"Zaman penjajahan membuat para rakyat indonesia hidup secara menderita.Belanda tidak segan-segan membunuh pribumi yang menentang keinginan mereka.Belanda memang terkenal dengan kekejaman nya terhadap bangsa indonesia,tapi kalian juga harus memandang sisi positif dari penjajahan ini.salah satu nya yaitu perkembangan di bidang pendidikan.Belanda juga membuat para rakyat pribumi mengerti akan pembangunan yang bisa di bilang mulai modern.bagus bukan sisi positif nya? Jadi kalian tidak semelulu menganggap bangsa belanda adalah penjajah berhati batu.kalian harus bisa menilai sisi positif yang ada,dan kalian juga jangan lupakan bagaimana para pahlawan mempertaruhkan nyawa nya demi kemerdekaan bangsa–"
Penjelasan dari bu nia yang seperti mendongeng membuat ku menguap lebar dan segera merebahkan kepala ku yang mulai berat oleh materi tentang zaman penjajahan atau apalah itu.
Aku tidak tertarik sama sekali.
Menurut ku matematika lebih mudah ketimbang pelajaran sejarah yang membuat anak murid nya harus mengingat kembali masa-masa itu.
Entah sudah berapa lama mata ku terpejam,yang aku dengar hanya suara bu nia yang masih setia berdongeng ria.lalu aku intip sedikit untuk melihat karin,sahabat ku yang tengah memperhatikan pelajaran dengan begitu serius nya.
Tidak heran jika karin selalu mendapat peringkat satu dalam bidang sejarah.beda denganku yang harus rela mendapat peringkat akhir dalan pelajaran sejarah. Walau begitu,aku tidak bodoh.aku hanya tidak menyukai pelajaran sejarah.
"AYNAAAA" mampus!
Aku berjengit kaget dan segera berdiri dari kursi ku.menghampiri bu nia yang muka nya sudah merah padam akibat menahan amarah.
Aku menundukan kepala ku,menatap sepatu putih ku dengan hati yang meloncat senang.bagaimana tidak! Aku tahu jika begini,bu nia akan menyuruh ku untuk keluar dan aku akan bebas dari pelajaran aneh ini.
"Iya bu,saya akan kelu–"
"Siapa bilang ibu menyuruh mu untuk keluar?" aku langsung menoleh ke arah bu nia saat mendengar kalimat nya
Oh god!
"Biasanya ibu kan nyuruh saya untuk keluar kelas" jawab ku enteng,toh udah begini nanggungkan jika tidak keluar kelas?
Bu nia menghembuskan nafas nya kasar dan segera menatap ku tajam dengan penuh keseriusan.
"Memang awal nya ibu ingin menyuruh mu untuk keluar,tapi tidak ada guna nya jika kamu keluar kelas dan tidak mendapat hukuman lebih.jadi–"
"Jadi ibu nyuruh saya pulang?" potong ku cepat
Bu nia langsung menyorot tajam mata ku,mungkin jika mata bisa membunuh,aku sudah terbunuh oleh nya sedari tadi.
"Ibu mau kamu pergi ke museum di kota tua dan mencatat hal-hal mengenai zaman penjajahan.dan memfoto nya" aku melongo di tempat dan suara riuh teman sekelas membuat ku ingin segera membunuh guru satu ini.
Jangan salahkan aku jika durhaka terhadap guru,tapi...ah sudah lah.mood ku sedang hancur hingga ujung dasar tanah.
"Bagaimana ayna?" bu nia seolah-olah membuat ku mempunyai sebuah pilihan.
Aku hanya mengangguk lemas tak berdaya.lol!
Dengan segera aku pergi menuju bangku ku dan segera meminum air di botol milik karin dengan cepat.
"Ish nana,air gue jadi abis kan" ucapan karin tak aku pedulikan,karena memang aku sedang tak ingin berbicara.hukuman dari bu nia sudah cukup membuat ku bungkam dan tidak bisa berkutik.
Ayolah! Siapa yang betah jika harus ke museum untuk mencatat hal-hal tidak penting? Mending waktu nya aku habiskan untuk rebahan di ranjang sambil maraton film.
"Nanti gue temenin deh,gimana mau gak lu?" karin dengan baik hati nya ingin menolongku,tapi aku tahu jika karin pasti ingin bersenang-senang dengan pacar nya di hari minggu.
"Gak deh,gue sendiri aja.deket ini kotu" ucap ku lembut,takut menyinggung karin yang sudah berniat baik ingin membantu ku.
"Oke deh" setelah itu suara bel pulang membuat para murid membereskan peralatan sekolah nya dan segera beranjak pulang.
....
Aku tak berhenti nya mengutuk bu nia yang tega membuat ku pergi ke kotu untuk mencari informasi mengenai zaman berdarah tersebut.
Sebenarnya ini pertama kali bagi ku ke kota tua,padahal jarak dari rumah ke kotu tidak begitu jauh.hanya 20 menit jika menggunakan motor.aku yang tidak begitu hapal dengan bangunan ini hanya asal masuk tanpa membaca terlebih dahulu nama museum yang aku singgahi.
Masa bodo jika salah!
Setelah membayar 10 ribu di loket,aku segera masuk dan mengedarkan pemandangan ke segala penjuru arah.ternyata aku tidak salah masuk museum!
Dengan perlahan-lahan aku menghampiri sebuah lemari yang terdapat senjata yang berbentuk senapan.aku membaca keterangan yang ada dan segera memfoto untuk di jadikan bukti,bahwa aku menjalankan hukuman ini dengan benar.
Karena tak ingin membuang waktu,aku segera berjalan lagi menuju benda-benda yang menurutku bagus untuk di jadikan bahan.
30 menit aku berkeliling di dalam museum ini hingga akhirnya aku melihat sebuah tombol merah di samping jendela besar dekat lemari penyimpanan baju-baju pahlawan.aku berjalan mendekat karena rasa penasaran akan kegunaan tombol ini.kecil memang,tapi apakah hanya aku doang yang melihat nya dari sekian banyak pengunjung di museum ini?
Karena tidak melihat larangan di bawah tombol merah tersebut,aku langsung menekan nya dengan pelan.takut jika tombol itu rapuh dan mudah rusak.
Jantung ku pun tidak henti nya berdetak kencang seperti sedang berdisko di club malam.keringat membanjiri pelipis ku.
Sudah sekitar 2 menit menunggu dan tidak terjadi apa pun,aku langsung menghembuskan nafas lega.
"Syukurlah jika tombol ini tidak berpengaruh apa-apa" tepat,setelah aku mengucap kan kalimat itu.kepala ku seperti berputar-putar dan membuat ku terjatuh ke lantai marmer.
Pusing!
Dan semua nya menjadi gelap.
--------------------
-perjalanan waktu-
KAMU SEDANG MEMBACA
perjalanan waktu
Historical Fictionkembali ke zaman penjajahan?? sepertinya memang begitu.Ayna,gadis cantik yang terkenal bodoh dalam pelajaran sejarah harus rela menghadapi takdir nya untuk berwisata di zaman kolonial. Bertahan hidup di tempat yang penuh akan gencatan senjata bukanl...