KONTEN INI MENGANDUNG UNSUR SEKSUAL YANG HANYA BOLEH DIBACA UNTUK 20+
Sudah 2 minggu terkahir hubunganku dengan Immanuel makin membaik. Mungkin bisa dikatakan kami sudah resmi berpacaran, semenjak kejadian dari rumah sakit aku dan Immanuel rajin menjenguk Maggie yang masih koma. Dan kami makin dekat, lalu Immanuel mulai membuka hatinya kembali.
" would u be mine ? " tanya nya saat aku berada diruang tamu apartmentnya.
Aku terkekeh. Aku kira ia bercanda, ternyata ia serius menanyakan hal ini. Aku pun langsung mencium pipinya dan memeluknya senang. Bahkan kami sekarang memelihara seekor kucing jantan dan berbulu abu- abu, british shorthair bersama di tempat Immanuel. Yang kami beri nama Gembul atau biasa kami panggil Mbul, Karena badannya yang gempal dan lucu.
Saat itu aku dan Immanuel sedang bermain-main dengan Mbul di shofa serta menikmati wine. kami juga sesekali menikmati iringan musik Italia sambil menggendong Mbul dan menari-nari seperti orang tidak waras, " bella ciao..bella ciao " musik pengiring produksi Netflix, money heist, berdentum.
tok ! tok ! kudengar suara ketukan pintu dari unit yang ditempati Immanuel. Immanuel lalu membuka tanpa dilihat dahulu siapa yang mengetuk. Aku penasaran lalu berdiri dibelakangnya sambil menggendong Mbul. " Lhoo...Maggie..." suara Immanuel terdengar terkejut, aku menatap Maggie yang juga menatapku tajam. Bekas luka pasca kecelakaaan di wajah Maggie terlihat jelas dipipi kanan, seperti bekas goresan kaca yang lumayan dalam. Tapi menurutku hal tersebut tidak mengurangi kecantikannya. Aku segera mematikan musik Bella ciao yang masih menyala.
" Ajak masuk ih, ada tamu ga boleh di anggurin.. pamali " Ujarku memecah keheningkan. Aku mempersilahkan Maggie duduk di ruang tamu, Immanuel terlihat gugup dan juga kebingungan. Aku lalu memasukan Mbul ke kandangnya. Immanuel dan Maggie terlihat gugup, dan enggan untuk memandang. " awkward " celetukku melihat mereka yang semakin menegang, " okay aku mau ke kamar mandi yah.... panggilan alam, hehe "
Sebenarnya aku sengaja membiarkan mereka berdua, agar tidak canggung. Aku pun menyalakan washtafel , agar terkesan aku memang benar buang air atau melakukan hal lain.
ku biarkan mereka mengobrol selama 10 menit, lalu aku keluar dari kamar mandi.
Maggie dan Immanuel terlihat terkejut saat melihat aku yang datang tiba-tiba. Aku berusaha terlihat ramah menatap Maggie, dengan senyumku. " Umm, El ? " Maggie mulai berbicara dengan nada yang canggung. " Aku boleh kan, menginap disini semalam saja ? " . Immanuel menunduk dan menatap lantai dengan tatapan kosong. " Oh iya gak apa-apa " . "Tapi aku beresin dulu ya kasurnya, sebentar... " Sambutku. Aku memang sudah terbiasa ramah terhadap tamu,siapapun itu. Ibu selalu mengajariku begitu, Tamu harus disambut baik apapun itu niatnya dan bagaimana dirinya. Maggie mengikutiku dari belakang, begitu juga Immanuel yang mengikuti langkah Maggie dari belakang.
Ternyata kamar Immanuel tidak berantakan, aku lupa tadi sudah dirapikan Immanuel saat pagi hari. Saat Maggie duduk dipinggir kasur dan aku hendak meninggalkannya, ia menarik tangan Immanuel " Immanuel malam ini kamu disini ya, temani aku untuk yang terakhir kali " rengek Maggie. Aku menatap Immanuel yang bimbang raut wajahnya, aku mengangguk pelan dengan tersenyum pasrah. Aku lalu menutup pintu kamar, terduduk lemas di depan kamar Immanuel. Tanpa terasa aku menangis tanpa bersuara.
Semalaman ini mungkin aku benar-benar tidak bisa tidur, Karena suasana hatiku yang memburuk. Berhubung Kamar Immanuel hanya ada 1, aku terpaksa tidur di shofa. Saat aku memaksakan tidur, terdengar suara erangan Maggie, bukannya aku menguping tapi suara Maggie yang agak keras dikeadaan tengah malam seperti ini. " Ahhhh terus sayang terus..Memang hanya kamu benar- benar bisa membuatku merasa dicintai diatas ranjang " . Aku lagi-lagi menangis, menyesal menjadi kekasih Immanuel jika aku tahu akan terjadi seperti ini. Atau aku yang bodoh mengijinkan kekasihku tidur dengan wanita lain yang dulunya begitu ia cintai, bahkan sampai sekarang perasaannya belum luntur .
Saat aku sedang merenung sambil menatap langit-langit, kudengar pintu kamar immanuel terbuka. Aku pura- pura memejamkan mata, kulihat sekilas Maggie hanya mengenakan handuk. Immanuel pun hanya mengenakan boxer yang menutupi tubuhnya . Immanuel lalu mengelus rambutku, " Aku janji setelah ini enggak akan ada wanita lain lagi, El...maaf sudah terlalu sering menyakitimu " bisiknya ditelingaku.
Tak lama Immanuel berdiri dan kembali ke kamar, di susul Maggie yang terlihat mengambil segelas air dari dapur . Kali ini Maggie tidak menutup pintu kamar dengan rapat , entah lupa atau karena ia mendapati diriku telah terlelap.
DAMN ! tiba-tiba aku ingin buang air kecil, aku pun melangkah pelan-pelan tak ingin mengganggu momen mereka.
Selepas aku kencing tak sengaja aku melihat Immanuel melumat dada Maggie yang bulat berkulit putih , disertai puting berwarna pink Maggie dengan begitu lahap penuh nafsu birahi. kebetulan saat itu suasana di apartment Immanuel gelap kecuali kamar Immanuel dan kamar mandi yang sengaja dinyalakan. Maggie mengerang sambil menjambak rambut Immanuel.
Immanuel pun menjilati puting Maggie dengan lidahnya bergantian, dan memberi beberapa cupangan di payudara wanita tersebut. Tak lama Maggie meminta Immanuel untuk memperkosanya " Perkosa aku sayang, nikmati malam terakhir kita. Malam ini aku milikmu seorang, aku persembahkan segalanya untukmu " . Maggie lalu membuka selangkangannya lebar-lebar, terpampang jelas vagina Maggie yang mulai ditumbuhi rambut halus diluar vagina nya. kukira Immanuel langsung menerkam Maggie habis-habisan, tapi ia hanya menggesek-gesek bagian intimnya di vagina luar Maggie. " Apa-apaan kamu ? kenapa kamu sayang ?" Maggie terkejut dan segera duduk. " Kamu mau aku yang memberi service ? " Immanuel hanya diam saja.
Maggie lalu berlutut dan melumat penis Immanuel, " ahhhh..." . Desah Immanuel, dengan wajah yang sedikit gusar dan tak fokus.
" Kalau kamu mau keluar saja dalam mulutku sayang, aku rindu cairan favorite ku " .
" Stop Maggie ... Maafkan aku tidak bisa " , Immanuel lalu menunduk.
Immanuel lalu memakai boxernya dan berbaring. " Saat aku sudah bisa membuka hatiku, kenapa kamu malah datang ke kehidupan baruku ? " . Immanuel merasa frustasi, ia memejamkan matanya sejenak. Maggie lalu menutupi tubuhnya dengan sehelai bajunya yang kebesaran. Ia lalu memeluk Immanuel yang terpejam, dengan harapan bisa menenangkan perasaan Immanuel yang dilema.
" Baiklah kalau kamu tidak mau berhubungan intim bersamaku, tapi tolong peluk aku sampai pagi..." . Maggie mengiba pada Kekasihku. Akhirnya Immanuel mau memeluk Maggie dengan raut wajah yang gusar. Entah mengapa perasaanku begitu sakit melihat mereka. Padahal aku yang mengijinkan, dengan langkah yang berat aku menuju shofa kembali. Ponselku lalu bergetar, " Do you remember me ? " seseorang mengirimi ku whatsapp, dan kuperhatikan ini adalah no. hp berkode negara dari Inggris.
" Dunno, who r u ?" balasku.
" Malfoy Trainor"
Bayanganku kembali ke 4 tahun yang lalu.....................
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession
Lãng mạnAku sebenarnya tak peduli dengan siapa dan bagaimana dirinya. Yang aku fikirkan hanya bagaimana caranya mencintaiku. Entah mengapa aku bangga sekali bisa memilikinya walaupun banyak yang menghujat hubungan kami. aku menikmati setiap waktu bersamanya...