TIGA BELAS

1.2K 159 36
                                    

Gia terjaga dari lelapnya. Jogja hari ke empat, harusnya Gia sudah bersiap untuk pergi ke pantai di Gunung Kidul bersama Angga sepupunya pagi ini jam tujuh. Dan ini baru jam empat pagi.

Melepaskan diri dari dekapan Hafiz yang masih terlelap, Gia masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan mengganti pakaiannya, karena Gia masih mengenakan pakaian semalam yang ia pakai saat pergi dengan Angga ke Mall.

Memakai gaun tidur berwarna gelap, Gia kembali keranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memakai gaun tidur berwarna gelap, Gia kembali keranjang. Bergelung di balik selimut bersama Hafiz. Yang sebelumnya Gia mengirimkan pesan kepada Angga untuk membatalkan rencana mereka menyusuri pantai di Gunung Kidul.

Di pandanginya wajah tampan Hafiz yang masih terlelap. Tangan Gia terulur meraba jambang Hafiz di dagunya yang sudah sedikit di cukur.

"Jangan membangunkan macan yang sedang tidur, Sayang!" bisik Hafiz telinga Gia.

Gia salah tingkah, saat tangannya akan menjauhi wajah Hafiz namun justru Hafiz menarik lembut jemari Gia, membawanya ke bibir untuk di kecup.

"Bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang.. " Gia memekik saat tangan Hafiz yang lain mengelus pahanya yang bebas dari halangan pakaiannya.

"Ya, Sayang? Kamu ingin ini kan?" dengan gemas tangan Hafiz meremas pantat Gia. Dan saat Gia akan menjerit geli, bibir Hafiz menyambar bibir Gia. Jeritan Gia-pun tenggelam dalam ciuman mereka.

Memainkan kewanitaan gadisnya dengan jarinya, sungguh membuat Hafiz semakin menggila karena erangan Gia yang menggema di gendang telinganya.

Jerit kepuasan Gia lolos saat jemari Hafiz membawanya kepuncak. Dalam lemas setelah diterpa badai gairah, Hafiz menyatukan diri dengan tubuh Gia.

"Oh.. Abang!"

Berusaha membiasakan diri dengan milik Hafiz yang berada dalam dirinya, Gia mengimbangi gerakan liar Hafiz. Remasan pada payudaranya makin meningkatkan gairah Gia. Dan akhirnya gairah keduanya mereda setelah pelepasan mereka.

"Sebaiknya kita mandi. Bersama!" bisik Hafiz dijawab anggukan Gia.

Sungguh mandi yang Gia pikir benar-benar mandi, namun nyatanya Hafiz melanjutkan satu sesi bercinta di dalam kamar mandi.

Bercinta? Cintakah Hafiz padaku? tanya Gia pada diri sendiri.

Selesai kegiatan "mandi" mereka, kedatangan tamu yang tak diduga membuat Gia malu setengah mati.

🌺🌺🌺

Pletak

Suara pukulan terdengar di kamar inap Gia. Pukulan tas milik Bu Laila di kepala Hafiz.

Hafiz melirik Sasa yang datang bersama Ibuknya. Hafiz memelototi adiknya, namun Sasa hanya mengangkat bahu cuek.

"Anak kurang ajar ya kamu! Ibuk minta kesini buat minta maaf sama Gia! Bukannya bikin kesalahan lagi!"

"Kalau aku belum maafan sama Gia, nggak mungkin donk aku masih disini." jawaban Hafiz membuat Ibunya akan memukul kepala Hafiz lagi, namun segera di cegah oleh Gia.

"Bu, Gia nggak apa-apa kok. Jangan pukul Abang lagi yah Bu." Gia memohon.

Sasa yang memulai keisengannya akhirnya malah memegang bahu Ibunya mencoba menenangkan, di bantu Gia yang menggenggam kedua tangan Bu Laila.

"Sekarang kalian siap-siap pulang! Kalian akan Ibuk nikahkan lusa!" putus Bu Laila dan dijawab anggukan kedua terdakwa, Gia dan Hafiz.

Sasa tersenyum penuh kemenangan. Pada akhirnya luka Gia akan sembuh oleh si pemberi luka, dalam hal ini adalah Abangnya yang bodoh, Hafiz.

Hahahahaha..

Sementara kesampingkan dulu soal Rumi yah...

Di sini masih pengen nunjukin sayang sayangannya si Duda ganteng sama gadis tapi udah nggak perawan..

Oke nggak papa kan kalau cuma sedikit..

Berhubung disini usah mau tengah malem, mari kita bobok sambil bayangin si Abang Hafiz yang ganteng... Jangan bayangin macem2 loh yah.. 🤭🤭🤭🤭

See u next part

Jayapura, masih 16 Juni 2020
23.12 WIT

Salam sayang

-ghee-

Kamu (PDF Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang