah pergi,nyebelin ih" ucap talia sambil mengusap keringat di mukanya.

Alvino berlari tergesa-gesa menuju kantin,dan setelah mendapatkan sesuatu yang al inginkan,al tersenyum senang.

"Chabyy" ucap alvino dengan tangan kanan yang melambai sambil memegangi sebotol minuman.

"Al" ucap talia tersenyum walau keringat terus saja membasahi tubuhnya.

Alvino mengisaratkan talia untuk menemuinya tapi talia malah menggeleng dan menunjuk ke arah atas yang terdapat bu tika.

Tanpa aba-aba al jalan ke arah talia dan menyeret tanganya menuju bawah pohon di pinggir lapangan.

"Al kalo bu tika liat gimana?,al lepas ih gw masih di hukum" ucap talia resah.

"Sutt minum dulu nih,gw tau lo cape banget,jangan di paksain entar lo sakit" ucap al sambil menyodorkan minuman ke mulut talia dan di sambut talia tanpa sisa.

Talia masih mengatur napasnya yang belum netral dengan membuka tutup mulutnya seperti ikan.

"Berapa puteran lagi?" Tanya al sambil menatap talia.

"Masih enam al"

"Ya udah tunggu sini yah,jangan kemana-mana" ucap al lalu pergi ke tengah lapangan.

"Ibu tika yang cantik" ucap al dengan kepala melihat ke atas.

"Kamu ngapain di situ?" Tanya bu tika sinis di atas sana.

"alvino murid ibu yang gantengnya kemana-mana ini mau ngegantiin hukman talia bu,kasian dia sakit,boleh ya bu?" Ucap al memelas.

"Talia sakit? Sakit apa?" Tanya bu tika.

"Itu bu nafas nya kaya orang yang mau sekarat,mukanya juga pucet,di tambah liat deh bu udah kaya ikan kembung,ngebuka tutup mulutnya sakin susah nafas bu" ucap al sambil melihat talia sedang kan sang empuh hanya diam pasrah.

"Dasar bucin,ya udah sana lanjutin hukuman pacar kamu itu" jawab bu tika tegas.

"Aaaaaasiapp" balas al dan langsung lari memutari lapangan.

Tanpa al sadari talia tersenyum geli di pinggir sana.

"Dasarr al,jadi makin sayang kan gw"

Mata talia tak pernah lepas melihat al yang terlihat keren di depan sana,dengan baju seragam yang di buka kancingnya,tapi masih ada kaos hitam di dalam nya.
Terkadang al mengedipi sebelah matanya saat di depan talia dan itu membuat talia tersipu malu.

Lihatlah bahkan walau talia di sana,para cewe itu tak gentar untuk melihat al yang sangat tampan,bahkan terdengar teriakan para cewe yang kekurangan asupan cogan itu.

Talia melihat sinis ke arah mereka,seakan matanya bisa membunuh mereka,mereka pun langsung diam dan hanya cengir-cengir,ada juga yang balik menatap sinis talia.

Alvino berjalan ke arah talia dengan keringat bercucuran,talia sudah siap dengan handuk kecil dan minuman tadi.
Tapi dengan santainya elsa berjalan mendahului talia dan langsung mengelap keringat alvino sambil memberikan minuman ditanganya sedangkan alvino hanya diam menerimanya sambil menatap talia sebentar.
Talia kesal dan langsung melempar handuk di tangan ya ke muka elsa.
Elsa terlihat sangat marah tapi dengan tak kalah santainya talia tersenyum puas lalu pergi dari sana.

ALTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang