8;Ngegas

24 5 0
                                    

Beltran: ra

Ovra yang sedang asik tertawa karena Angkasa yang terus bertingkah lucu jadi mengernyit. Menatap heran layar hapenya yang menampilkan pesan dari Beltran.

Ovra: iya?

Beltran: lo tau Apartemen Ricia lantai berapa?

Ovra makin heran. Apartemen? Ricia? Wait. Ini maksudnya Ricia tinggal di Apartemen?

Ovra: ha? Maksud lo?

Beltran: gjd

"Lah apasih" kesalnya begitu saja. Angkasa jadi noleh. Padahal lagi nari kecak dengan mata melirik kiri kanan.

"Kenapa, Ra?" Tanyanya, duduk di samping gadis yang masih memandangi hape dengan raut wajah kesal.

Ovra mendongak lalu mendecak sebal, menunjukan hapenya. "Nih Beltran gaje" curhatnya sebal.

Angkasa mengernyit, "Ricia tinggal di Apartemen?" Angkasa malah bertanya. Ovra menggeleng tak tau.

Meraih hapenya kembali membaca pesan yang dikirim cogan kaya raya itu.

Ovra: boleh gue tau alamat Apartemennya?

Beltran: depan STM

Ovra mengingat ingat apakah ada Apartemen di depan STM itu.

"Emang bangunan gede depan STM itu Apartemen, Sa?"

Angkasa mengangguk.

Ovra berfikir.





**





Beltran mengacak rambutnya gemas. Bingung harus apa. Ia merasa ingin sekali bertemu Ricia.

Duduk termenung di depan cermin lemarinya setelah mengunci pintu kamar karena Helen terus merecoki.

Beltran menegak. Helen.

Berlari cepat menuju pintu kamarnya lalu memutar kunci rusuh. Berjalan ke kamar di samping dengan pintu berwarna putih.

Langsung masuk tanpa mengetuk membuat Helen yang sedang ballet langsung berhenti kaget.

"Ish kakak nggak ngetuk" kesal gadis dengan baju tidur itu.

Beltran mengibaskan tangan tak peduli. "Lo kata ada nomer Ricia"

Helen mengangguk.

Beltran menipiskan bibirnya ragu. Menghela nafas. "Tanyain lantai berapa" katanya pelan sembari menatap tembok. Ia harap Helen tak mendengar.

"Oke" jawaban penuh semangat itu membuat lelaki tinggi berwajah kalem yang duduk di pinggir kasur itu menoleh cepat. Lalu buang muka begitu Helen menggodanya.

"Lantai empat nomer delapan enam" kata Helen setelah diam lama. Beltran melirik kecil. Langsung berjalan keluar kamar pergi begitu saja tanpa kata. Helen yang tertinggal mencibir kecil.

Ka Fab: lantai 4 nomer 86

Ka Fab: napa?

Helen: gakpapa kakak cantik

Helen: Helen cuma tanya hehey
read

Helen mendengus saat chatnya hanya dibaca. Dasar kakak nyebelin. Kembali ballet mengabaikan tugas yang besok harus dikumpul.





**





Ricia menatap datar layar ponselnya. Meletakan begitu saja di meja sedangkan ia asik minum soda sembari membaca buku.

Dia adalah orang yang sulit fokus. Baru saja membaca sekitar dua lembar tetapi suara bel Apartemennya membuat ia mendelik. Langsung berdiri dengan agak kesal. Gadis yang sudah memakai kimono putih itu mendecak. Membuka pintu dengan agak kasar.

See The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang