"Nana,apa kita bisa bertemu sama para pahlawan?" suara berat exel membuat ku kaget dan ingin tertawa saat mendengar pertanyaan konyol nya.
Eh tapi,bisa juga kan?
Exel memandangi wajah ku serius,mungkin dia benar-benar penasaran akan hal itu.tapi,aku bukanlah orang yang mencintai pelajaran sejarah seperti karin ataupun diri nya.aku hanya ayna,gadis rumahan yang hanya tau rumus-rumus matematika dan menyukai hal-hal sains.Dan dengan ketololan super nya,malah memilih masuk jurusan IPS.
Aku kikuk saat di pandang seperti itu oleh exel,dan memilih berdeham untuk mengurangi rasa canggung dan malu ku yang muncul tiba-tiba.
Dasar exel!
"Ya...yah,bisa jadi" oh sial! Kenapa suara ku jadi tersendat sih???
"Bisa lu geser sedikit.gua risih di tatap begitu" exel yang mengerti akan situasi,langsung merubah duduk nya dan tak lagi memandangi wajah ku.
Setelah itu keheningan terjadi,
"Berarti kita harus cari orang yang gelar nya profesor na.siapa tahu,dia punya alat yang bisa buat kita kembali ke tahun 2020" ucap exel berapi-api.
Ah cowok yang satu ini,otak nya doang yang jenius.tapi tidak pernah berpikir dua kali saat berucap.
Apakah ia tidak tahu,jika profesor di sini mana sempat membuat benda-benda canggih seperti mesin waktu.belum sempat memulai,nyawa nya sudah terbang duluan,gara-gara tentara Belanda membom area lab nya.
"Bego!" maki ku kesal.
Exel memandang lesu ke arah warga desa yang berlalu lalang di depan sana.muka yang nampak lelah dan menyesal ketara sekali di wajah tampan nya.
Eh apa,aku menyebut nya tampan?
Aku menggeleng untuk menghalau pemikiran aneh tentang wajah exel.bahaya jika aku harus meneruskan bayangan nya di dalam otak ku,bisa-bisa aku ja-
"Idih najis,amit-amit gue" aku membekap mulut ku sendiri dengan kencang.
Aku kaget saat kata yang ada di dalam hati ku malah terucap dengan lancar nya dari mulut ku.dan mau tidak mau,exel memandang aneh diri ku yang tengah membekap mulut sendiri.
"Lu kenapa na?" bego kuadrat!
Aku mencari-cari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan exel,tapi sayang nya.tidak ada satu pun kata yang terucap dalam benak ku.
"Gak" aku pun segera berpaling dari wajah maut nya,dan kembali sibuk memikirkan cara untuk bebas dari zaman penjajahan ini.
Nana kangen rumah;(
....
Perjalanan dari desa satu ke desa yang lain tidak terlalu jauh.hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit jika berjalan kaki.
Oh iya,bicara tentang waktu.aku dan exel mengetahui nya lewat perhitungan tangan dan juga logika.sementara jam tangan yang tengah kami gunakan dan juga ponsel pintar yang berada di dalam tas ku,mati total.sebelum nya sempat terjadi jarum jam yang selalu berputar-putar hingga akhirnya jarum itu mati dan tidak bergerak lagi.keanehan ini exel anggap,atas dasar perbedaan ruang dan waktu.
Maka jika kita kembali ke tahun-tahun sebelum nya,yang memiliki jangka waktu yang sangat berbeda dengan tahun asal kita,jam dan ponsel yang memiliki kecanggihan akan mati tak berdaya.
Miris,aku bisa di bunuh oleh orang tua ku jika kembali mengemis meminta ponsel dan jam yang belum lama aku beli.
"Jadi xel,kenapa di sini sejarah nya jadi berbeda dengan di buku-buku kita?" aku bertanya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
perjalanan waktu
Historical Fictionkembali ke zaman penjajahan?? sepertinya memang begitu.Ayna,gadis cantik yang terkenal bodoh dalam pelajaran sejarah harus rela menghadapi takdir nya untuk berwisata di zaman kolonial. Bertahan hidup di tempat yang penuh akan gencatan senjata bukanl...