Lupakan aku, jika itu memang satu-satunya cara agar kamu bisa kembali bahagia.
Cintai dia, jika dia memang satu-satunya alasan agar kamu bisa kembali tersenyum.
Aku tak pernah mengapa, jika kamu memang salah satu orang yang ditakdirkan Sang Pemilik Semesta untuk kembali meninggalkanku, sama seperti mereka yang lain.
Anggap saja, itu semua sebuah kebetulan. Kebetulan ketika aku bertemu denganmu, kebetulan ketika aku mencintaimu, dan kebetulan ketika kamu meninggalkanku.
Sebuah kebetulan, yang kemudian juga secara kebetulan kembali menggoreskan luka di hatiku, —dengan dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Poem for You
PuisiBukan seorang yang puitis, yang pandai merangkai kata menjadi prosa. Bukan juga seorang yang romantis, yang pandai merangkai aksara menjadi bulir cinta. Hanya seorang gadis bodoh yang pernah berjuang begitu keras atas nama cinta, lalu menuliskan s...