Intermezzo

14 3 0
                                    

Sebagai pemula dalam bersekolah selama enam tahun, sudah cukup untuk ku meninggalkan masa sekolah yang sangat mendasar. Perpisahan untuk menuju kebaikan di masa yang akan datang.


















.
.
.
.
.

Enam tahun sebagai siswa pemula yang mempelajari segala sesuatu tentang sistem persekolahan yang mendasar, Aku pada akhirnya mengalami masa-masa perpisahan dan kelulusan bersama dengan teman baru ku lagi.

Entah sudah ke berapa kali Aku mengalami perpindahan sekolah. Aku memutuskan untuk berpisah dan menerima ijazah pada sekolah ku yang terbaru ini.

Sedikit kilas balik tentang pertama kali Aku masuk ke sekolah ini. Aku di dekati dan diajak untuk berteman bersama geng wanita yang sedikit banyak tidak membawaku untuk pengaruh yang lebih baik. Mereka adalah geng wanita yang nakal.

Awalnya Mereka menyuruhku untuk tidak masuk dalam setiap pelajaran, Aku tentu tidak ingin melaksanakan perintah Mereka. Aku tetap mengikuti pelajaran dan tidak memikirkan sedikit pun ancaman Mereka perihal Mereka yang tidak akan berteman denganku lagi jika Aku tidak menurut.

Sungguh, Aku tidak peduli.

Aku tetap bersekolah dengan jujur, masuk di setiap pelajaran walau Mereka tetap memaksa ku agar tidak mengikutinya.

Akan tetapi, dengan Aku yang tidak menuruti perkataan Mereka justru membuat Mereka semakin gencar membuat ku untuk jatuh bersama Mereka. Mereka geng wanita nakal yang menginginkan Aku terjerat dalam masalah.

Namun dengan niat Mereka yang jahat terhadapku, semuanya terbongkar. Pasalnya dua temanku yang lain sedang melihat rencana busuk Mereka yang hendak mencelakai ku, segera melaporkan kepada guru.

Aku yang belum mengetahui apapun tentang kejadian tersebut, hanya dapat menyaksikan. Pada saat itu, ramai sekali para siswa yang berdesak-desak di depan ruang guru untuk melihat pelaku yang tertangkap akibat rencana yang jahat.

Keputusan terakhir yang ku dengar membuatku sedikit kecewa. Pasalnya, para guru tetap memberi izin kepada geng wanita untuk tetap melanjutkan sekolah dengan catatan tidak boleh ada yang mengetahui kejadian ini.

Para guru mengatakan bahwa geng wanita nakal sudah berada diposisi tingkat akhir sekolah. Sehingga tidak memungkinkan untuk putus sekolah dan harus bersekolah sampai hari kelulusan. Alasan yang tidak masuk akal untuk diterima dan tidak adil untuk Aku rasakan.

.
.
.
.
.
.
.

||°

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian itu, banyak siswa maupun siswi yang tidak ingin berteman dengaku. Agak sedikit membingungkan mengapa Aku yang harus dijauhkan sedangkan disini Aku hanyalah korban.

Aku tidak terlalu berpusing untuk itu. Akan tetapi, untuk nilai akhir yang harus Aku dapatkan adalah tentang menari secara berkelompok, yang mana harus melibatkan banyak orang dalam satu tarian tersebut.

Aku mencari teman yang ingin berkelompok denganku. Namun, hasilnya tidak ada. Mereka tidak menginginkan Aku untuk masuk pada kelompok. Aku hampir putus asa andai saja dua temanku -yang menolongku dengan mengadukan kepada guru tentang niat jahat geng wanita nakal- tidak datang untuk membuat satu kelompok tarian.

Ternyata dua temaku itu pun sama seperti diriku. Mereka dijauhi oleh semua teman. Seperti ada suatu bisikan perihal tidak boleh berteman dengan siswa yang sudah menjatuhkan reputasi geng wanita nakal. Ironis.

Pada akhirnya Aku dan bersama dua temanku membuat kolompok tarian bersama. Sehabis pulang sekolah Kami selalu berlatih. Mencoba mencari gerakan yang sekiranya pantas untuk ditampilkan. Memahami setiap langkah tarian. Dan mencoba mengerti antara satu sama lain.

Up and DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang