bualan

677 69 4
                                    

"Tunggu"

Kami berhenti mendadak,aku memegang lengan exel lebih erat lagi.keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuh ku.exel pun tidak kalah takut nya dari ku,bocah itu sekarang tengah berkomat-kamit memohon do'a agar tidak tertangkap oleh tentara ini.

Menyadari keterdiaman aku dan exel,tentara tampan itu menghampiri kami dengan dengusan kesal yang aku dengar saat ia hampir dekat dengan kami.

Kami sengaja belum membalikkan tubuh ke arah belakang,karena memang tak tahu harus bereaksi bagaimana saat menatap wajah nya nanti.exel juga tidak menjamin akan membantu ku lolos jika nanti kami tertangkap.

"Hei kalian,kenapa saya panggil tidak menyahut hah?" oh astaga,ya tuhan,tolonglah kami...

Aku berdo'a di dalam hati saat mendengar bentakan nya.exel gemetar dengan hebat,aku jamin jika ini bukan tempat ramai,exel akan mengompol di tempat.

Dengan segenap jiwa,exel membalikkan badan nya takut-takut ke arah tentara Belanda di belakang kami.aku masih terbujur kaku di tempat,tidak tahu harus melakukan apa.jika aku ikut menatap tentara itu,aku yakin ia masih ingat dengan wajah ku,tapi jika aku tidak membalikkan badan,ia akan bertambah ngamuk dan lebih parah nya lagi langsung menembak ku.seperti yang pertama kali aku lihat saat tiba di tempat asing ini,aku melihat nya sedang memegang senapan dengan mayat wanita muda di bawah nya yang penuh di lumuri darah.

'Gak papa na,dia manusia.bukan monster seperti yang lo baca di novel-novel fantasi' pikirku berulang kali.

Tapi tetap saja,dia lebih sadis dari monster.Dia manusia berhati iblis yang pernah aku temui.bahkan gengster,dan pembunuh bayaran akan kalah sanding dengan tentara rupawan satu ini.

"I–iya,ke–napa anda memanggil kami?" lamunan ku buyar kala suara ketakutan exel bertanya kepada tentara itu.

Aku mengerjap,masih tidak tahu bagaimana ekspresi dari dua manusia di belakang ku.aku hanya menutup mata,dan berancang-ancang lari jika keadaan sudah terdesak.persetan dengan rok yang tengah aku kenakan.nyawa ku dan exel lebih penting kali ini.

"Ah,rasa nya aku tidak pernah melihat pribumi sebersih kalian" suara tentara Belanda itu kembali terdengar di sertai kekehan hambar nya.

Aku menegang di tempat,

"Maksud anda?" exel memulai kembali drama nya,aku dapat mengetahui itu dari nada yang ia gunakan sangat menyebalkan dan juga elusan jari nya pada lengan ku.

Sungguh,jika ini bukan keadaan genting,aku akan membanting exel sekarang.

Ku dengar tentara Belanda itu tertawa pelan sebelum melanjutkan percakapan nya."kau ini seperti tidak tahu saja.warga pribumi kan mana sempat perawatan,dan lagi kalian hanya berada di rumah-rumah kumuh dan kotor"

Sumpah demi apapun,jika saat ini kami tidak sedang berpura-pura menjadi pribumi,aku akan mencongkel mata nya.enak saja dia mengatai bangsa ku orang-orang nya dekil.jika perlu aku katakan,bukan nya mereka yang membuat negara kami menjadi seperti ini?

Lalu dengan suara di buat-buat jijik,tentara itu tidak menyadari kelakuan busuk nya jika perbuatan nya lah yang selama ini menghancurkan negara ku?!

Demi anton yang suka memakai celana merah muda,aku berjanji akan membalas perbuatan mereka suati saat nanti!

"Damn it" ucap ku sinis.

"Nana,kau menghancurkan segala nya" bisik exel tepat di telinga ku.

Aku kembali di buat tercengang jika suara kecil ku saat ini masih dapat terdengar oleh mereka berdua.mungkin telinga kedua nya yang tidak mempunyai kotoran atau emang aku lah yang jika berdesis tidak tahu diri?

perjalanan waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang