16 - Bimbingan Rasa Dinner

39.8K 3.3K 76
                                    

Dududududuuu

Thanks ya buat kalian-kalian yang udah semangatin author dengan voment and follow akun author 

Bagi yang cuek, selamat menikmati cerita  andhaaa, udah lanjut baca ajaaa

Happy readinggg

"Boro-boro Dinner! Makanan aja gak mau masuk dalam mulut mikir revisi sana sini."

Lana killer

****

Klik

"Akhirnya kebuka juga."

Kulihat jam weker masih pukul sepuluh pagi. Ah, senangnya masih bisa rebahan. Padahal tidak sampai dua jam aku bertamu di rumah Bagas, tapi rasanya seperti seharian.

Gimana kita mau tinggal seatap nanti, Pak? Ngarang! Siapa juga yang mau seatap sama manusia killer macam Bagas. Ah, sudahlah.

Saat hendak menutup pintu tiba-tiba ponselku bergetar. "Nomor siapa nih?" Aku mengerutkan kening melihat nomor yang tidak di kenal ini. Akhirnya aku abaikan dan langsung melempar tubuhku ke kasur.

Drrr Drrr Drrr

"Hihh, siapa sih! Ga kenal juga!" Terpaksa aku geser ke atas tombol hijau bergambar gagang telefon.

"Hallo! Dengan Siapa!?"

"Segera kerjakan revisinya! Saya akan tagih sewaktu-waktu!"

Aku menjauhkan sedikit ponselku dari telinga kananku.

Deg Deg Deg Deg Deg

Lana mikirrr mikir

"Pak Bagas?" tanyaku lirih.

Tutt

Sial! Benar kan. Kalau udah kayak gini gausah mikir nebak lagi.

Rasanya ingin ku lempar ponselku ke tembok, tapi sayang. Akhirnya aku gigit ponselku meski keras!

Belum ada 15 menit aku dari rumahnya, sudah ditagih? Hahh!

Padahal setahuku skripsi itu kebebasan mahasiswanya mau menyelesaikan kapan. Nah ini pake ditagih segala.

Oke, Lana tenang dan kerjakan. Jangan mengeluh, buktikan kamu bisa. Demi cita-cita yang masih menanti. Aku mengatur nafas dan pikiranku. Semangatttt!

Akhirnya aku harus berkutat lagi pada Bab yang sama.

Waittt, dari mana si killer dapet nomor whatsapp gue?

"Ninoooooo!"

****

Mataku masih saja berada di depan laptop sejak kepulanganku dari rumah Bagas tadi. Lebih tepatnya, sejak menerima telfonnya. Ya, aku hanya meninggalkannya untuk keluar laundry baju-bajuku yang sudah seabrek.

"Lanaaa, ada yang nyarii!"

"Siapa, Sa?!" 

"Ga, tau. Laki-laki tapi."

"Siapa sih jam segini bertamu."

Akhirnya aku keluar untuk menemui tamuku itu.

Ceklek

"Maaf dengan siapa ya?" tanyaku kepada laki-laki tinggi yang membelakangiku. Aku merasa tidak asing dengannya.

Dosen Killer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang