Sudah 3 hari ini Malfoy dijakarta tapi aku belum menghubunginya. Baiklah malam ini aku memutuskan untuk menerima tawaran makan malam Malfoy. Lagi pula malam ini, Immanuel bilang akan rapat sampai malam, dan aku sudah meminta ijin nanti malam tidak pulang ke apartment Immanuel tetapi kerumahku.
Aku memilih gaun putih selutut milikku yang dikirim Malfoy 2 tahun silam tepat dihari ulang tahunku yang ke 21. Aku berdandan senatural mungkin, dengan rambut yang sudah tersanggul rapi, dan memakai juga wedges putih yang juga diberikan Malfoy dalam satu paket yang sama.
pukul 19.30 wib
Aku sudah tiba di restaurant mewah yang Malfoy maksud. Dari taxi aku bisa melihat Malfoy sudah menungguku diluar.
" Malfoyyyy oh my God look at u , u look amazing now.." . Aku pun memeluk Malfoy dengan erat.
" u more , my queen... just wait a moment i will be ure future husband ", Malfoy membalas pelukanku dengan sayang.
Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku lupa memberi tahunya bahwa aku sekarang sudah bersama Immanuel. Dari kejauhan aku melihat sosok perempuan bernama, Maggie dengan lelaki entah siapa duduk membelakangiku.
" Tapi Maggie aku enggak bisa mencintai dua wanita sekaligus. sekarang aku mencintai El, bukan kamu.."
wait.... suara itu ? Itu Immanuel ! hold up, aku harus menahan emosiku agar bisa mencerna jelas topik yang mereka bicarakan.
" Immanuel, jadikan aku siapapun kamu mau akupun rela. Bahkan pelampiasan hasratmu kalau kamu mau pun, aku siap. "
Dadaku sesak dan panas
" Selama ini aku sudah melindungi kamu dari terror Daniel. Aku rela berselingkuh denganmu saat masih bertunangan dari Daniel. Bahkan memenuhi hasratmu, aku sanggup. Kalaupun kamu mau menghamili aku, aku siap. walaupun nantinya aku harus menjadi janda, sayang "
kudengar Immanuel menghela nafas panjang. " Dengar aku bukan laki-laki bajingan seperti itu. kamu sudah lebih dulu mengenalku, seharusnya kamu mengerti bagaimana karakterku "
Aku berdiri, Malfoy yang hendak berbicara, segera kuberi isyarat untuk diam dahulu.
Aku menghampiri meja kekasihku, Malfoy menyusulku dari belakang. " Malfoy, im sorry im not telling u the truth, be honest i have a boyfriend now..."
Aku lalu mengelus pundak Immanuel, Maggie dan Immanuel , terlihat terkejut mendapati aku sudah berada dimeja mereka. Aku memeluk bahu Immanuel, " El who the hell is he ??? " Malfoy kelihatan marah, wajahnya memerah dan nada suaranya mulai meninggi. Kami pun jadi sorotan orang-orang yang berada disana.
" El, ini siapa laki-laki yang kamu bawa ? "
" Honey, he's my bestie since 4 years ago. He has the big feeling for me and i rejected cuz i dont trust at long distances...he promise me after his graduated from medical school he will propose me and come to Indonesia. I mean thats nonsense, but Malfoy really prove me at all "
" Yeah im gonna marry ure girl if u cant take care of her, i will take her to USA with me..." tambah Malfoy dengan tatapan tajam kearah Immanuel.
Maggie pun berdiri dan menghampiri Immanuel, " Bagaimana ? kamu masih mau sama dia yang sudah jelas, ada seorang dokter yang baru fresh graduate melamar jauh-jauh dari Amerika demi mengejar pujaan hatinya ? "
" Its ure choice, sweetie " Malfoy menepuk pundakku sambil berbisik ke telinga ku.
" Kalau kamu memang mendengar semuanya, jelas kamu tau aku lebih memilih kamu " Immanuel menatap tajam ke arahku dan Malfoy secara bergantian.
Aku membalikan tubuhku ke arah Malfoy, aku menggenggam tangannya dan berbisik agar hanya Malfoy yang mendengar. " I just realized i love u, but im too afraid with long distance. U know i have traumatic about long distance before. But i hope, this feeling never dissapear , eventho i choose him "
Genggaman Malfoy makin erat, matanya merah dan berkaca-kaca. Ia berusaha tersenyum dalam lukanya. "okay, even u choose him, i promise u never ever forget u..." Malfoy memelukku erat, aku tahu ia menangis dalam pelukanku. " But please, love me as u do before..."
Usai memelukku, aku menarik tangan Immanuel. " Ayo pulang " ajak ku. Aku melambaikan tangan perpisahan pada Malfoy yang menuntunku sampai pintu restaurant, dan kulihat Malfoy sesegera mungkin pulang dengan taxi.
" U okay ?" tanya ku saat melihat Immanuel murung selama diperjalanan pulang. " or u miss Maggie.." . Ia masih tetap terdiam. Aku lalu memutuskan untuk tidak bersuara dahulu.
30 menit kemudian...............
Aku dan Immanuel sudah berada dalam unit yang sedikit berantakan semenjak aku tinggal. " Mana Gembul ? "
" Aku titipin petshop temen aku "
Immanuel terdengar dingin, tangannya lalu mearikku pelan ke arah kamarnya. " Aku stress, aku mau having sex sama kamu sayang " . Immanuel lalu mendorongku ke ranjangnya. Wajahnya beringasan, seolah siap menerkamku. " Kamu bisa jadi dancer pribadi aku ? aku mau lihat kamu striptease " , aku mengangguk pelan, dan melucuti Dress putihku perlahan.
tinggal lingerie berwarna putih senada yang aku kenakan. " Ayo anak nakalnya papi mana nih.."
Immanuel, mulai melucuti pakaiannya sendiri hingga tersisa celana dalamnya saja. Aku pun mulai merangkak ke arah selangkangannya. melucuti perlahan, dan mengulum senjata miliknya yang sudah terlihat tegang dari tadi. " Ahhh kamu kenapa sih selalu kelihatan seksi dimata aku ? kamu make susuk apa sayang ? " . Aku mengacuhkan gurauannya.
" Immanuel..!!!! "
Terdengar suara Maggie yang yang mengetuk pintu dengan keras dan suaranya yang berteriak.
" Ada apalagi dengan dia.." gumam Immanuel dengan wajah masam. Immanuel lalu mengenakan pakaiannya, begitupun denganku.
Immanuel membuka pintu, dan saat pintu dibuka Maggie menghambur kearahnya lalu memeluknya. " Immanuel, aku mau stay disini lagi aku takut sendiri.." rengeknya seperti anak kecil.
Aku terdiam. Terpaku . Tatapanku nanar.
" Kalau dia menginap disini, aku yang pergi. Aku enggak mau jadi nyamuk lagi kaya sebelumnya"
Tanpa menunggu respon Immanuel, aku segera keluar dan pergi jauh dari mereka.
Dalam lift aku menangis, apa ini yang namanya menjadi bodoh karena cinta ? Lelaki seperti Malfoy aku sia-siakan karena rasa cintaku pada Immanuel lebih dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession
RomanceAku sebenarnya tak peduli dengan siapa dan bagaimana dirinya. Yang aku fikirkan hanya bagaimana caranya mencintaiku. Entah mengapa aku bangga sekali bisa memilikinya walaupun banyak yang menghujat hubungan kami. aku menikmati setiap waktu bersamanya...