SATU

3K 195 13
                                    

Gia Larasati, wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu memulai paginya seperti biasa. Jam empat pagi Gia sudah menyiapkan menu sarapannya dan memasak untuk bekal makan siangnya.
Sandwich isi daging asap lengkap dengan selada bawang bombai dan tomat, dia tidak akan memasukan timun ke dalam makananya. Tak lupa parutan keju mozarela dia tambahkan. Lalu dibungkusnya sandwich itu ke dalam kertas aluminium dan dimasukkan ke dalam microwave.
Setelah sarapannya selesai di masak, Gia memasak menu yang agak berat untuk bekal makan siangnya, semur ayam dan tumis kacang.

Jam 06.30 Gia telah siap pergi ke toko kuenya. Toko kue yang dia bangun bersama sahabatnya Alina sejak mereka lulus kuliah lima tahun lalu.
Beberapa bulan ini Alina tidak bisa ikut membantu di toko kue mereka karena kerepotan mengurus bayi kembarnya setelah melahirkan tiga bulan lalu, dan Alina memutuskan untuk menjual seluruh aset toko pada Gia.

Sesampainya di Sweet, nama toko kue itu, harum roti yang sedang di panggang tercium memenuhi dapur. Dua orang pegawai Gia, Devi dan Ora yang bertugas membuat kue sudah berada di toko sejak jam lima pagi. Sedangkan Rini cleaning service Sweet sedang membersihkan rak rak pajangan kue.

" Pagi semuanya, kalian sudah sarapan kan? Kalau belum ini ku bawakan sandwich istimewaku. " Sapa Gia pada kariawannya.
" Wah pastinya belum mbak Gia, kan kita nunggu sandwich ternikmatnya mbak Gia. Rela deh kita nahan lapar. " Rini menjawab sambil mendekati Gia yang menyodorkan tempat makannya ke arah Rini.

Beberapa jenis kue sudah matang, cake ulang tahun pesanan pelanggan hari ini akan diambil jam satu siang jadi Gia sendiri yang akan membuat cake pesanan pelanggan sementara Devi dan Ora melanjutkan memanggang beberapa jenis kue lagi.

Bunyi telepon di meja kasir berdering, Gia mengambil gagang telepon sementara tangan lainnya memegang pulpen untuk mencatat.

" Sweet Bakery selamat pagi, dengan Gia disini. Ada yang bisa kami bantu? "
"Mbak Gia, ini Bu Laila. " Jawab suara di seberang sana.
" Hallo Bu Laila, jadi ambil cakenya jam satu kan? "
" Aduh itu Mbak. Jadi gak enak nih. Ibu mau minta tolong Mbak Gia antar ke kantornya Hafiz bisa kan Mbak? Ibu kayaknya gak sempat ke tokomu. Ini masih di sekolah Alfa. "
Bu Laila pelanggan tetapnya, jadi tak mungkin Gia menolak permintaannya. Dan karena sedang tidak ada kurir yang mengantar karena kurir Sweet sedang cuti, maka Gia sendiri yang akan mengantarkan cake ulang tahun Alfa, cucu Bu Laila.

" Baik Bu, nanti saya antar. "
" Oke Mbak, nanti antar langsung ke ruangan Hafiz ya Mbak. " Pinta Bu Laila lagi.
" Siap Bu. " Setelah Bu Laila memutus sambungan telfon, Gia menghembuskan nafas gusar.

Hafiz Aditama, lelaki yang sudah sejak pandangan pertama Gia sukai.
Saat itu Gia baru saja toko kuenya di pagi yang hujan. Saat akan masuk kedalam toko seseorang menabrakkan tubuhnya dari belakang. Gia terkejut, hampir dia jatuh menabrak pintu toko jika lengan besar itu tak memeluk pinggangnya.

" Maaf!! Kamu gak apa-apa? " Suara pria berbisik di telinga Gia dan menggetarkan hati Gia. Seakan terbius Gia hanya menggeleng. Masih dengan posisi yang bisa di bilang dipeluk. Namun Gia tersadar kala tangan itu melepaskannya. Dan saat Gia berbalik ingin mengetahui siapa Pria itu, wajah Gia sangat dekat dengan wajah Pria itu.
" Tampan. " bisik hati Gia.

Sudah lama aku suka menulis dan membaca.
Dulu sewaktu SMA dan Kuliah aku sering membuat cerpen kadang novel yang kutulis di buku.
Well aku suka berimajinasi kadang nulis romance kadang juga horor atau cerita cerita penyihir gitu.

Setelah jaman makin maju atau aku aja yang beberapa tahun ini baru ngerti yang namanya e book atau waty ini mulailah suka baca di waty atau jajan ebook.

Kali ini kuberanikan diri buat nulis lagi. Semoga kalian menikmati apa yang aku tulis. Maaf kalau masih banyak kesalahan atau cerita yang ngalor ngidul karna aku bener2 baru belajar menulis lagi setelah sekian lama.

Jayapura, 7 Juni 2020

Salam sayang
-ghee-

Kamu (PDF Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang