SEBELAS

1.1K 157 37
                                    

Maap yah tadi thor ini sibuk marathon MC sampek kepala pening n tepar...  he he pecinta game nih aku.. Okelah buat yang dari kemaren nunggu Abang.. Abang datang nih Gia sayang 😘😘😘

Setelah satu minggu di rawat, hari ini Gia diperbolehkan pulang. Kemarin Gia  menghubungi orang tuanya yang ternyata melanjutkan perjalanan ke Inggris dari Semarang. Papanya mendapat undangan peluncuran mobil baru di sana.

Satu minggu itu Gia hanya di temani Mbok Yah dan terkadang Alina jika sahabat Gia itu sedang tidak kerepotan. Karyawan Gia menjenguknya sehari sebelum Gia pulang. Kesibukan di Sweet tanpa adanya Gia membuat Rini yang diserahi tanggung jawab oleh Gia sedikit kerepotan sehingga baru kemarin datang menjenguk.

Wajah Gia yang masih pucat terlihat oleh Sasa dan Damar yang diminta datang ke rumahnya saat Gia kembali dari rumah sakit.

Berdua dengan Sasa di kamarnya, Gia meminta Sasa untuk menghentikan sandiwara kedekatannya dengan Damar. Insting Sasa yang kuat mencurigai jika telah terjadi sesuatu antara Gia dan Abangnya.

"Mas Dimas bilang beberapa hari ini Abang uring-uringan di bengkel. Beberapa kali ngomelin Ifah tanpa alasan. Abang nggak ada hubungannya sama sakitnya kamu kan?"

Bukan jawaban dari mulutnya malah air mata Gia yang mengalir membasahi pipinya.

"Gia, Abang ngapain kamu?" Sasa meremas jemari Gia, mencoba menguatkan hati Gia.

Gia menjelaskan semua yang terjadi antara dirinya dengan Hafiz, meminta Sasa untuk tidak mengatakan kepada siapa pun, terutama Bu Laila. Tidak juga mengungkit hal itu di hadapan Hafiz.

"Kamu yakin aku nggak harus marahin Abangku? Kalau terjadi apa-apa sama kamu gimana? Hamil misalnya?" Sasa mencoba meyakinkan Gia untuk meminta pertanggung-jawaban Hafiz.

Gia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak mau paksa Bang Hafiz lagi. Untuk beberapa saat kedepan aku nggak mau bertemu dia."

Gia hanya ingin ketenangan untuk saat ini. Entah hamil atau tidak nantinya, Gia tak ingin Hafiz hanya bertanggung jawab pada perbuatannya tanpa rasa cinta.

"Oke kalau itu mau kamu saat ini, aku nggak ber-hak maksa kamu kan. Tapi kalau kamu butuh aku dan Ibuk. Kita selalu ada buat kamu, Oke Sayang!?" Sasa memeluk Gia.

🕊🕊🕊

Gia menitipkan Sweet pada Alina dan Rini sementara, selama dia berlibur ke Jogja satu minggu kedepan. Gia butuh ketenangan, benar-benar tenang untuk menyembuhkan luka di hatinya.

Yogyakarta menjadi tempat pilihannya berlibur. Gia menyukai hiruk pikuk malam disana, orang-orangnya yang ramah, makanan yang manis kesukaan Gia seperti gudeg.

Hotel tempat Gia menginap terletak di tengah kota Jogja. Tiga hari kedepan ia akan berjalan - jalan di pusat kota, lalu sisa liburannya akan dihabiskan menyusuri deretan pantai di daerah Gunung Kidul.

Pada hari ketiga berada di Jogja, saat sedang mengantri makanan bersama sepupunya Angga, Gia disuguhi tontonan yang menyakitakan hatinya. Gia melihat Hafiz bersama seorang wanita direstoran yang sama di dalam Malioboro Mall.

Kenapa dunia sempit sekali! Sebelum menitikan air matanya Gia memutuskan meninggalkan antrian menarik lengan Angga.

Kedatangan Hafiz ke Jogja adalah karena paksaan Sasa yang memintanya untuk meminta maaf pada Gia.

Sasa tak bisa membiarkan Abangnya terus dibodohi kecemburuan yang bisa terus menyakiti kedua orang yang di sayanginya.

"Abang nggak mau aku aduin sama Ibuk kan!" Sasa mendatangi Hafiz di bengkelnya saat tahu dari Alina jika Gia pergi ke Jogja.

"Sekarang juga Abang temuin Gia di Jogja, atau aku bilang sama Ibuk kalau Gia sakit gara-gara kemesuman Abang!" ancam Sasa.

"Gia udah punya Damar kan? Semudah itu kok dia mesra-mesraan sama Damar di rumah sakit, kali aja sakitnya itu karena sibuk nempelin Damar." elak Hafiz.

"Abang bodoh! Kalau Gia nggak cinta sama Abang, nggak bakal dia kasih kesuciannya sama Abang!" kesal karena Hafiz tak mengacuhkan Gia.

Hafiz mengikuti Gia yang berjalan keluar dari Hotel malam itu. Mereka sebenarnya menginap di hotel yang sama.
Mengikuti Gia yang digandeng seorang pria muda yang tak dikenali Hafiz, mereka berjalan kaki dari penginapan ke Malioboro Mall. Saat akan menghapiri Gia, sebuah tangan menarik lengan Hafiz.

Rumi!

"Kita ketemu lagi, Bang!" Rumi menarik Hafiz duduk di salah satu kursi pelanggan yang kosong tanpa tahu malu.

"Aku nggak ada waktu ngladenin kamu!  Lepasin tangan kamu!" Hafiz merasa risih. Pandangan Hafiz beradu dengan Gia yang menyadari keberadaanya, Gia pergi menarik pria muda yang sedari tadi bersamanya.

Hafiz memaki Rumi di restoran itu. Dia benar-benar muak dengan tingkah Rumi yang tak tahu malu. Tidak ingatkah Rumi jika dia sebegitu mudahnya berselingkuh di depan matanya di rumah mereka dulu.

Menyentak tangan Rumi agar terlepas dari lengannya, Hafiz berlari keluar mengejar Gia.

"Gia!" teriak Hafiz di lorong jalanan Malioboro mencoba menghentikan Gia.

Angga mendengar nama sepupunya di panggil, berhenti dan berbalik mencari orang yang memanggil nama sepupunya. Gia menarik Angga untuk memeluknya, menyembunyikan wajahnya yang dibasahi air mata.

"Mbak, jangan nangis lagi dong! Kalau ada masalah sama orang itu, selesaikan dulu, aku temani Mbak disini." kata Angga menepuk punggung Gia yang bergetar karena tangisannya.

Menghapus air matanya Gia mencoba menegarkan diri, dia harus bisa menghadapi Hafiz.

Segini dulu ya readers.. Masih belum fit krn kepala berdernyut.

See u next part

Jayapura, 16 Juni 2020
12.15 WIT

Salam sayang
-ghee-

Kamu (PDF Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang