zaman kolonial

1.4K 128 10
                                    

sinar matahari menyambut kedatangan ku di tempat asing ini,suara teriakan dan tangisan pilu mulai memenuhi indera pendengaran ku.aku tidak begitu ingat apa yang terjadi saat ini,yang aku ingat hanya tombol merah kecil yang ternyata dapat membawaku menuju alam lain,eh.apa jangan-jangan aku telah mati?

tapi setelah aku pikirkan,mana mungkin mayat dapat hidup kembali setelah di cabut nyawa nya? hanya orang bodoh yang percaya jika orang yang telah meninggal dapat bangkit kembali.

pikiran ku terus berkelana mencari tahu apa yang sedang terjadi,hingga sebuah suara tembakan dan tangisan seorang anak kembali menyadarkan ku kedunia nyata.

"saya mohon londo,tolong jangan bunuh ibu saya"

aku terkejut mendengar suara yang begitu lirih,dan dapat menyayat hati orang-orang yang mendengar nya.tapi pertanyaan nya,dimana aku sekarang?

'dorr'

"IBUUUU" teriakan kembali terdengar sesaat setelah bunyi tembakan memecah keadaan hutan saat ini.

takut?

tentu tidak! aku malah sangat menyukai bunyi dari alat mematikan itu,tapi saat ini berbeda.aku seperti sedang berada di film-film pembunuhan berantai,yang mana para keluarga korban pembunuhan menjerit kencang dengan isakan yang memilukan.

Aku yang sangat penasaran,tanpa pikir ulang langsung berlari mencari asal suara tadi.persetan lah dengan keadaan ku sekarang.aku tidak peduli!

Peluh keringat mulai membanjiri pelipis dan leher ku.aku sangat lelah,tapi aku juga tidak ingin di tempat ini terus menerus,lebih baik aku mencari asal suara tadi dan membantu seorang anak yang tengah menangis histeris di sana.barangkali,di situ ada pemukiman penduduk.

"Sial! Sebenarnya ada dimana gua?" pertanyaan itu begitu saja keluar dari mulut ku saat mata ku melihat sebuah desa yang sangat jadul,dan kumuh.

Keluar dari hutan,aku langsung menjelajahi desa kumuh ini dengan perasaan miris dan jijik.tapi,mau bagaimana lagi? Dari pada aku mati di terkam binatang buas di hutan.lebih baik aku tinggal di desa kumuh ini sementara waktu.yah tentu nya,kalau para warga mengizinkan ku untuk tinggal di desa mereka.

"Kalian sangat jahat pada bangsa saya! Hiks,hiks,hiks" suara anak tadi kembali terdengar dari arah sebelah barat tubuh ku.

Aku menegang sesaat,merasa kasihan dan sangat ingin sekali menolong suara itu.

Aku pun kembali berlari ke arah barat.melewati rumah-rumah kumuh yang berjejer dan sesekali menabrak orang-orang yang tengah berlari masuk ke rumah mereka masing-masing.

'Ada apa ini?' 'kenapa mereka semua seperti ketakutan?' pertanyaan terus saja muncul dalam benak kepala ku,hingga tanpa sadar aku sudah berada tepat di belakang kerumunan orang-orang yang tengah mengelilingi sesuatu,atau lebih tepat nya seseorang?

Tapi beda nya,orang-orang ini memakai baju prajurit dengan senapan yang tersampir di pundak mereka masing-masing.dari perawakan nya,aku yakin.mereka semua bukan berasal dari desa ini.

Aku berjalan mendekat dan tanpa rasa takut menyibak kerumunan prajurit tadi dengan kasar.

"Hei pribumi! Berani sekali kau!!!" teriak salah satu prajurit kepada ku.

Aku yang tengah malas berdebat dengan seseorang,hanya menimpali dengan lambaian tangan dan melanjutkan langkah ku.

"Astagfirullah"

Mulut ku menganga setelah melihat keadaan yang terjadi saat ini.

Aku tidak menyangka,ternyata para prajurit itu dengan tega nya membunuh warga desa dan membiarkan nya begitu saja tanpa rasa bersalah sedikit pun.

perjalanan waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang