kebetulan besok adalah hari Sabtu, jadi Jumat kami habiskan untuk chill and netflix setelah semua hari-hari menegangkan terjadi.
Sudah menjadi kebiasaanku jika hanya memakai kaos kebesaran sampai paha tanpa memakai Bra, bila aku hanya bedua dengan Immanuel. Saat aku sedang membuat popcorn Immanuel memelukku dari belakang. " Sayang, kenapa kamu selalu bisa buat aku turn on sih ?" bisiknya pada telingaku. Aku hanya tersenyum, dan merasakan penis Immanuel yang menempel pada bokongku mulai menegang.
Saat menonton serial tv, Immanuel menyenderkan kepalanya pada payudaraku dan aku dengan sayang membelai rambutnya . Memang kebiasaannya padaku saat sedang berdua menonton Netflix.
Immanuel pun mengganti posisinya menjadi, tidur diatas pahaku, aku tetap membelainya.
" Sayang..Aku ga bisa fokus nonton, mau ml sama kamu..." Desahnya dengan manja.
Aku pura - pura tidak mendengar. Tapi tangan Immanuel nakal, Tangannya dengan lihai masuk ke dalam kaos yang aku kenakan dan memainkan putingku yang mulai mengeras .
" sayang aku mau nenen dulu, boleh kan " aku mengangguk mengiayakn kekasihku.
Konsentrasiku buyar saat ia mengulum putingku dengan lidahnya yang lihai.
" hhhhhh" Aku mendesah dengan suara tertahan, tak tahan akhirnya aku mematikan tv nya dan segera pergi kedapur untuk mengambil air. saat mengambil gelas aku sedikit menungging dan Immanuel lagi-lagi menempelkan penisnya pada bokongku.
" Sayang mau coba Anal ga ? " godaku setelah meneguk air.
" Kamu mau sayang ? kalo kamu mau, aku sih mau-mau aja " , Immanuel pun meremas bokongku . kami lalu berjalan ke arah shofa , dan mematikan lampu. Saat suasana redup, Immanuel segera melucuti pakaianku dan celana dalam. Tak lupa ciri khasnya untuk memukuli pantat ku terlebih dahulu.
" Ayo anak nakalnya papi, yang katanya mau di anal mana nih desahannya ? "
" Aaahhh papi nih, bikin aku makin nakal..."
Immanuel lalu melumuri penisnya dengan minyak zaitun sebagai pelumas, tak lupa ia juga melumuri bagian luar lubang anusku dengan minyak sampai benar licin. Ia lalu mengelus-elus bongkahan pantatku yang memerah . " hmmphh ughh pelan-pelan papi..." lirihku yang mulai kesakitan saat penisnya mulai memasuki lubang anusku. Tanganku mencengkram kuat shofa, karena menahan sakit. Ia mendorong perlahan-lahan, " Ah, sempit sekali lubang kamu sayang" bisik Immanuel.
Dan aku merasakan seluruh penisnya tenggelam dalam lubang anusku. Ya, awalnya memang perih sekali. Immanuel mulai mengeluar masukan penisnya, kedua tangannya mencengkram pinggulku. Gerakang pinggulnya makin cepat namun teratur, penisnya dengan cepat menjelajahi lorong anusku. " Ahhhhh sayangg... kamu liar sekali sayangg...sayangg ohhh aku puas sama kamu terus kalo begini " racauku tak menentu. Immanuel makin mempercepat goyangannya, dan memukul pantatku.
" haaa, suka sayang aku anal ya ? uuhhhh aku bener-bener bisa gila sama kamu kalo kamu terus-terusan bikin aku tegang dan selalu ada variasi " , Immanuel juga meracau membalas perkataanku.
Hentakan liar pinggulnya menghimpit tubuhku yang mulai mengejang kesakitan. Tubuhku terguncang-guncang naik turun kepala menggeleng ke kiri ke kanan, sambil mengerang kesakitan, menahan gempuran penis kekasihku dalam lubang anus, yang baru pertama kali merasakan anal . Bunyi kedua pantatku semakin keras beradu dengan pahanya.
Rambutku dijambak keras hinggaaku semakin mendongak dengan mulut ternganga, pantatku melengkung ke ats dan buah dadaku berguncang-guncang seirama dengan bokong Immanuel.
" Uhhhh sayang, ampun sakit banget sayang... ahhh " Kakiku mulai lemas, lututku gemetaran. Immanuel tetap melanjutkan, dan juga meremas kedua buah payudaraku. " Ahhhh papi sayang, ampunnnn uhhh , sayang... "
Kali ini aku benar-benar menangis, karena perih sekali lubang anusku. Namun semakin aku memohon ia semakin menggenjot pantatku dengan kasar dan brutal.
" papi ampun... ahhhhh papi ..." lirihku dengan erangan dan tangisan.
" Ahhhh sayang aku mau keluar ini...ahhh..ahhh sayangg............!!! "
Jeritan Immanuel dibarengi dengan keluarnya air mani dari penisnya. Ia membuang pejunya di dalam lubang anusku. Aku lalu terkulai lemah diatas shofa, dan ke kamar mandi bersama Immanuel, untuk membersihkan sisa-sisa pejunya juga membersihkan penis Immanuel.
" Anus kamu berdarah sayang "
aku tersenyum, " kan masih awal ini mah.. tar lama- lama juga engga "
Immanuel lalu mengecup bibirku, dan kami melanjutkan tempur selanjutnya diranjang....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession
RomanceAku sebenarnya tak peduli dengan siapa dan bagaimana dirinya. Yang aku fikirkan hanya bagaimana caranya mencintaiku. Entah mengapa aku bangga sekali bisa memilikinya walaupun banyak yang menghujat hubungan kami. aku menikmati setiap waktu bersamanya...