hari yang panjang

1K 91 39
                                    

"Exeellllllll,tungguin gue sialan!" aku terengah-engah menyusul exel yang sudah berlari mendahului ku.

Menoleh ke belakang,aku di kejutkan saat ketiga nona Belanda tadi masih mengejar kami–lebih tepat nya exel,karena aku hanya di jadikan ancaman bagi exel jika tertangkap nanti– masih dengan cara yang sama,mereka berlari dengan menenteng gaun-gaun yang menurut ku memiliki bobot kurang lebih 1 kg.sungguh,wanita zaman dulu membuat kepala ku geleng-geleng.

"HEY TAMPAN!!! TUNGGU KAMI" teriakan dari salah satu di antara mereka membuat kepala exel menoleh,hanya beberapa detik dan setelah nya ia menggeleng jijik dan kembali fokus untuk berlari,meninggalkan aku di belakang nya.damn!

"AYNAAAA CEPETAN" aku mendengus tertahan dengan sikap exel

Berlari,dan berlari.

Hingga akhirnya–

Dukk

"Arghh,shit! Sakit banget kaki gue" tubuh ku terjatuh menghantam tanah saat seonggok batu yang berbentuk lumayan besar terhampar di jalanan.

Sakit mendera kaki kanan ku,perasaan nyeri,ngilu,dan coklat beradu rata di dalam nya.ingin menangis,tapi aku bukan gadis cengeng.mau memanggil exel–seperti nya tidak.suara ku mendadak tidak bervolume saat dua jam lebih berteriak memanggil exel dan mengusri ketiga wanita yang masih mengejar kami di belakang sana.

Ini Bencana!

Dengan kekuatan ekstra,aku berusaha untuk berdiri kembali dan mencoba untuk melakukan lari maraton bersama exel yang aku tidak tahu sudah berada di posisi mana.

"Sini,naik punggung gue aja" aku terkejut melihat exel yang telah berjongkok di hadapan ku

Gugup.
Aku mencoba untuk menghalau pikiran demi pikiran aneh yang berkeliaran dengan brutal nya di dalam otak suci ku.

"Gak usah! Gua bisa lari sendiri" ketus ku

Aku tidak tahu harus menyikapi bagaimana dengan keadaan ini,tapi suara ketus malah mendominasi keadaan yang terjadi selanjut nya.

Mengangkat alis,exel mencemooh ku dengan menunjuk kedua kaki ku yang masih terbujur lemah di permukaan tanah.

"Ck! Jangan buang-buang waktu.gua ogah di perkosa sama mereka" tunjuk exel ke arah belakang ku.

Aku teringat jika kami masih menjadi buronan dan berusaha untuk menghindar dari mereka sebisa mungkin.aku menengadah,menatap wajah exel malas."jangan ngeluh kalau badan gue berat" pesan ku

Memutar mata jengah,exel lalu menggendong ku dengan kedua lengan nya yang menopang tubuh ku di belakang nya.melingkarkan tangan ku di leher nya,dan mengkode exel bahwa aku sudah siap.

....

"Huh huh huh..." helaan nafas berat terdengar bersahutan saat kami sudah memasuki kawasan desa pak jaya.

Masih berada di posisi yang sama,aku yang kasihan terhadap exel lantas berusaha untuk berjalan sendiri tanpa bantuan nya.walau aku tahu,kaki ku amat lemah untuk menopang bobot badan ku.

"Yakin bisa jalan?" ejekan kali ini membuat ku geram

Setelah tadi aku meminta nya untuk menurunkan ku,aku berjalan dengan sangat lambat dan menolak segala bantuan yang exel tawarkan pada ku.tapi selalu saja,mulut biadab nya membuat ku jengah dan menjadi kesal sendiri.

Dengan membuat tampang horor,exel yang melihat ku langsung diam tak berkutik.ia berjalan agak melambat untuk membuat ku berjalan di depan nya.

"Mereka masih ngejar kita gak sih?" pertanyaan masuk akal akhirnya exel lontarkan kepada ku.

perjalanan waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang