♪ 10 ♪

678 87 2
                                    

"Ye, kamu nggak ap-" Kalimat itu terhenti karena Yena yang langsung memeluknya dengan sangat erat. Jun terkejut, ayolah siapa yang tak terkejut jika tiba – tiba dipeluk se-erat ini. Jun bisa merasakan Yena yang gemetaran, dia tau gadis ini sangan ketakutan.

"Tenang, Ye. Aku ada di sini, dia udah ditangkap polisi tadi" Tenang Jun sambil membalas pelukan Yena. Cukup lama mereka berpelukan, ya hanya sampai Yena tenang. Setelah berhasil menenangkan Yena, Jun pulang kembali ke rumahnya. Dia hanya bisa berharap bahwa semua akan baik – baik saja.

♥♥♥

"Pagi, Ye !" Sapa Jun ceria. Yena tersenyum, tapi mendadak diam setelah melihat Jihoon yang menatapnya dingin.

"Pagi. Oh ini baju sama hoodienya, makasih ya. Sama yang tadi malam juga" Jawab Yena sambil memberikan sebuah paper bag ke Jun.

"Ini kenapa ada di sini ?"

"Oh itu, susu cokelat anggap aja itu ucapan terima kasih buat yang tadi malam" Jawab Yena sambil tersenyum.

"Oh, makasih. Kamu suka susu cokelat ya, Ye ?"

"Iyap ! Dulu aku punya cita – cita biar jadi tinggi makanya hobi minum susu cokelat, tapi nyatanya sampai sekarang aku masih aja pendek" Jawab Yena.

"Kalau kamu bandingin tinggimu sama Sora, bukan kamu yang pendek tapi Sora yang ketinggian" Kata Jun sambil meminum susu cokelat.

"Ya, tetap aja aku pendek" Jawab Yena lagi. Kalian penasaran tinggi Sora dan Yena ? 170 cm dan 159 cm.

Setelah meletakkan barangnya di kursi dan meja, Yena berjalan menuju tempat duduk Jihoon. Yena menyondorkan sekotak susu cokelat ke Jihoon. Sialnya dia lupa jika di situ juga ada Hara.

"Ji, in-"

"Jihoon nggak suka susu cokelat" Potong Hara sambil menepis sekotak susu cokelat yang Yena bawa hingga terjatuh.

"Denger nggak sih ?! Jihoon nggak suka susu cokelat, jadi pergi dari sini jalang !" Bentak Hara. Yena tersenyum miris, lalu mengambil sekotak susu yang jatuh itu.

"Oh gitu ya, Ji. Maaf, aku nggak tau" Kata Yena lalu pergi. Oh, sebelum keluar kelas dia membuang susu cokelat itu ke dalam tempat sampah. Jun yang melihat semua itu hanya bisa menghela napas, dia tau gadis itu terluka.

Sakit, iya sakit. Ini sangat sakit, sungguh hatinya terasa sakit. Saat ini Yena ingin menangis, tapi dia tak bisa. Karena air matanya itu tak ingin keluar sekarang dan otaknya pun mencoba untuk mencegah cairan itu keluar dari dua mata Yena. Seorang Seo Yena tak ingin terlihat selemah itu. Seperti biasa, Yena memilih untuk keatap dan tidur di sana. Membolos pelajaran sesekali tak masalah bukan ?

♥♥♥

Piket, itu hkuman yang Yena dapatkan karena membolos pelajaran. Piket bukan masalah besar bagi Yena, tapi kali ini sungguh masalah baginya. Piket bersama Jihoon dan Hara ? Oh itu seperti penjara yang keji bagi Yena.

Untunglah piket itu cepat selesai, jadi Yena juga cepat – cepat pergi dari situ. Sebenarnya semenjak hari itu, Hara selalu saja mengganggunya. Apalagi dia juga tak bisa sedekat itu dengan Jihoon sekarang. Kenapa ? Ya karena ada Hara lah alasannya.

Selain itu Yena juga tau jika Jihoon selalu pulang bersama Hara akhir – akhir ini. Jihoon sering kencan dengan Hara akhir – akhir ini. Dan yang membuat Yena sakit hati adalah Jihoon tak pernah menolak apapun yang Hara lakukan padanya.

Gadis itu sadar, Yena sadar dia bukan siapa – siapa. Tapi cemburu itu wajar bukan ?

"Jihoonie, aku ke rumahmu lagi ya hari ini ?" Yena membeku, dia benar – bener terdiam di tempat. Ternyata, mendapatkan seorang Lee Jihoon itu terlalu sulit untuknya.

"Hm, terserah" Lagi – lagi gadis ini tersenyum miris. Ternyata mencintai seseorang itu sesulit ini. Yena berjalan untuk pergi, dan sialnya dia harus melewati dua orang itu lagi.

Hujan. Suasananya sangat mendukung Yena sekali. Hujan dan dirinya tak membawa payung maupun hoodie. Dejavu ?

Terpaksa, dia berlari menuju halte bus sambil kehujanan. Dan saat sampai pun, dia harus hujan – hujanan dari halte bus sampai rumah. Semoga saja dia tak flu apalagi sakit.

♥♥♥

Jihoon turun dari kamarnya menuju dapur. Hara tak jadi ke rumahnya, alasannya karena hujan. Ada ibunya di situ dan juga ayahnya.

"Oh, Jihoon-ah. Kamu kehujanan ?" Tanya ibunya, dan Jihoon hanya mengangguk.

"Susu cokelat ?" Gumam Jihoon yang terdengar oleh ibunya.

"Oh itu, tadi eomma beli itu beberapa. Kalau mau ambil aja" Kata ibunya. Jihoon mengambil sekotak lalu kembali ke kamarnya.

Jujur, Jihoon itu bukannya tak suka susu cokelat. Hanya saja dia tak mau meminum pembarian Hara waktu itu. Jihoon meminum susu cokelat itu, dan dia teringat sesuatu. Yena, Jihoon teringat akan gadis itu.

Jihoon tau Yena sangat sangat suka susu cokelat. Dia tak menyangka Yena akan membuang sekotak susu cokelat yang masih baru seperti tadi. Jihoon akui, Yena sedikit seram jika marah maupun kesal.

Jihoon baru sadar jika ada yang aneh dengan permen karetnya itu. Akhir – akhir ini Yena jarang menempel padanya sesering dulu. Tapi di sisi lain Jihoon lega bisa lepas dari pengganggu itu secara perlahan.

♥♥♥

Dua hari berlalu, dan semua masih sama. Hara semakin menempel dengan Jihoon, sementara Yena menjauh dari Jihoon karena Hara.

"Pagi !" Sapa Yena ceria kepada empat laki – laki yang sedang berkumpul di pojok kelas itu.

"Pagi, nyari Uji ya ?" Jawab Hoshi.

"Nggak, bukan Uji. Tapi aku mau pinjam Jun sebentar" Jun berdiri lalu pergi dengan Yena, sedangkan Hoshi dan Wonwoo sama – sama heran.

"Yena beneran sama Jun ya, Ji ?" Tanya Hoshi.

"Entah"

"Kalau beneran gimana Ji ?" Tanya Wonwoo.

"Ya bukan urusanku. Lagian aku sama Yena nggak unya hubungan apa – apa kan" Wonwoo dan Hoshi sama – sama heran dengan Jihoon. Ayolah, seharusnya Jihoon peka jika Yena benar - benar suka dengannya. Secara, Yena itu cantik, pintar, ya hampir sempurna. Tapi Jihoon tak pernah sekalipun membalas perasaan Yena.

Yang mereka herankan adalah kenapa Jihoon malah memilih Hara dari pada Yena ? Padahal Jihoon juga tau sendiri Hara itu licik, walau dia memang cantik. Tapi ayolah, Lee Jihoon sungguh bodoh !

♥♥♥

"Kenapa, Ye ?" Tanya Jun.

"Oh itu, aku mau tanya. Kamu ada waktu nanti pulang sekolah ?"

"Ada, kenapa ?"

"Kalau ada, aku minta tolong antar ke toko buku ya ?"

"Oh oke"

"Makasih, Jun"

"Sama – sama"

Bel pulang sekolah sudah berbunyi itu artinya ini waktunya Yena dan Jun pergi ke toko buku. Cukup lama hingga mereka sampai di toko buku. Ya jalanan padat hari ini. Sesampainya di toko buku, Yena pergi ke tempat dimana alat tulis berada.

Dia membeli beberapa buku yang biasa dipakai sebagai diary, dan beberapa kertas surat. Setelah merasa semua yang dia butuhkan didapat, Yena membayar itu dan segera pergi dari toko buku.

Alasan Yena membeli semua kertas itu ? Surat, dia ingin menulis itu. Dan buku – buku diary ? Dia ingin menulis, entah apa isinya. Selain itu masih banyak yang akan gadis ini lakukan.

♥♥♥

 "Diary adalah curahan hati." -tatatitete, 2k20.

"Don't be a silent readers, ok ?" -tataitete, 2k20.

[✓] One and Only || WooziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang