" heyy are u free today ? "
Immanuel mengirimi text melalui whatsapp. " Yaps , why ? " .
singkat cerita, ia mengajakku ke ancol sesekali menikmati pemandangan di pantai,menikmati sunset di dermaga.
" Elle.... " panggil Immanuel pelan setengah berbisik ditelingaku. seketika aku menatap matanya yang sendu, jemarinya menyentuh lembut wajahku. Aku gugup seketika, mungkin wajahku sudah memerah. Lututku gemetaran, tubuh ini membeku seketika. Wajah kami hanya berjarak beberapa senti, sehingga akupun bisa merasakan deru nafasnya. Ia menyentuh lengan hingga jemariku dengn lembut. kami saling beradu pandangan, dan kurasakan bibirnya yang basah melumat bibirku dengan lembut. awalnya aku masih sedikit terkejut, namun entah mengapa lama- kelamaan aku terbiasa dengan ciumannya. aku melingkarkan tanganku pada pinggangnya. Bahkan tak ragu, aku memeluknya erat.
" heyy..... can we move ? " Tanyaku dengan nafas menderu ditengah berciuman.
hawa nafsu mengalahkan logika dan perasaanku. Immanuel lalu menarikku ke arah parkiran mobil dan menarik tanganku kedalam mobilnya dan merebah kan tubuhku kursi penumpang. Seakan ingin melanjutkan ciuman yang tadi, Immanuel langsung melumat bibirku, " Ahhhh " desahku pelan, seraya menjambak rambutnya . Tangannya menggerayangi tubuhku, dan ia mulai meremas payudaraku dari luar . kurasakan bagian sensitif bawahnya mengeras, seolah berkata 'come to me , please ' .
Tetapi aku hendak membuka resliting celananya, ia menolak lembut.
" Maaf el, aku sedang khilaf " katanya sambil membenarkan posisi celana. Aku segera membenahi pakaianku, dengan perasaan malu yang tak tertahan. " Iya engga apa-apa " balasku dengan nada yang begitu lesu. Aku merasa harga diriku turun seketika, dan rasanya benar-benar seperti ditelanjangi didepan umum. Aku lalu menunduk lemas, dan meminta Immanuel segera mengantarku pulang. Selama perjalanan pulang kami sama- sama terdiam, hening.
krrrrtttttttttttttttttt !!!!!!!!!
Tiba- tiba Immanuel memojokan mobilnya ke pinggir jalan tol. Ia segera mencium bibirku dan melumat dengan sangat buas. Aku terkejut dan segera mendorongnya, tapi apa dayaku yang mempunyai tenaga pas-pas an. Nafasku memburu hebat saat Immanuel mulai mencoba memberikan 'hickey' dileherku. Tangannya mulai menguasai kedua buah dadaku dengan perlahan meremasnya, " hhhhhhgghhh " desahku sambil menahan hasrat yang mulai tak karuan. Akhirnya aku memberanikan diri lagi menyentuh alat vitalnya, kali ini ia tak menolak. "Rape me babe " Desahnya , tangannya mencoba masuk kedalam bajuku, lalu payudaraku diremasnya. Tapi mungkin menurutnya itu kurang, tangannya masuk kedalam bra dan memainkan putingku lembut dengan jari-jarinya. kurasakan bagian bawahku sana berkedut, sudah lama aku tidak merasakan hal se gila ini.
. "kamu mau menginap ditempatku ? " tawar Immanuel. Akupun tersenyum mengiyakan ajakannya, " yass " Jawabku setengah berbisik.
15 menit kemudian aku sudah tiba , di apartment Gloria Taman anggrek. Immanuel terus menggenggam tanganku selama di dalam lift. Saat aku memasuki unit tempat tinggalnya, aku begitu terkejut betapa tertata rapi dan bersih tempat ini. Tak sengaja aku melihat foto sosok wanita berdarah Tionghoa, yang menurutku ia adalah seseorang yang begitu berpengaruh dalam hidup Immanuel. Immanuel yang sadar kalau aku memerhatikan foto tersebut segera membuang foto tersebut ketempat sampah di dekatnya. Aku pura-pura tidak mengetahui apapun itu.
Ternyata tidak hanya satu bingkai foto yang terdapat foto wanita tersebut, tetapi ada beberapa yang masih terpasang di tembok. Masih dalam situasi yang sama, aku sama sekali berpura- pura tidak tahu apapun itu. Tapi aku bisa merasakan bahwa ia begitu terluka saat melihat foto tersebut. Immanuel mulai melepas bingkai tersebut dari tembok dan membuang ke tong sampah atau memasukannya kedalam kardus. Kulihat wajahnya memerah, dan membuang foto tersebut penuh dengan amarah. prangggg!!!!! salah satu bingkai kaca yang ia lempar pecah, aku membantu membersihkan serpihan kacanya, tanpa suara. Dan saat aku menyadari semuanya, tangannya terluka parah dengan darah yang terus - terusan mengalir.
Aku dengan sigap mencari p3k , untungnya tidak jauh letaknya dari posisiku dan Immanuel berada. segera kubersihkan lukanya dengan alkohol dan kuberi obat merah pada tangannya yang terluka parah. " Hei what happen to u dude ? " , tanyaku seraya menatap wajahnya yang memerah. Immanuel tetap membisu dan terus menatap ke arah lantai. " sshhhh i know what u feel, come to my arms " . Aku lalu memeluknya. Tak lama Immanuel menangis tanpa suara dalam pelukanku.
Malam itu, aku dan Immanuel menghabiskan waktu sembari bercerita di lengkapi dengan seloyang pizza dan wine . Tapi tak sedikitpun ia bercerita tentang siapa wanita dalam foto tersebut. Akupun tak berani bertanya, aku tak ingin merusak moodnya yang mulai membaik. Sampai pada dini hari aku tertidur dishofa bersama Immanuel. Aku terlelap tidur dalam pelukannya, sudah lama sekali aku tak merasakan pelukan sehangat ini. Entah mengapa aku merasa nyaman didekatnya saat ini.
keesokan harinya saat aku terbangun, aku mendapati diriku sudah terbungkus selimut tebal. Sedangkan dirinya sedang membuat roti bakar dengan aroma coklat yang begitu menggoda indra penciumanku. " Good morning princess " sapa Immanuel, wait ???? whatt ??? aku terkekeh mendengarnya. Aku membuka tirai korden yang menghalangi mentari pagi masuk kedalam ruangan.
" Udah lama enggak ada yang buka tirai setiap pagi, akhirnya sekarang ada yang bukain juga " gumam Immanuel. Aku tak menggubris kata-katanya, dan berpura- pura menikmati pemandangan Jakarta dipagi hari.
Saat aku sedang sarapan bersama Immanuel, tiba- tiba ia sakit perut lalu pergi ke toilet. Tak lama, setelah Immanuel ke toilet, hpnya yang berada di atas meja makan bergetar berkali - kali. saat kulihat nama yang tertera dalam layar ponselnya bertuliskan, Maggie, dengan emoji love merah hati.
Ia pun meninggalkan pesan yang kebetulan juga tertera di layar ponsel, bertuliskan " Temui aku di starbucks jam 1 siang, ditempat biasa "
By the way, who is she ?
Ah sudahlah, aku juga bukan kekasih atau keluarganya. Untuk apa aku ingin tahu lebih. Dari kejauhan kudengar suara langkah kaki Immanuel. Aku lalu pura- pura tidak mengetahui sesuatu, dan berkata " Hp kamu getar terus dari tadi . Sepertinya ada hal penting "
Seketika setelah ia melihat layar ponselnya, wajahnya berubah murung. " Oia, aku harus segera pulang . Rumah belum sempat aku bersihkan " Ujarku memecah keheningan. Aku lalu memesan taxi online. wajah Immanuel menjadi makin murung, " Aku antar kamu ya ?" . Aku menggeleng seraya tersenyum. " Udah enggak usah kok, taxinya sudah dekat " tolakku dengan halus.
Jujur saja selama perjalanan pulang, aku masih penasaran siapa gadis dalam bingkai foto itu, dan siapa Maggie ? Atau bisa jadi aku hanya pelampiasan hasratnya saja ? Entahlah...
DRRTTTTT !! tiba- tiba ponselku berdering.
" Sis, are u free today ? " kulihat ada pesan dari mona, atau Monalisa adik tingkat dikampus yang sudah seperti saudara ku sendiri. Karena saat aku sendiri, terpuruk, ataupun sedih dia selalu menyempatkan waktu untuk menemuiku.
" yupssss" balasku, " can we meet today ?" ajak mona. Aku menghela nafas panjang, dan mengetikkan kata, " share the location then "
ternyata Mona mengajakku keluar jam 1 di starbucks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession
RomanceAku sebenarnya tak peduli dengan siapa dan bagaimana dirinya. Yang aku fikirkan hanya bagaimana caranya mencintaiku. Entah mengapa aku bangga sekali bisa memilikinya walaupun banyak yang menghujat hubungan kami. aku menikmati setiap waktu bersamanya...